Gania Anjasmara, ialah putri tunggal dari pasangan Arya Anjasmara dan Miranda. Di usianya yang baru menginjak usia 3 tahun, Gania harus kehilangan sang Mama untuk selama-lamanya. Kini 15 tahun telah berlalu, Gania telah tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik dan tangguh pastinya karena sejak kecil ia hanya hidup berdua bersama Papanya. Terkadang ia juga dititipkan dirumah Neneknya karena Papanya sibuk bekerja. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Penasaran? Simak terus ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delatama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berangkat ke pesta
Setelah selesai mandi, Gania keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah terlihat lebih segar.
"hmm mau pakai gaun yang mana ya" ia memilih beberapa gaun miliknya
"yang pink atau yang white atau yang biru floral ya" ia masih bingung akhirnya ia berinisiatif untuk bertanya kepada Rere
"Re, gue bagusan pakai mana? Gambar 1,2,3 atay 4?" ia mengirimkan pesan WhatsApp ke Rere
"bagus semua ini mah" balas Rere
"ihh yang paling bagussss yang mana 😡" tulis Gania
"mau kemana sih?" Rere malah bertanya balik
"mau ke pesta temen Papa, cocokan pake mana?"
"gambar 1 bagus tuh" jawab Rere
"beneran nih?"
"eh jangan itu terlalu terbuka, mending yang gambar 2 aja terus makeupnya yang korean look 😍"
"okedeh thx ya" balas Gania
"sama-sama sahabatcuuu" balas Rere
Waktu 20 menit Gania gunakan berganti pakaian dan berdandan. Setelah selesai, ia terlihat sangat cantik dan anggun.
Tak lama kemudian terdengar ketukan pintu
"non, ini Bibi" suara Bi Asih dari luar kamar
"oh iya Bi" Gania menjawab sambil membuka pintu.
Bi Asih yang menunggunya di luar kamar pun takjub melihat Gania dan paras cantiknya.
"aahh non Gania cantik sekali, ayo non Papanya udah nunggu di bawah"
Di lantai bawah
"waa anak Papa cantiknya" Papa Arya yang memakai setelan jas berwarna hitam pun tersenyum melihat putri kecilnya yang kini beranjak dewasa
"ayo Pa" Gania mengajak Papa Arya segera berangkat
Di dalam mobil
"Pak, ke Perumahan Asri Blok 2 nomor 42 ya"
"baik Pak" jawab Pak Sopir
"Pa, nanti ngga lama kan?"
"mungkin engga sayang, emang kenapa?"
"besok kan Gania masih Ujian Nasional Pa, Gania takutnya nanti kecapean terus ketiduran terus ngga bisa belajar hehehe"
"hahaha kalau begitu nanti jam 8 kita pulang ya"
Tak lama kemudian mereka pun sampai ke tempat tujuan
Perumahan Asri Blok 2 Nomor 42
"Surya Artayudha Home's"
Saat Papa Arya dan Gania keluar dari mobil, terlihat Pak Surya juga segera keluar dari pintu utama istananya.
"selamat datang sahabatku" Pak Surya menyambut kedatangan Papa Arya dan Gania
"aa Gania sudah besar sekali kamu nak" ucapnya lagi. Kemudian Papa Arya dan Pak Surya bersalaman, begitu juga dengan Gania.
"mari masuk, acaranya ada di taman belakang rumah" Pak Surya mempersilakan masuk
Kemudian mereka bertiga berjalan bersama menyusuri istana megah milik Pak Surya, setibanya di taman belakang Gania sedikit terkejut karena yang datang tidak lebih dari 20 orang.
"hah gue kira pesta besar ternyata cuma pesta keluarga" ucap Gania dalam hati
Gania menggandeng tangan Papa Arya karena Gania merupakan tipe orang yang pemalu.
"Nak Gibran, selamat ya atas kelulusan S2nya, semoga ilmunya bermanfaat, dan sukses selalu buat Gibran" Papa Arya mengucapkan selamat kepada Gibran, Anak sematawayang Pak Surya.
"terimakasih banyak Om Arya, terimakasih sudah menyempatkan waktunya datang kesini" Gibran berterimakasih dengan sangat sopan
"emm ini putri Om ya? yang dulu waktu kecil sering diajak kesini?" tanya Gibran sambil melihat Gania dari ujung rambut sampai ujung kaki karena Gania memang terlihat menakjubkan
"heheh iya Gi, ini Gania yang dulu kalau kesini selalu mengacaukan mainanmu hahaha"
Gania yang tidak ingat apa-apa pun hanya tersenyum dan merasa kebingungan.
Kemudian mereka dipersilakan untuk menyantap makanan yang sudah tersaji rapi itu. Setelah semua selesai, Papa Arya mengobrol dengan Pak Surya sedangkan Gania duduk di dekat kolam renang.
"Hai, Gania" Gibran menyapa Gania kemudian duduk mendekatinya
"ee hai juga kak" Gania menjawab
"sekarang umur berapa?"
"18 tahun"
"kamu udah besar sekarang, kelas berapa?"
"kelas 12 kak"
"ohh lagi UN ya?"
"iya"
Gania memang tipe orang yang pemalu dan terkadang ia juga cuek.
"haha kamu pasti ngga inget aku ya?" tanya Gibran
"ee maaf engga kak"
Gibran mulai kehabisan kata kata karena Gania pun juga tidak balik bertanya kepadanya.
Tiba-tiba Papa Arya mengagetkan mereka berdua
"hayooo ngapain ini?"
"ehh Om Arya"
"Gania, ayo kita pulang nak. Gibran kita pamit pulang dulu ya, tadi Om udah pamitan sama Papamu"
"loh kok cepet cepet sih Om?" Gibran sedikit kecewa karena ia juga belum sempat ngobrol banyak dengan Gania
"Gania masih UN, Om takutnya ganggu waktu belajarnya. Kalau kamu ada waktu bisa main ke rumah kami. Ini alamatnya" Kemudian Papa Arya memberi kartu namanya
"oh baik Om terimakasih sudah menyempatkan waktunya sore ini. Semoga selamat sampai tujuan" ucap Gibran
"terimakasih Gibran, Om pergi dulu"
Dan Gania pun hanya lewat begitu saja tanpa berbicara sepatah kata.
Lebih real dalam penyampaian bagaimana pasutri menyikapi suatu pernikahan dan perkembangan anak
semoga novel selanjutnya tetap menarik ya Thor..tidak terjebak dg gaya novel lainnya yg terlalu ekstrim, banyak pelakor, mertua jahat, suami kejam dsb😘😘
go...semangat