"Oke, aku mau menikah dengan Kiara," putus pria.
"Alhamdulilah, aku sangat bahagia Bang mendengar keputusan kamu. Kak Ara pasti sangat bahagia karena bisa menjadi istri Abang," balas gadis itu dengan senyum sumringah, ia bahagia karena Kakak sepupu kesayangannya bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
"Tapi aku ada syarat yang harus kamu lakukan."
"Katakan apa syaratnya Bang, aku bakal ngelakuin apapun agar Abang mau menikah dengan Kak Ara."
"Aku mau kamu jadi istriku, aku mau kamu menjadi istri pertamaku. Kiara tetap akan aku nikahi, tetapi dia akan menjadi istri keduaku." Mendengar ucapan dari pria yang ia panggil Abang barusan, jelas gadis itu kaget sekali. Bagaimana bisa punya ide gila seperti itu.
"Aku mau, Bang," putus gadis itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Tak butuh waktu lama, masakan sudah siap. Mereka lalu sarapan bersama di ruang makan, Trissya mengatakan Mandalah yang memasaknya. Mereka tidak tanggung-tanggung memuji masakkan Manda. Manda jadi malu-malu karena dipuji semua orang.
"Kalian hari ini mau ke mana?" tanya Rakha pada anak dan menantunya, karena melihat pasangan pengantin baru itu sudah rapih.
"Kami mau mulai mengurus surat-surat untuk mengesahkan pernikahan kita Pa, aku mau semua cepet selesai. Lalu bisa menikah dengan Manda secara resmi, membuat pesta pernikahan Manda." Digolah yang menjawab pertanyaan Rakha.
"Memang lebih cepat lebih baik, takut terjadi fitnah juga. Kalian memang sudah menikah, cuma yang tahu kan keluarga dan sahabat kalian doang. Jadi takutnya malah dituduh aneh-aneh, kalau ada yang liat kalian mesra-mesraan di jalan," kata Rakha setuju dengan keputusan putranya.
***
Setelah selesai mengurus surat-surat, walau semuanya belum benar-benar beres. Digo mengajak Manda ke rumah Rezka. Malam ini memang rencananya Manda dan Digo menginap di rumah Rezka, sekalian mengambil baju-baju Manda yang masih Manda pakai.
Mereka sudah sampai di rumah Rezka sore hari, Lea yang menyambut kedatangan pasangan pengantin baru itu. Lea sangat bahagia, Manda dan Digo menginap di rumahnya. Baru beberapa hari tidak tinggal dengan Manda, rasanya sangat berbeda bagi Lea. Lea aslinya masih belum bisa melepaskan Manda, tetapi ia tidak punya pilihan lain selain menerima semua. Manda memang sudah dewasa sudah menikah pula, seharusnya Manda memang ikut ke mana pun tinggalnya suaminya seperti dirinya yang juga tinggal bersama Rezka suaminya.
"Pas banget kalian datang, Mommy sudah masak banyak banget. Semua kesukaannya Manda, rencananya Mommy mau gojekkin makannya ke masion Revano agar bisa kalian makan," kata Lea dengan senyum sumringah.
"Mommy harusnya enggak perlu dong repot-repot, kalau Mommy mau masakkin Manda. Mommy bilang aja, biar Manda datang ke sini," balas Manda.
"Enggak repot, ayo masuk yuk. Kita langsung ke ruang makan aja, sebentar lagi juga Daddy kalian pulang," ajak Lea. Manda dan Digo menolak, mereka ingin berkeliling rumah dulu. Habis itu baru ke kamar Manda untuk merapikan baju yang akan Manda bawa ke masion.
Saat berkeliling, mereka berdua berpencar. Manda menghampiri adik kembarnya yang sedang main kolam renang. Sedangkan Digo pergi ke kamar Kaza, Kaza sendiri sedang bermain game di kamarnya.
"Licia! Lidia!" panggil Manda, kedua adik Manda melihat kakak kesayangannya. Langsung berlari menghampiri Manda dan memeluk Manda.
"Kak Manda kok baru pulang sih? Ke mana aja kemarin-kemarin? Aku sama Lidia kan kangen sama Kak Manda," ujar Licia dengan wajah cemberut.
Kedua gadis kecil kembar berusia 7 tahun itu merindukkan Kakak mereka, yang beberapa hari tidak bertemu dengan mereka.
"Iya, benar kata Kak Licia. Aku kangen sama Kakak tau." Lidia membenarkan ucapan Kakak kembarnya.
"Maafin Kakak ya, kemarin Kakak itu ada urusan penting. Jadi enggak pulang ke rumah, kan sekarang Kakak udah di sini jadi kalian enggak boleh sedih lagi ya. Kakak juga bakal nginep malam ini di rumah ini, sama Bang Digo juga loh." Mereka sangat senang bertemu kembali dengan Manda, tetapi mereka bingung kenapa Manda bilangnya hanya menginap malam ini saja.
"Kita maafin kok," kata Lidia dan Licia kompak.
"Oh iya Kak, kok kata Kak Manda nginepnya cuma malam ini doang. Emang Kak Manda mau tinggal di mana kalau enggak di rumah ini?" tanya Lidia dengan polosnya.
Manda bingung harus menjelaskan kepada adiknya yang masih kecil dengan cara apa.
"Kak kok diam aja, Lidia nanya sama Kakak loh." Licia mengingatkan pertanyaan Lidia pada Manda. Manda menghela nafas sebelum menjelaskannya. "Kak Manda akan tinggal di masion Revano sayang, mulai besok. Tapi Kak Manda akan sering-sering nginep di sini kok, sayang. Atau kalian yang nginep di masion juga boleh. Kenapa Kak Manda harus tinggal di masion, karena Kak Manda harus tinggal sama suami Kakak. Bang Digo sudah menjadi suami Kakak sekarang sayang." Setelah menjelaskan dengan panjang lebar, akhirnya kedua adik Manda bisa mengerti. Manda dan kedua adiknya bermain air di kolam.
Di kamar Kaza, Kaza dan Digo bermain game bersama. Awalnya Kaza menolak, ia tidak suka diganggu oleh siapapun. Namun, Digo tidak kehabisan akal untuk merayu Kaza. Agar mengizinkannya main game bersama. Memang hubungan Kaza dan Digo sejak dulu tidak baik-baik saja, tetapi karena Digo sekarang sudah menjadi adik ipar Digo. Jadi Digo berusaha untuk mendekatkan diri dengan Kaza, tidak mau lagi saling bermusuhan seperti dulu.
"Abang yang menang nih, belajar lagi deh kamu Za. Biar bisa kalahin Abang," kata Digo jumawa. Kaza kesal karena sudah bisa dikalahkan oleh Digo." Kebetulan aja kali bisa menang, besok-besok kalau main lagi pasti Kaza yang bakalan menang."
"Iya, nanti lain kali kita main lagi ya. Semoga memang kamu bisa mengalahkan Abang nanti, kalau bisa Abang pasti bakal kasih kamu hadiah."
Lea berteriak memanggil anak dan menantunya untuk makan malam, kebetulan Rezka juga sudah pulang.
"Mommy udah manggil, keluar yuk," ajak Digo pada adik iparnya. Digo hendak keluar duluan dari kamar Kaza.
"Bang!" panggil Kaza, membuat Digo berhenti melangkah keluar dari kamar Kaza. Digo menengok lalu berkata. "Kenapa?"
"Kaza mohon banget, jangan pernah nyakitin Kak Manda. Bukan cuma Mommy sama Daddy yang akan sedih, kalau Kak Manda tersaikit. Kaza, Lidia dan Licia juga akan sangat sedih. Kami sangat menyayangi Kak Manda, selama ini Kak Manda adalah kakak yang sangatlah baik.