Nona Malam (Nikah Kontrak)

Mawar mengakui jika Rosalina adalah orang yang sangat tegas, wanita itu kini duduk di tepi taman seraya membaca sebuah majalah yang di berikan oleh pelayan Rosalina.

"Untuk apa aku harus membaca majalah-majalah ini.." Gumam Mawar seraya mengeluh kesal, majalah tentang bagaimana memuaskan seorang suami dan juga tentang bagaimana mengurus seorang anak.

Tapi Mawar tertawa tipis, jika mengingat hubungannya dengan Arga hanyalah sebatas sebuah pernikahan kontrak. Bagaimana jika Rosalina tahu akan hal itu, Mawar tidak bisa membayangkan bagaimana ekspresi wajah wanita itu.

Di saat Mawar tengah duduk dan menikmati angin sepoi-sepoi, ia mendengar suara keributan yang tak jauh darinya. Rasa ingin tahunya mulai muncul, Mawar menyimpan majalah yang ia baca dan berjalan ke arah sumber suara.

Mawar melihat sosok Alysa tengah bersama dengan Reni, dan juga kedua anak Alysa. Di depan mereka ada Ayu dengan ekspresi bingung dan kesal.

"Ma, aku enggak mau tinggal di tempat kumuh itu. Aku ingin pulang ke sini dan tinggal di rumah ku.." Ucap Alysa dengan nada tinggi, ia memeluk kedua anaknya.

"Iya Mama tahu, tapi kau harus sabar." Jelas Ayu.

"Oma.. Oma udah enggak sayang lagi yah sama kita." Kedua anak Alysa mengeluh dan menatap penuh rasa sedih pada Ayu.

"Aku sayang pada kalian semua, tapi di rumah ini masih ada wanita tua itu." Jelas Ayu yang berusaha untuk menenangkan anak dan juga cucunya.

"Ini rumah kita, kau sekarang nyonya rumah di tempat ini. Harusnya wanita tua itu yang pergi dari rumah ini, kenapa kita harus mengalah? Kita adalah pemilik rumah ini, kenapa sih Mama harus takut dengan wanita tua itu." Maki Alysa kesal, dengan keputusan ibunya yang malah membuat mereka harus pindah dulu ke tempat lain.

"Alysa, wanita itu bukan persoalan yang mudah. Jadi sebaiknya kau bersabar dulu, setelah wanita itu pergi kau bisa kembali lagi ke sini." Jelas Ayu seraya memegang kedua pundak Alysa.

Alysa nampak kesal dan marah, ia langsung berbalik masuk ke dalam rumah. Ayu yang melihat Alysa masuk ke dalam rumah nampak langsung panik.

"Reni kenapa kau hanya diam saja, cepat hentikan kakak mu." Ucap Ayu panik.

"Biarkan saja Kakak masuk, dia hanya ingin mendapatkan hak nya. Apa itu salah?" Tanya Reni dengan kesal, baginya yang dilakukan oleh Alysa adalah sebuah kebenaran karena mereka berdua harus mendapatkan hak untuk tinggal di rumah ini.

"Kalian berdua memang tidak waras." Maki Ayu, Ayu mengangkat sedikit rok nya dan berjalan dengan cepat untuk menyusul Alysa yang masuk ke dalam rumah.

Mawar yang melihat pertengkaran kecil itu mulai tersenyum tipis, "Wih.. Bakalan ada tontonan seru nih." Gumam nya, ia langsung bergegas masuk dengan pintu lain.

Rosalina tengah duduk di atas kursi goyang, Rangga duduk di pahanya. Wanita itu nampak tengah membacakan buku kesukaan Rangga, "Oma buyut, terus kenapa Pinokio itu hidungnya bisa panjang?" Tanya Rangga.

"Ceritanya belum selesai, Oma bacakan lagi yah.." Ucap Rosalina.

Telinga Rosalina dengan tajam mendengar suara langkah kaki yang berjalan ke arahnya, ia menoleh dan melihat sosok wanita dengan dua orang anak mendekat ke arahnya.

"Jadi kau yang membuat ku tidak bisa tinggal di rumah ku?" Tanya Alysa dengan nada tinggi, ia melampiaskan semua emosinya kepada Rosalina.

Melihat Alysa dan kedua anaknya, Rangga langsung memeluk Rosalina. Wanita tua itu nampak melihat respon Rangga, "Ada apa Rangga, apa kau takut dengan wanita itu?" Tanya Rosalina.

"Oma, dia yang telah menjahati Rangga di sini." jawab Rangga yang tetap memeluk Rosalina.

Rosalina lalu meminta pelayannya untuk membawa Rangga masuk ke dalam kamar, kini hanya ada Alysa dan Rosalina serta dua anak kecil yang menatap Rosalina dengan tatapan kesal dan penuh cemoohan.

"Siapa kalian?" Tanya Rosalina dengan tatapan tajam, ia sama sekali tidak suka dengan orang yang tidak memiliki tata krama di rumahnya.

"Aku putri dari Nyonya rumah ini, apa hak mu melarang ku untuk tinggal di rumah ku sendiri. Memangnya kau anggap dirimu itu siapa?" Tanya Alysa dengan nada merendahkan, melihat sosok Rosalina yang hanya seorang wanita tua yang sudah bau tanah membuat Alysa semakin senang karena wanita tua seperti itu tidak memiliki tenaga atau keberanian untuk melawannya.

Rosalina tertawa saat mendengar hal itu, "Jadi kau anak dari pembantu itu?" Tanya Rosalina.

Ia tahu betul jika ayu adalah pembantu yang dengan sengaja naik ke atas ranjang putranya, meski orang-orang menganggap nya sebagai nyonya rumah tapi di matanya wanita itu tetaplah seorang pembantu.

"Jaga mulutmu itu wanita tua, ibu ku bukan seorang pembantu. Dia adalah istri dari Morgan.." Jelas Alysa dengan senyuman senang.

Rosalina tertawa saat mendengar hal itu, "Pernikahan itu tidak pernah sah, pembantu itu bahkan tidak memiliki surat nikah dengan putra ku. Bagaimana orang seperti itu bisa menganggap jika dirinya telah menjadi istri dari putra ku." Jelas Rosalina.

Alysa terdiam saat mendengar hal itu, kemudian Rosalina berjalan mendekati Alysa. "Bagi ku, sampah tetaplah sampah.. Meski menggunakan pakaian mewah, tapi tidak bisa menyembunyikan identitas aslinya. Aku Rosalina adalah orang yang berkuasa di rumah ini dan juga di perusahaan, dengan satu kalimat dari ku.. Bukan hanya kau, tapi pembantu itu bahkan putra ku bisa ku singkirkan dari hadapan ku detik ini juga. Dan aku bisa membuat kehidupan kalian lebih menderita lagi.." Ucap Rosalina dengan suara lantang, tidak ada rasa takut ataupun gentar dari sorot mata wanita tua itu.

Ayu terlambat datang langsung memasang wajah panik dan bingung, selama Rosalina di sini ia berusaha untuk menyembunyikan diri dan tidak bermain-main dengan wanita itu karena Rosalina sangat kejam dan tidak memiliki belas kasih terhadap orang-orang yang membuatnya kesal.

"Nyonya besar.. Saya mewakili putri saya untuk meminta maaf." ayu buru-buru menarik tangan Alysa untuk meminta maaf.

Rosalina menatap ayu yang baru datang dan langsung meminta maaf, "Coba katanya kepada anak tak tahu diri mu itu, siapa kau sebenarnya." Ucap Rosalina dengan nada memerintah, layaknya majikan yang memerintah pada bawahannya.

Ayu terdiam dan menghela nafas, "Saya adalah Ayu, pembantu di rumah ini." Jelas Ayu dengan suara sedikit gemetar dan menahan marah.

"Apa kau dengar?" Tanya Rosalina seraya menatap ke arah Alysa. "Dan anak tak tahu malu mu itu, mengatakan jika kau adalah Nyonya di rumah ini. Apakah itu benar?" Tanya Rosalina kembali, pertanyaan yang di lontarkan oleh Rosalina seakan tengah mempermalukan Ayu.

Bahkan sikap Ayu yang kini tengah di lihat oleh beberapa pelayan yang sengaja di buat untuk datang dan melihat Ayu yang sedang dipermalukan oleh Rosalina.

"Bukan, saya hanyalah seorang pembantu dan bukan seorang nyonya besar." Jelas Ayu dengan nada marah dan malu.

Alysa terdiam saat melihat sikap ibunya yang selalu bersikap berwibawa saat di hadapan semua orang, tapi kini ia malah bersikap seperti seekor anjing yang takut dengan majikannya.