NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:526
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

"Jihan kamu kan pemberani, masuk dan ajak rangga keluar dari ruangan itu" perintah zidan pada jihan.

"Tidak bisa, dia kan bertemu ibunya" ucap jihan lirih.

"Bukankah dia sudah menyerahkan rangga, dia sudah meninggalkan bertahun-tahun, bahkan dia juga tidak pernah menelepon, ibu seperti apa itu?" ucap zidan kesal.

"Itu benar, tapi" ucap jihan seketika sadar bahwa itu adalah ungkapan hatinya.

"Bukankah itu sama dengan apa yang kamu alami, apa kamu juga merindukan ibumu?" tanya jihan.

"untuk apa merindukanmunya, apa dia punya masalah?, Dia tidak pernah menghargai kami, memperlakukan kami seenaknya, jika dia tidak menginginkan kami, dia bisa membuang kami seperti sampah, dan jika dia ingin kami kembali, dia akan menjemput kami sesuka hatinya" ucap zidan dengan sedikit meninggikan nada bicaranya.

"Sudah, sudah, tenang, jika kamu tidak merindukan ibumu tidak apa, tidak perlu marah-marah" ucap jihan meminta agar zidan bisa bersikap tenang.

"Siapa yang menyuruhmu berkata demikian, asal kamu tau, ibuku pergi meninggalkanku untuk bekerja, dia adalah tulang punggung keluarga" ucap zidan tegas.

"Iya aku tau" jawab jihan.

"Aku mau ke kelas, jika kamu mau menunggu rangga, tunggu saja sendiri" ucap zidan bergegas pergi meninggalkan jihan seorang diri menunggu rangga.

Sebelum ke kelas, zidan berlari menuju belakang sekolah, disana terlihat sepi, ia menangis dan menumpahkan kesedihannya, sebenarnya, zidan sangat merindukan ibunya, namun ia juga kesal dengan ibunya, yang meninggalkannya dengan alasan bekerja dan menitipkan pada ayah lian, ibunya berjanji akan segeralah menjemput namun sampai sekarang wanita itu tidak kunjung datang untuk menjemputnya.

Flashback On

"Ibu akan pergi untuk bekerja, setelah ibu dapat pekerjaan, ibu akan kembali, dan menjemputmu" ucap maya pada zidan kecil.

"Ibu, kau harus segera kembali dan menjemputku secepatnya" teriak zidan kecil, saat ibunya pergi meninggalkan dirinya.

Flashback Off

"Bukankah ayah Lian sudah melamarmu, tapi, kenapa ibu tetap pergi dan meninggalkan kami" batin zidan, teringat jika ayah lian pernah memberi ibunya sejumlah uang.

Dikantor, Jihan masih setia menunggu rangga, ia duduk didekat pintu yang terlihat transparan tersebut, ia menunggu sambil menggerakkan jarinya seolah sedang menggambar sesuatu. Rangga terus saja menoleh ke arah pintu dimana terlihat jihan sedang menunggunya.

"Ibu benar-benar menyesal, bisakah kamu memaafkan ibu?" ucap bu titin.

"Apa ada hal lain yang perlu dibicarakan lagi, jika tidak, aku mau pergi" ucap rangga beranjak berdiri dan pergi meninggalkan bu titin.

"Tunggu, aku..." ucap bu titin terhenti saat melihat rangga menghampiri jihan yang duduk di depan pintu dan mengajaknya pergi meninggalkan kantor.

Bu titin menghela nafas pelan, melihat kedekatan rangga dan jihan, ia teringat bahwa dirinya pernah memberikan rangga pada jihan.

Saat berjalan menuju kelas, jihan memeluk erat kakaknya, seolah tidak mau kehilangan sosok kakak seperti dirinya.

"Ini lingkungan sekolah sekolah, jangan sampai ada pihak guru yang melihat kita, dengar tidak" ucap rangga mencoba melepas genggaman tangan jihan yang memeluk dirinya dari samping sambil berjalan.

"Aku tidak perduli, pokoknya aku tidak mau kehilangan kakak" ucap jihan sambil bergelayut manja.

"Soal bertemu dengannya jangan bilang pada ayah ataupun papa" ucap rangga.

Jihan menjawab dengan anggukan.

"Kamu dengar tidak?" ucap rangga.

"Iya, aku dengar" jawab jihan.

"Kalian berdua tetap disitu, dari kelas mana kalian?" Teriak seorang satpam dari lantai dua yang kebetulan melihat ada murid pria dan gadis, bergandengan tangan layaknya orang berpacaran.

"Lari, masih jauh, tidak begitu jelas melihat kita" seketika mereka lari menyelamatkan diri dari kejaran pak satpam.

Setelah berhasil bertemu dengan rangga, walau akhirnya merasa kecewa karena putranya meninggalkan dirinya, bu titin mencoba menghubungi mantan suaminya pak hari, ia mengajak bertemu di sebuah kafe yang berada tidak dari tempat bekerja pak hari.

"Assalamualaikum, Selamat datang di tempat kami, apakah anda sudah pesan tempat sebelumnya" sapa resepsionis dengan ramah.

"Iya, aku sudah pesan tempat sebelumnya untuk dua orang, seharusnya temanku sudah datang" ucap pak hari.

"Atas nama siapa...."

Pak hari menjelaskan dengan siapa ia datang ke tempat itu, kemudian resepsionis mencocokkan identitas pengunjung dan tempat yang sudah di pesan.

"Mari, saya antar" ucap resepsionis

"Terimakasih" sahut pak hari.

Kemudian ia berjalan menemui bu titin yang sudah datang sejak tadi.

"Selamat siang, maaf aku sedikit terlambat, ada pekerjaan yang harus diselesaikan lebih dulu" ucap pak hari setelah bertemu dengan bu titin.

"Assalamualaikum, tidak apa-apa, santai saja, baru satu jam" ucap bu titin sambil menung minuman bersoda untuk pak hari.

"Waalaikum salam" jawab pak hari. Kemudian duduk di bangku yang sudah disediakan.

"Minumlah, aku bahkan bisa menunggumu lebih lama lagi" ucap bu titin memberikan satu gelas minum minuman bersoda pada pak hari.

"Wah, aku tidak suka ini, berikan saja aku teh hangat, sama seperti dirimu" pinta pak hari.

Bu titin kemudian mengganti gelas dan menuangkan teh hangat untuk pak hari.

"Gaya bicaramu berbeda sekarang" ucap pak hari setelah meneguk teh hangat yang diberikan bu titin.

"Benarkah?, menurutku sama saja seperti sebelumnya" jawab bu titin.

"Kamu terlihat makin muda saja" ucap pak hari memuji penampilan bu titin yang terlihat cantik dengan pakaian dress batik warna coklat.

"anak-anak sudah besar, bagaimana bisa aku masih muda?" jawab bu titin.

"Kamu benar, memang tidak terasa, anak-anak sekarang sudah besar" ucap pak hari manggut-manggut.

"Terimakasih, sudah membantuku mencarikan sekolah untuk putriku" ucap bu titin.

"Tidak perlu berterimakasih, sudah menjadi tugasku untuk saling membantu, ambil ini, dan berikan disekolahnya yang baru" ucap pak hari memberikan berkas berkelakuan baik untuk putrinya.

"Maaf sudah merepotkan" ucap bu titin.

"Tidak apa-apa" jawab pria itu.

"Aku dengar, ibuku masih sering menghubungimu, dia sudah tua, jadi tidak tahu, abaikan saja, jika perlu" ucap bu titin.

"Dia itu, neneknya rangga, mereka keluarga, aku hanya membantu sebisaku" jawab pria itu.

"Kamu masih sama seperti dulu, suka membantu orang lain" sahut wanita itu sambil tersenyum.

"Aku menikahimu waktu itu, karena hal itu, suamimu ada di sini untuk bekerja selama dua tahun bukan?, apa?, kamu juga harus memindahkan sekolah anakmu?, Berpindah-pindah sekolah, itu tidak baik untuk pendidikan anak" ucap pak hari memberi nasehat pada bu titin.

"Aku datang kesini, dan memindahkan sekolah anakku untuk menjaga suamiku" jawab bu titin.

"Suami percaya bahwa keluarga, memang harus tetap bersama....." ucap pak hari terhenti.

"Anak harus beradaptasi dengan orang tua, bukan sebaliknya, jadi kami meminta anak kami datang, ini adalah pendidikan terbaik untuk anak" ucap bu titin menjelaskan maksudnya.

"Kamu benar, berada di samping anakmu adalah hal yang terpenting, kalau begitu, sekarang aku pamit, jika kamu perlu bantuan lagi, katakan saja, aku pasti akan membantumu sebisanya" ucap pak hari.

"Iya, aku tadi bertemu dengan rangga" ucap bu titin tersenyum bahagia.

"Siapa yang menyuruhmu menemuinya? ucap pak hari terkejut.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!