NovelToon NovelToon
Istri Untuk Sean

Istri Untuk Sean

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Dijodohkan Orang Tua / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:976.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Jiriana

Pertemuan tidak sengaja antara Claire dan Sean di sebuah hotel membuat mereka memiliki hubungan rumit. Pertemuan singkatnya dengan Claire meninggalkan kesan buruk di mata Sean.

Suatu hari mereka dipertemukan kembali dalam sebuah perjodohan. Sean harus menerima perjodohan yang diatur oleh kakeknya dengan gadis desa yang miskin tanpa bisa menolaknya. Tanpa Sean dan ibunya tahu bahwa sebenarnya Claire berasal dari keluarga konglomerat.


"Suatu hari nanti kau akan menyesal karena sudah memperlakukan aku seperti ini." -Claire

"Claire, sebentar lagi, Sean akan membuangmu." -Helena

"Kau adalah istriku, jangan pernah lupa itu." -Sean

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jiriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berpura-pura

Setelah terdiam beberapa saat, Claire membuka mulutnya. "Kak, bagaimana kalau aku akhiri pernikahanku dengan Sean dan kembali dengan Wild?"

Pernikahannya dengan Sean tidak ada yang mengetahuinya. Akan lebih mudah jika berpisah sekarang. Sean juga tidak mencintainya. Dia pasti akan senang jika dia memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. Karena sedari awal ini hanyalah pernikahan yang dipaksakan.

Jack menghela napas halus seraya menatap Claire dengan wajah frustasi. "Claire, ayahmu tidak akan pernah menyetujui hubunganmu dengan Wild. Seharusnya kau tahu sendiri alasannya. Lagi pula, kau baru saja menikah, kenapa sudah mau berpisah dengannya? Suamimu itu, bukankah idaman banyak wanita? Kau tidak takut menyesal nantinya?"

Claire memutar kedua bola matanya dengan wajah malas. "Menyesal apa? Dia sudah memiliki gadis yang disukai. Justru kalau aku bertahan lebih lama lagi dengannya, aku akan lebih menyesal lagi. Lama-lama aku bisa terkena penyakit hati kronis."

Bagaimana bisa dia tahan jika dia harus melihat suaminya bersama dengan wanita yang dicintainya terus-menerus. Baru dua kali melihatnya dengan wanita lain sudah membuat hatinya terusik.

"Claire, sebagai kakak dan temanmu, aku beri saran untukmu. Untuk saat ini jalani dulu pernikahanmu. Jika suatu saat dia menyakitimu dan melewati batas. Aku yang akan membantumu untuk bicara dengan ayahmu."

Claire mengetukkan jari tengahnya di atas meja seraya berpikir. "Baiklah."

Selesai makan malam, Claire berencana untuk pulang ke apartemennya. Saat dia berdiri, dia sudah tidak melihat Sean di restoran itu. Claire berpikir mungkin Sean sudah pergi entah ke mana dengan Helena.

Setibanya di apatemennya, dia melihat apartemennya gelap. Itu berarti Sean tidak pulang lagi malam ini. Dia memang sudah menduganya tadi. Mungkin saja dia sedang bersenang-senang dengan Helena saat ini.

Perlahan dia melangkah masuk dan ketika dia menghidupkan lampu, dia dikejutkan oleh seseorang yang sedang duduk di ruang tamu dengan sorot mata tajam.

"Kenapa kau ada di sini?" tanya Claire dengan wajah terkejut.

Claire hanya merasa heran, kenapa dia duduk di sana dalam gelap tanpaenghidupkan lampunya. Apa dia sengaja menunggunya untuk mengagetkannya?

Sean menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. "Kenapa? Apa aku tidak boleh ada di apartemenku sendiri?"

"Tidak, aku kira kau tidak akan pulang hari ini. Aku hanya terkejut saja." Claire kemudian berjalan menuju kamarnya tanpa menunggu respon dari Sean.

Sebelum sampai di kamarnya, tangannya sudah ditarik oleh Sean. "Aku belum selesai bicara." Wajah Sean terlihat mengeras dan mata kelamnya terlihat menakutkan.

Claire menoleh lalu berkata, "Aku lelah Sean. Apa lagi yang ingin kau bicarakan padaku?"

"Claire, aku tidak peduli apa yang kau lakukan di luar sana saat aku tidak ada, tapi yang harus kau ingat, jangan menimbulkan masalah yang tidak perlu. Jangan sampai kau membuat malu keluargaku."

Claire membalik tubuhnya menghadap Sean dengan dahi mengerut. "Apa maksudmu?"

"Jangan kau pikir aku tidak tahu kalau bertemu dengan pria lain tadi."

Claire tersenyum miring. Rupanya Sean juga melihatnya. Dia pikir Sean tadi tidak melihatnya. "Bukankah kau juga sama, bertemu dengan wanita lain juga?"

Perlahan pengangan tangan Sean mengendur dan kemudian terlepas. "Kau sudah melihatku, tapi kau masih berpura-pura tidak melihatku saat di sana?"

"Bukankah kau pernah bilang kalau kita sedang berada di luar, tidak ada yang boleh tahu mengenai hubungan kita. Aku hanya menjalankan apa yang kau katakan padaku waktu itu," jawab Claire santai.

Sean maju beberapa langkah lalu menjepit dagu Claire dengan jemari tangannya. "Sebenarnya, apa maumu? Kau sudah berhasil menikah denganku, tapi kau masih mencari kesenangan di luar. Tidak cukup aku, kau masih mau mencari yang lain?"

Tatapan Sean begitu dingin hingga membuat Claire secara tidak sadar menelan salivanya.

"Jangan samakan aku dengan dirimu. Aku tidak pernah menghianati pernikahan kita, meskipun aku terpaksa menikah denganmu."

Terpaksa? Ini kesekian kalinya dia mengungkit hal itu tanpa segan sedikitpun. Bagaimana bisa dia mengatakan hal itu dengan mudahnya. Apa menurutnya dia dengan senang hati dipaksa oleh kakeknya untuk menikah dengannya.

Mata hitanya begitu pekat, ada sepercik amarah dalam sorot matanya dan pegangan pada dagunya mengencang. "Claire, ingaaat... Kau yang menyeretku dalam pernikahan sialan ini, jadi jangan pernah kau sebut kalau kau terpaksa. Jika tidak, aku akan membuatmu menyesal telah menikah denganku." Meskipun suaranya tenang, tapi ada aura tekanan dibalik setiap kata-katanya.

Sebelum Claire sempat membalas ucapan Sean, pria itu sudah menghilang diiringi suara pintu yang sudah tertutup dengan keras. Dia pergi lagi. Entah apa yang membuatnya sebegitu marah padanya hingga membutanya enggan untuk tinggal lebh lama lagi bersamanya.

********

Kenz mengetuk pintu ruangan Sean sebelum masuk. Dia berjalan ke dalam setelah mendapatakan sahutan dari dalam. "Tuan Muda, Tuan besar barusan menelponku dan menyuruhmu untuk kembali ke kediaman utama dengan nyonya muda nanti malam."

Sean yang sedang sibuk dengan pekerjaannya seketika menutup dokumen yang sedang dipegang dan menatap ke arah Kenz. "Tuan Besar tadi menelponmu, tetapi tidak kau angkat," lanjut Kenz lagi seolah tahu apa yang sedang dipikirkan oleh bosnya saat melihat sedikit kerutan di wajahnya.

Tuan Sam memang biasanya langsung menelpon Kenz jika Sean tidak mengangkat telpon darinya. Sama seperti hari ini.

"Apa kau sudah selesai menyelidikinya?" Bukannya merespon perkataan asistennya, Sean justru bertanya hal lain.

"Belum. Saya butuh sedikit waktu lagi."

Sean berdiri lalu berjalan menuju dinding kaca transparan dan melihat pemandangan kota dari ruangannya. "Saya memiliki informasi penting, Tuan Muda."

Kenz berjalan mendekati Sean dan berdiri tepat di sampingnya. "Nyonya Muda melamar di salah satu anak perusahaan kita dan akan menjalani tes dua hari lagi."

Mendengar hal itu, Sean menoleh pada Kenz dengan cepat. "Dia melamar di mana?"

"Di Perusahaan Lingha."

Sean menarik kembali pandangannya dari kenz lalu kembali menatap lurus ke depannya. "Minta bagian HRD untuk meloloskannya dan tempatkan dia sebagai sekertaris Direktur Valery."

"Baik, Tuan Muda."

Sore harinya, dia lain tempat, Claire berusaha untuk menelpon seseorang. Beberapa kali panggilan telponnya tidak di jawab hingga suara dingin terdengar di telinganya dari sebarang telpon. "Ada apa?"

Dari nada bicaranya terdengar malas. Karena takut mengganggunya, Claire langsung berbicara intinya. "Kakek tadi menelponku dan menyuruh kita untuk pulang."

"Aku sibuk. Kau pergi saja sendiri."

Belum sempat Claire berbicara, panggilan telponnya sudah diputus oleh Sean.

Claire mengumpat Sean dalam hatinya. Bagaiamana bisa di memiliki suami dengan tempramen seperti itu. Dia kemudian berjalan ke arah lemari untuk berganti pakaian lalu merias diri setelah itu keluar dari apartemennya. Dia memesan taksi dan pergi ke kantor Sean.

Ini adalah pmakam malam pertamanya di kediaman utama semenjak dia masuk ke keluarga Louris. Dia harus pergi dengan Sean, jika tidak, akan membuat tuan Sam kecewa. Saat Tuan Sam menelponnya tadi terdengat kalau dia sangat mengharapakn kedatangan mereka berdua.

Bagaimana bisa Claire menghancurkan harapan tuan Sam begitu saja. Dia harus memohon pada Sean agar mau datang bersama dengannya.

Setibanya di loby perusahaan Sean, Claire menelponya. "Sean, aku di bawah. Jika kau tidak turun, aku akan menerobos masuk ke dalam kantormu," ancam Claire, "kau pasti tidak mau bukan kalau ada yang tahu mengenai hubungan kita."

Tidak ada jawaban dari telpon di sebrang sana. Yang terdengar hanyalah suara panggilan yang terputus. Claire menghela napas saat tahu kalau Sean kembali mematikan telponnya. Dia bahkan tidak tahu apakah Sean mau menemuinya atau tidak.

Akhirnya setelah menunggu selama 10 menit, Sean terlihat keluar dari lift. Saat Sean melewatinya terdengar dia berbicara padanya sambil terus berjalan. "Temui aku di parkiran mobil." Tidak ada senyuman sama sekali di wajah Sean. Justru wajahnya terlihat seperti sedang menahan amarah.

Wajar saja dia marah, selama ini belum ada yang berani memerintah bahkan mengancamnya. Meskipun dia sudah menyangdang status sebagai istrinya, itu tidak cukup baginya untuk bisa memerintah seorang Sean.

Setibanya di parkiran, Claire melihat pintu bagian belakang terbuka, itu artinya, Sean menyurunya untuk masuk ke dalam mobilnya. Saat dia baru saja duduk di kursi belakang. Tubuhnya di sudutkan oleh Sean di pintu mobil yang sudah tertutup.

"Berani sekali kau mengancamku seperti tadi. Kau pikir aku takut dengan ancamanmu?" Suaranya terdengar berat dan dingin.

Claire berusaha untuk tetap terlihat tenang meskipun dia sedikit takut saat melihat tatapan menusuk dari Sean. "Maaf, aku tidak bermaksud mengancanmu. Hanya itu caranya agar kau mau menemuiku. Kakek sangat mengharapkan kehadiran kita berdua. Kalau tidak datang bersamaku, aku khawatir kakek akan kecewa. Kau tahu sendiri, belakangan ini, kesehatan Kakek menurun. Dia sedang tidak sehat. Setidaknya lakukan ini demi kakekmu. Aku tahu kau membenciku, tetapi aku mohon, bisakah kau melupakan sejenak kebencianmu demi kakekmu?"

"Jadi, kau ingin aku datang bersamamu dan berpura-pura di depan kakek?" Nada bicara datar dan ada kedinginan dalam sorot matanya.

Claire menatap berani mata Sean yang sedang menunduk menatap ke arahnya juga. "Hanya malam ini. Aku hanya tidak ingin menambah beban pikiran Kakek. Setidaknya kakek tidak akan mengkhawatirkan kita jika kita berpura-pura di depannya?"

Sean terdiam beberapa saat setelah itu berkata, "Kau ingin aku memainkan peran sebagai suami yang baik di depan kakekku. Atas dasar apa kau bisa bernegoisasi denganku?" Ada nada mencemooh dalam ucapan Sean.

"Aku adalah istrimu. Setidaknya aku memiliki alasan itu," jawab Claire dengan berani.

Cengkraman Sean mengendur. Dia tidak menyangka kalau Claire akan menggunakan statusnya demi bernegoisasi dengannya. Meskipun terkejut, Sean dengan cepat merubah ekspresi wajahnya menjadi datar.

"Baiklah. Aku akan menemanimu bermain sampai akhir, Nyonya Sean. Persiapkan saja dirimu. Jangan menyesalinya nanti." Sean menyeringai sebelum melepaskan cengkraman pasa dagu Claire.

Bersambung...

1
kyo
Luar biasa
bunda syifa
lebih enak d baca klo pakai "pak" atau "tuan" aja Thor, daripada pakai panggilan "CEO Sean",...
maaf sekedar masukan 🙏
Linda Febri
Luar biasa
Bola nasi
hadehhhh baru sadar ya kamu Sean /Angry/
Bola nasi
sepertinya felix gak bener2 suka sma Claire deh, mungkin dia sudah sekongkol dgn kakek sam buat Sean sadar klo dia suka sma Claire
Fajar Ayu Kurniawati
.
Bola nasi
Luar biasa
Omah Tien
sufah mau habis ko masi bohong benci jadi nya
Dyah Oktina
ahhhhhhhh....akhirnya happy end 😍
Dyah Oktina
dasar sean... modus.... 🤭
Dyah Oktina
punya bapak gila harta...anak d jual.. dasar gemblung
Dyah Oktina
itulah jalan jodohnya felix... terima aja dgn iklas..🤭
Dyah Oktina
Luar biasa
Diny Julianti (Dy)
makany sadar diri, situ yg ngga jujur malah nyalahin org
Diny Julianti (Dy)
makany ngomong terus terang, egois siy lu
Dyah Oktina
setia kawan bener kamu nicko.. keren banget deh
Ramlah Usman
ya suka peran nya claire jgn takut pd pelakor hhahaha tau rasa kmu helena /Joyful//Grin/
Ramlah Usman
Luar biasa ceritanya ... ini best sekali
suka semua watak2 dalm novel ini... perannya
clair biar d tindas tp tidak lemah.happy ending.
semoga terus succes berkarya thor
Diny Julianti (Dy)
sean bneran egois
Dyah Oktina
nak kan...kan..emang kla nfak ada komunikasi.. bubar deh..😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!