Rey Clifford, tuan muda yang terusir dari keluarganya terpaksa menjadi gelandangan hingga dipungut dan direkrut kedalam pasukan tentara. Siapa sangka bahwa di ketentaraan, nasibnya berubah drastis. dari yang tidak pandai menggunakan senjata, sampai menjadi dewa perang bintang lima termuda di negaranya. setelah peperangan usai, dia kembali dari perbatasan dan di sinilah kisahnya bermula.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Edane Sintink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ryden merasa dipermainkan
...Bab 29...
Tenggat waktu yang diberikan oleh Ryden kepada Tuan Marlon telah berakhir sore ini. Sesuai dengan janji, Ryden yang ditemani oleh Jacob bersama delapan orang bawahannya pun mendatangi kantor besar Sky provider.
Awalnya mereka mengira bahwa Tuan Marlon akan pasrah dan dengan sukarela menyerahkan Sky provider kepada keluarga Clifford. Jelas mereka beranggapan bahwa Tuan Marlon sangat terintimidasi ketika kemarin mereka mendatangi Sky provider. Bermodalkan rasa percaya diri yang besar, mereka pun datang sekali lagi dengan lagak angkuhnya yang sangat menjengkelkan.
Berbeda dengan kemarin, hari ini mereka tidak mendapatkan halangan apapun. Baik itu dari Resepsionis, maupun dari petugas keamanan yang biasa menjaga keamanan di kantor besar Sky provider tersebut. Hal ini semakin menguatkan kepercayaan Ryden bahwa Tuan Marlon benar-benar akan menyerahkan perusahaan tersebut dengan harga satu miliar. Hanya saja, yang tidak mereka ketahui adalah, ketenangan seperti itu adalah bom waktu yang akan meledak dan membuat mereka menyesali keputusannya menginjakkan kaki di kota Utara ini.
"Hmmm.., selamat untuk anda Tuan muda karena akan menjadi CEO di perusahaan Sky provider. Dengan begini, walaupun anda tidak menjadi kepala keluarga Clifford yang seterusnya, namun hanya dengan perusahaan yang sangat berkembang seperti ini, itu sudah lebih dari cukup. Ditambah lagi dengan dukungan pasar yang besar dari Clifford Group corporation. Anda benar-benar akan menjadi tuan muda legendaris. Kemungkinan kepala keluarga akan sangat menghargai Anda,' kata Jacob dengan nada suara yang penuh dengan kepercayaan diri. Tak lupa dia juga menjilat kepada Ryden.
Tak heran jika Jacob sangat menjilat seperti barusan. Dikalangan orang-orang yang pernah bersentuhan dengannya, dirinya lah yang paling tidak tahu malu. Dia ibarat pucuk pohon yang tinggi. Kemana angin berhembus, kesitu lah dia condong. Dimana ada keuntungan, di situ dia menjadi benalu.
"Hahaha. Kelak, aku tidak akan melupakan jasa-jasa mu kepadaku. Berkat kepintaran mu dalam merangkai kata, Tuan Marlon menjadi ketakutan. Ketika aku menjadi CEO, aku akan meminta Paman untuk memberikan 2% saham kepadamu. Dengan nilai pasar perusahaan yang berjumlah miliaran, dividen dari 2%saham saham tersebut akan bisa membuat mu menjadi kepala pelayan terkaya diantara kepala.pelayan dari tiga keluarga lainnya," kata Ryden sambil terus melangkahkan kakinya menuju ruang kerja Tuan Marlon.
Kata-kata seperti inilah yang ditunggu oleh Jacob. Ibarat orang sedang mengantuk diberi bantal, dia semakin bersemangat dengan trik menjilat dan wajah tebal tak tau malu yang dia miliki. Sepanjang perjalanan, dia terus memuji dan menyanjung Ryden membuat hidung pemuda itu kembang kempis.
Sementara itu, Tuan Marlon sendiri yang sudah mengetahui bahwa Ryden dan Jacob telah tiba di kantor pun segera menghubungi Rey, dan memberitahukan bahwa dia harus segera datang.
Setelah menerima umpan balik yang dia harapkan dari Rey, Tuan Marlon pun mengakhiri panggilan.
Baru saja panggilan berakhir, pintu ruang kerjanya pun didobrak dengan kasar. Kemudian, setelah pintu terbuka, sepuluh orang pun segera memasuki ruangan itu dan tanpa basa-basi, seolah-olah ruangan itu adalah milik pribadi mereka, Jacob pun segera meminta Tuan Marlon untuk berdiri dan menyerahkan kursi tersebut untuk diduduki oleh Ryden.
"Hmmm. Bagus. Ternyata kau tau apa yang seharusnya kau lakukan," puji Ryden membuat Jacob tersenyum sambil mengejek ke arah Tuan Marlon. Sedangkan Tuan Marlon yang tidak mau merusak rencana Rey hanya diam saja. Jelas dia tidak akan terpancing hanya dengan provokasi murahan seperti itu.
"Tuan Marlon. Waktu yang telah aku berikan telah habis. Sekarang, aku menunggu apa jawab mu?!" Kata Ryden sambil menaikkan kakinya ke atas meja. Lagaknya benar-benar telah menganggap bawah kantor tersebut adalah miliknya yang sah.
"Benar Tuan Marlon. Kami menunggu jawaban dari anda. Oh maksud saya, kami menunggu penandatanganan anda untuk akuisisi perusahaan ini. Ingat, tuan besar Hendrix bukanlah orang yang penyabar. Jika anda menandatangani perjanjian akuisisi perusahaan, maka anda akan mendapatkan kompensasi sebesar satu milyar. Tapi jika tidak, kemungkinan tidak akan ada lagi yang tersisa untuk anda. Lagi pula, anda kan sudah tua. Sudah waktunya untuk pensiun. Biarkan mereka yang masih muda yang bekerja," kata Jacob menimpali.
"Begitu kah?" Cibir Tuan Marlon.
"Apa maksudmu dengan pertanyaan seperti itu? Kesabaran ku ada batasnya. Aku peringatkan, jika anda tidak menyerahkan perusahaan ini dalam sepuluh menit, jangan harap anda bisa keluar dari ruangan ini hidup-hidup!" Ancam Ryden kepada Tuan Marlon. Dikiranya, Tuan Marlon akan ketakutan dan berpikir keras seperti kemarin. Tapi hal sebaliknya, Tuan Marlon malah tersenyum. Ini yang membuat Ryden semakin jengkel.
"Apakah anda menganggap saya bercanda?" Ryden bangkit dari duduknya, kemudian membanting tangannya di atas meja. Lagaknya ini persis seperti seseorang yang sedang mengancam anak yang baru berusia lima tahun. Dia lupa siapa Tuan Marlon ini. Intimidasi seperti itu belum apa-apa baginya. Kemarin ya, memang dia sempat khawatir dengan ancaman dari Ryden. Tapi itu kemarin. Setelah mendapatkan dana yang cukup dari Rey, kekhawatiran kemarin menjadi hilang dan digantikan dengan tekat untuk membuktikan bahwa dirinya tetaplah Marlon yang pernah saling bergandengan dengan Tuan besar Clifford dalam mendirikan perusahaan Clifford group corporation.
"Menurut mu, kalau pun aku setuju untuk menyerahkan perusahaan ini kepadamu, apakah tanda tangan ku berlaku? Ingat! Seminggu yang lalu Rey telah datang dan mengambil hak nya atas perusahaan ini. Dan itu dilakukan dengan ketentuan hukum yang berlaku. Kau terlambat, Ryden. Andai kau tiba delapan hari yang lalu, kemungkinan perusahaan ini akan menjadi milikmu. Jika kau memaksa, maka carilah Rey Clifford, dan silahkan untuk meminta perusahaan ini kepadanya!" Balas Tuan Marlon. Kemudian, dia mengambil kursi secara acak, lalu duduk dengan kewibawaan yang tidak perlu dipertanyakan lagi.
Ryden benar-benar merasa dipermainkan oleh orang tua ini. Jika sudah seperti ini, mengapa kemarin orang tua itu sangat ketakutan. Mengapa dia tidak mengatakan bahwa sebenarnya perusahaan ini adalah milik sepupunya dan bukan milik Tuan Marlon pribadi. Perlu diketahui, hanya Hendrix dan Jacob saja yang melacak informasi tentang perusahaan Sky provider. Sedangkan Ryden, dia tidak tau apa-apa. Bagi anak manja yang selalu dimanjakan, dia hanya tau terima jadi tanpa mau berusaha. Itulah mengapa dirinya merasa dipermainkan oleh Tuan Marlon saat ini.
Prak..!
"Kau mempermainkan aku, Tuan Marlon. Apa kau mau mencari mati?" Ujar Ryden sambil memukul meja.
Melihat Ryden yang gusar, Tuan Marlon hanya mengangkat bahu dan terus duduk di kursi yang dia duduki tanpa bergeming.
"Aku tidak mau tau. Panggil Rey sekarang! Jika dia tidak datang dalam sepuluh menit, maka aku akan menghabisi mu di sini," Ancam Ryden sembari memberi isyarat kepada anak buahnya untuk menyandra Tuan Marlon. Namun, belum lagi delapan anak buahnya bergerak menuruti perintah, tiba-tiba terdengar suara yang datang dari luar.
"Aku di sini. Tidak perlu repot-repot menunggu sampai sepuluh menit!" Kata suara itu.
Sebelas orang yang ada di ruangan itu segera menolehkan kepala mereka masing-masing kearah darimana datangnya suara tadi.