Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)
°°°
Menikah dan hidup bahagia dengan pasangan adalah impian semua orang. Namun, bagaimana jika kalian menikah tapi tidak bahagia. Apa tujuan pernikahan sebenarnya. Apa hanya mengucapkan janji suci di hadapan sang pencipta, atau hanya sekedar mempunyai teman hidup.
Ini yang dirasakan Mahira atau biasa disapa Rara, gadis yang dipaksa menikah muda oleh orangtuanya karena sebuah janji yang di buat almarhum kakeknya di masa lalu dengan sahabatnya, demi membalas semua kebaikan yang telah sang sahabat berikan.
"Ra, kau maukan menikah dengan cucu kakek Tio. Beliaulah orang yang sangat berjasa dalam hidup kakek Abdul, dulu kakekmu berjanji padanya akan menikahkan cucu perempuannya dengan cucu kakek Tio jika mereka dipertemukan kembali, agar mempererat hubungan antar keluarga," ujar Pak Aziz kepada putri keduanya.
"Tapi Rara masih sekolah Abi."
"Tidak apa-apa nak, kau akan menikah setelah lulus SMA nanti, beberapa bulan lagi."
"Kenapa harus Rara Bi, kenapa tidak kak Luna saja." Jelas-jelas kakaknya Luna sudah lebih dewasa dari pada Rara, tapi kenapa Abi lebih memilih Rara.
"Kakakmu itu sudah terlanjur masuk kuliah nak, biarkan dia menyelesaikan kuliahnya. Kau nanti bisa kuliah setelah menikah, mereka pasti mengijinkan mu."
Pria yang disapa Abi oleh putrinya itu masih bersikeras dengan keputusannya.
Rara menangis pilu, ia masih ingin menikmati masa mudanya dengan bersekolah, kuliah dan menghabiskan waktu bersama teman-temannya tapi dia harus dihadapkan pada perjodohan yang kakeknya ucapkan dulu.
"Abi mohon nak, Abi juga tidak tau jika kakekmu dulu menjodohkan cucunya. Tiba-tiba kakek Tio datang dan menagih janji almarhum kakekmu."
Abi sebenarnya juga tidak tega, tapi ia tidak punya pilihan lain. Alasan kenapa ia memilih Rara hanya karangan yang ia buat, sebenarnya kakek Tio lah yang memilihnya sendiri.
"Sabar nak, mungkin ini jalan yang Allah tentukan untuk mu. Jodoh tidak ada yang tau nak dan kapan ia datang juga tidak bisa ditebak." Umi mencoba memberi pengertian pada putrinya.
Dulu kakek Abdullah berteman dekat dengan kakek Tio. Mereka kemana-mana selalu bersama dan juga membangun pabrik Tahu bersama, tapi semua modal usaha dari kakek Tio karena dia anak dari orang yang cukup berada pada saat itu.
Suatu hari karena orang tua kakek Tio sakit dan harus di bawa ke rumah sakit yang lebih besar di kota, mereka akhirnya berpisah dan sebelum kakek Tio pergi, beliau menyerahkan sepenuhnya pabrik tahu itu pada kakek Abdul yang saat ini masih dijalankan oleh putranya yaitu ayahnya Rara. Mereka pun berjanji suatu saat nanti jika bertemu kembali, mereka akan menjodohkan salah satu cucunya.
Karena dulu alat komunikasi masih sangat susah jadilah komunikasi mereka terputus tak ada kabar lagi dari kakek Tio. Dan tiba-tiba seminggu yang lalu kakek Tio datang ke pabrik mencari sahabatnya, setelah tau jika kakek Abdul telah meninggal beliau langsung mengutarakan niat kedatangannya kemari pada Abi.
Abi juga tidak menyangka ada perjanjian seperti itu dulu, kakek Abdul hanya mengatakan jika pabrik tahu itu bukan hanya miliknya itu hanya titipan dari sahabatnya. Jika suatu saat ada yang meminta maka Abi harus rela menyerahkannya.
Abi sama sekali tidak keberatan jika kakek Tio mengambil pabrik tahu yang ia jalankan, karena ia paham di dunia ini semuanya hanyalah titipan Allah. Tetapi kakek Tio telah meminta salah satu putrinya untuk dinikahkan dengan cucu laki-lakinya. Bukankah kita juga di ajarkan agar jangan menolak niat baik seseorang dan Abi sadar anak juga hanyalah titipan dari Allah. Tugasnya sebagai seorang ayah menikahkan putrinya dengan laki-laki yang baik.
Rara masih menangis di dalam kamarnya, ia bukan tidak mau dijodohkan karena mempunyai kekasih tapi Rara merasa belum siap dan masih sangat muda.
"Nak..." panggil Umi dari balik pintu.
"Makan dulu nak, kau belum makan dari siang, Umi tidak mau putri umi sakit." Umi tak kuasa menahan air matanya, sebagai seorang ibu ia bisa merasakan apa yang putrinya rasakan saat ini.
"Rara tidak lapar Umi." Selera makannya sudah hilang sejak Abi bilang ia akan dijodohkan.
Umi semakin sedih mengkhawatirkan keadaan putrinya, dari siang ia mengurung diri di kamar tidak mau makan sama sekali.
"Apa Rara masih tidak mau makan?" tanya Abi dari arah belakang.
Umi menggelengkan kepalanya lemah.
Mereka berdua jadi merasa sangat bersalah karena sudah membuat si bungsu bersedih.
"Apa tidak bisa kita dibatalkan saja perjodohan itu, Bi." Umi dan Abi baru selesai melaksanakan sholat isya.
"Tidak umi, itu amanah dari almarhum ayah. Abi tidak berani mengingkarinya." Abi pun sebenarnya ingin menolak.
"Tapi apa lelaki itu baik untuk Rara, kita belum mengenalnya."
"Kita pasrahkan semuanya pada yang di atas, biarkan Allah yang menentukan jalan hidup putri kita."
Mereka sebenarnya juga tidak tega memaksakan kehendaknya pada Rara.
...
Satu minggu kemudian, kakek Tio datang ke rumah. Beliau kembali mengutarakan niatnya untuk menikahkan cucunya dengan Rara.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam, silahkan masuk Tuan." Abi menyambut kakek Tio dengan ramah.
"Sudah aku bilang jangan memanggilku Tuan, panggil saja kakek Tio." Pria yang sudah berumur lebih dari setengah abad itu menegur Abi.
"Maafkan saya Tu.. kakek Tio, saya belum terbiasa." Abi terdengar kaku saat mengatakannya.
"Mulai sekarang, kau harus terbiasa."
Mereka masuk ke dalam, Abi mempersilahkan kakek Tio duduk lalu ia memanggil istrinya.
"Umi, tolong buatkan minuman untuk kakek Tio." Umi pun segera bergegas ke dapur.
Rara yang mendengar kakek Tio datang hanya diam dikamar, seminggu ini ia sudah memasrahkan semuanya, hidup, mati dan jodoh semuanya sudah diatur oleh sang pencipta.
Kakek Tio datang tidak dengan tangan kosong, ia membawa beberapa buah tangan. Sangat banyak sampai memenuhi ruang tengah rumah itu.
"Jadi, apa kau sudah mengatakannya pada putrimu?" tanya kakek Tio langsung pada intinya.
"Sudah kakek, tapi bolehkah saya tau alasan kakek memilih putri kedua saya bukannya yang pertama."
Kakek Tio tampak mengembangkan senyumnya.
"Tidak ada alasan apa-apa nak. Namun, saat aku melihat wajah mereka di foto saat itu, putri keduamu berwajah sangat teduh dan sepertinya gadis yang penyabar."
Memang benar apa yang dikatakan kakek Tio, dibandingkan dengan kakaknya Rara jauh lebih sabar dalam menghadapi masalah.
"Kakek merasa dia akan sangat cocok dengan cucuku." Kakek Tio tampak berbinar.
"Apa cucu kakek sudah tau tentang perjodohan ini, apa dia setuju kek. Mengingat putri saya hanya gadis desa, mungkin cucu kakek tidak akan menyukainya." Abi terlihat khawatir. Umi yang sudah duduk disebelahnya pun mengusap punggung Abi.
"Mau tidak mau, dia harus mau. Kakek sangat ingin cucu menantu seperti Rara, baik, sabar, penyayang dan cantik. Gadis kota hanya luarnya saja yang cantik, tidak dengan hati dan perilakunya."
Kakek Tio ingat kenapa tiba-tiba ia mencarikan jodoh untuk cucu satu-satunya, saat itu cucunya memperkenalkan pacarnya. Dari penampilannya saja kakek Tio bisa menebak seperti apa gadis itu, dan untuk meyakinkan kakek Tio menyuruh orang untuk menyelidiki gadis itu. Seperti dugaannya, gadis itu bukanlah wanita yang pantas untuk dijadikan istri oleh cucunya.
Kakek Tio pun menolak dengan tegas hubungan mereka dan mengancam akan mencoret namanya sebagai ahli waris. Kakek Tio mengancam akan memberikan seluruh warisannya pada panti asuhan. Padahal ia sudah mengatakan dan memberikan semua bukti tentang gadis itu tapi cucunya lebih percaya pada kekasihnya.
Kakek Tio tidak ingin memulai hubungan persaudaraan mereka dengan kebohongan, maka dari itu ia menceritakan semuanya pada Abi.
Awalnya ini sangat berat untuk Abi, bagaimana ia tega memberikan putrinya pernikahan yang tidak dilandasi cinta dan salah satunya bahkan terpaksa. Abi pun menyerahkan semuanya pada Rara.
Kakek Tio pulang dan akan kembali seminggu lagi untuk menanyakan keputusan mereka. Ia juga paham jika nantinya pihak keluarga almarhum temannya itu menolak lamarannya.
Maafkan aku Abdullah, aku tidak berniat menjerumuskan cucumu dalam kesedihan dan mungkin sulit, tapi aku percaya cucumu bisa membuat cucuku menjadi lebih baik dan terbuka mata hatinya.
Kakek Tio berkali-kali meminta maaf di depan pusara teman masa mudanya. Ya setelah berkunjung ke rumah Abi, kakek Tio menyempatkan diri untuk singgah di pemakaman.
,,,
Rara benar-benar dilanda kebimbangan, mendengar apa yang dikatakan Abi nya. Pasti sulit jika ia menerima perjodohan itu, selain nanti suaminya hanya terpaksa demi harta dan mungkin hatinya juga masih milik wanita lain.
Akan tetapi kalimat terakhir yang kakek Tio ucapkan membuatnya merasa iba. Dengan wajah yang memohon kakek Tio sampai bersimpuh di lantai, memohon agar Rara mau menyelamatkan cucunya agar tidak terjerumus dengan wanita yang salah. Beliau merasa sudah sangat tua dan tidak lama lagi hidup di dunia ini. Dirinya tidak akan tenang bila menyerahkan cucunya pada wanita seperti itu.
Wajah kakek Tio yang sudah mengeriput bahkan berjalan pun ia sudah menggunakan tongkat sungguh membuat miris siapa saja yang melihat. Bagaimana bisa Rara tega melihat kakek Tio memohon seperti itu.
Rara hanya bisa berdoa dan berharap semoga keputusan yang akan ia ambil tidaklah salah.
"Apa kau benar-benar akan menerima perjodohan ini nak?" tanya Abi saat mendengar putrinya berkata mau.
"Iya nak, ini akan sulit untukmu." Umi tidak kalah khawatir.
"Rara sudah yakin Umi, aku sudah menyerahkan kepada Allah tentang keputusan ku. Ini adalah amanah dan takdir ku, bisa saja kan kakek Tio memilih gadis lain, tapi Allah memberikan jalan pada kakek Tio untuk memilihku. Semoga Allah memberikan jalan dan kesabaran untuk ku nanti, agar aku bisa membimbing suamiku dan kita sama-sama menuju surga yang Allah janjikan pada hambanya yang bersabar."
Umi dan Abi menangis memeluk putrinya, tidak menyangka pemikirannya begitu dewasa dan bijaksana. Sebagai orang tua mereka akan mendukung apapun keputusan yang Rara ambil, jika Rara menolak pun mereka akan menjelaskan pada kakek Tio.
to be continue.....
...****************...
...Sobat-sobat othor tersayang yang cantik dan ganteng. Jangan lupa favoritkan novel othor yang baru 🤗🤗...
...Judul: Belaian Tante Jelita...
...Rate: No Bocil Bocil 😂 area dewasa...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 238 Episodes
Comments
Nurma sari Sari
mampir Thor....
2023-03-25
1
Alya Yuni
Orng tua trllu egois
2022-11-30
0
Rahma Q
kemari, gara2 pengen tau cerita Mike dan febby
2022-08-09
1