NovelToon NovelToon
Godaan Adik Ipar

Godaan Adik Ipar

Status: tamat
Genre:CEO / Tamat
Popularitas:13.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Clarissa icha

Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.

Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Bella mengambil pakaian kerja Hendry dari dalam lemari, bukan hal yang sulit bagi Bella untuk memadukan kemeja, celana serta jas dan dasi agar senada. Menyukai dunia fashion bahkan mempelajarinya, membuat Bella paham tentang style. Dia kemudian mletakkan pakaian kerja Hendry di atas sofa yang ada di walk in closet.

Tanpa Bella sadari, sebenarnya sejak tadi Hendry berdiri di pintu. Pria itu memperhatikan Bella yang terlihat sangat serius ketika memilihkan baju kerja untuknya. Bella seperti tidak main-main walaupun sekedar memilihkan baju kerja. Dicocokkan satu persatu, lalu akan tersenyum ketika merasa cocok.

Hendry bisa merasakan Bella menggunakan hati dan perasaan ketika mengerjakan sesuatu, wanita itu penuh dengan ketulusan.

Berbeda sekali dengan Julia yang terkesan buru-buru setiap menyiapkan baju kerjanya.

Hendry tiba-tiba mengusap kasar wajahnya, ada apa dengan pikirannya.? Bisa-bisanya beberapa kali membandingkan istrinya sendiri dengan wanita lain. Dan wanita itu adalah adik iparnya sendiri.

Hendry sebenarnya tidak berniat membandingkan Julia dengan Bella, tapi hampir semua yang dikerjakan oleh Bella terlihat di depan mata karna tinggal satu rumah, dan Hendry bisa merasakan ketulusan serta kesungguhan Bella ketika mengerjakan sesuatu.

Mungkin ini alasannya kenapa banyak yang mengatakan kalau sudah berumah tangga harus pisah rumah dari keluarga, bahkan dilarang keras mengajak ipar atau saudara untuk tinggal satu rumah. Karna akan seperti ini kasusnya. Hendry jadi punya sesuatu yang bisa di bandingkan dengan istrinya.

Jangankan yang punya pembanding di rumah, yang tidak punya sekalipun bisa membandingkan istrinya dengan wanita lain diluar sana jika memang suaminya tidak pandai bersyukur.

Hendry sekarang dilema ketika dihadapkan dengan situasi seperti ini. Istrinya makin lama semakin sulit diperingatkan, tidak berubah sejak dulu sampai sekarang. Bahkan tidak berusaha menjadi ibu yang baik untuk Ale. Julia hanya mengandung dan melahirkan saja tanpa mau mengurusnya. Meskipun sejak awal Julia tidak ingin memiliki anak, tapi bukan berarti dia bisa mengabaikan Ale ketika sudah lahir kedunia.

Bukankan setiap ibu yang melahirkan punya naluri untuk mengasihi dan menyayangi anaknya.? Kenapa Julia tidak seperti itu.?

Bella terperanjat ketika berbalik dan melihat Hendry berdiri di ambang pintu dengan tatapan mata tertuju padanya tanpa kedip.

"Sejak kapan Mas Hendry disitu.?" Tanya Bella yang mencoba tenang, padahal jantungnya bergemuruh dan tidak tau apa penyebabnya.

"Arabella Baskoro, kamu bertanya seperti itu pada pemilik kamar.?" Ujar Hendry santai. Dia selalu bisa mengendalikan diri depan Bella meski sesuatu dalam hatinya bergejolak, dan entah sejak kapan.

Bella sempat tertegun sesaat, ada secuil perasaan senang ketika Hendry menyebut namanya dengan lengkap.

Apa-apaan ini.? Batin Bella tak habis pikir.

Bella menyengir kuda, senyumnya tampak kaku lantaran belum bisa mengendalikan perasannya yang sempat dibuat senang oleh Hendry.

"Ya ampun Bella, apa yang kamu lakukan di kamar Kakak iparmu.?" Tanya Bella pada dirinya sendiri.

"Harusnya aku bicara begitu ya.?" Katanya seraya tersenyum lebar untuk menghilangkan perasaan aneh yang menyusup dalam hatinya.

Hendry terkekeh lucu karna tingkah konyol Bella.

"Bajunya sudah aku siapkan," Kata Bella seraya melirik tumpukan baju kerja milik Hendry di atas sofa.

"Aku turun dulu." Bella hendak keluar dari walk in closet, tapi Hendry tiba-tiba menahannya dengan merentangkan kedua tangan di kedua sisi pintu.

Bella tampak kaget dan selangkah mundur dari hadapan Hendry.

"Kamu masih punya satu tugas lagi." Kata Hendry setengah berbisik.

"Tugas apa lagi.? Kak Julia hanya menyuruhku menyiapkan baju kerja dan mengurus keperluan lain kalau Mas Hendry butuh sesuatu." Tutur Bella dengan dahi berkerut.

"Itu dia, tugas kamu yang sekarang ada di poin terakhir." Sahut Hendry cepat.

Bella berfikir sejenak, lalu mengangguk paham.

"Mas Hendry butuh apa lagi.?" Tanyannya tanpa menaruh curiga sedikitpun pada tatapan Hendry yang sedikit berbeda.

Hendry melangkah maju, lalu mendekatkan wajahnya tanpa aba-aba. Tubuh Bella jadi kaku seperti patung, dia ingin menghindar tapi tubuhnya seperti terkunci. Hanya kelopak matanya saya yang bergerak, Bella melotot tajam karna kaget.

"Butuh tangan untuk menggosok punggungku. Bantu aku mandi." Bisik Hendry di telinga Bella.

Bella rasanya ingin menghilang saja detik itu juga. Dia yang bertekad menggoda Hendry malah dibuat kelimpungan dengan sikap jahil Hendry yang tidak main-main. Membuat Bella sampai kehabisan kata-kata.

"Mas Hendry sangat mesum.!" Seru Bella. Entah dapat keberanian dari mana, dia mendorong dada Hendry dan langsung kabur.

Hendry terkekeh melihat Bella lari ketakutan. Dia sebenarnya hanya becanda, walaupun dalam hati ada keinginan seperti itu. Tapi otaknya masih berfungsi dengan normal, bagaimanapun dia masih memiliki Julia. Hendry sudah berjanji untuk tidak menyakiti perasaan istrinya, terlepas dari semua sifat Julia yang membuatnya geleng-geleng kepala.

...*******...

Bella sedang menyuapi Ale makan siang di ruang keluarga. Dua orang pekerja rumah ikut bergabung untuk sekedar bercanda dengan Ale ataupun mengobrol dengan Bella. Interaksi mereka terlihat hangat dan penuh tawa. Jika di rumah ada Julia, mana berani dua pekerja itu duduk santai meskipun sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah. Julia akan menegur kalau kedapatan sedang duduk tanpa mengerjakan apapun.

Di tengah-tengah suasana yang hangat itu, tiba-tiba seseorang datang dan mengacau disana.

Dia langsung memarahi pekerja rumah dan menyuruh mereka pergi ke belakang.

"Dasar pemalas.!! Putriku menggaji kalian bukan untuk duduk santai seperti ini.!" Ketus Natalie.

"Maafkan kami Nyonya." Jawab keduanya seraya menundukkan kepala.

"Mereka sudah selesai mengerjakan pekerjaan rumah, Bella yang menyuruh mereka istirahat disini." Ujar Bella yang tidak terima dua pekerja itu di tegur Natalie.

Tatapan tajam Natalie langsung mengarah pada Bella.

"Anak ja- lang, aku tidak menyuruhmu bicara.!" Sinis Natalie penuh amarah.

"Statusmu hanya pengasuh disini, jangan merasa lebih tinggi dari mereka berdua dan bisa mengatur seenaknya.!"

"Bisa-bisanya putriku menampung manusia menjijikkan sepertimu.!" Cibirnya. Natalie tidak pernah puas saat mencibir dan menghina Bella. Dendam dan amarahnya pada Selama sudah menumpuk, kini setelah Selena meninggal, masih ada Bella yang bisa dijadikan pelampiasan.

Bella diam-diam mengepalkan kedua tangannya. Sakit hatinya pada Natalie dan Julia sudah sampai di luar batas. Bella merasa tidak akan memberikan toleransi lagi pada mereka bedua, secepatnya dia bergerak untuk menghancurkan kebahagiaan Julia.

"Nyonya Natalie, sepertinya Anda lupa kalau putri Anda yang memaksaku menjadi pengasuh Ale." Ujar Bella.

"Bukankah aku sudah menawarkan diri untuk pergi sejauh mungkin dari kehidupan kalian.?! Aku tidak akan mengambil secuilpun harta milik Papa. Tapi putri Anda lebih memilih memanfaatkanku dan bermain-main denganku sebelum membuangku seperti sampah.!" Tegas Bella di akhir kalimat.

Natalie tertawa puas.

"Kamu memang sampah, sama seperti Ibumu.!" Ketus Natalie, dia tidak sadar ucapannya semakin menyalakan dendam di hati Bella yang sudah membara.

1
Joni Asmal
kacian jadi Natalie & yulia
Joni Asmal
sekarang suami mu udah punya yg lain Yulia, jangan sok pede jua lagi
Noerlina Akbar
Luar biasa
Jesica Kumolowongso
baguss
Joni Asmal
perlakuan begini membuAt dendam Bella mangkin membara
Ratniatin Ginoga
anak jalang katanya 🙄
ambil kaca noh ngaca
Desyi Alawiyah
Alhamdulilah, udah selesai baca... Tapi kok ngga ada part Julia dan dokter Arseno menikah sih...

Tapi, ngga apa-apa, ceritanya bagus.. 😊✌
NUR SETYOWANTI
ceritanya bagus
Joni Asmal
udah maju beberapa langkah Bella tinggal gas aja lagi
Joni Asmal
mulai ada reaksi nich
Joni Asmal
Bella akan memanfaatkan peluang yg diberikan hendri
Joni Asmal
mulai ada sentuhan
Desyi Alawiyah
Sesuai judul, Godaan Adik Ipar 😬
Desyi Alawiyah
Iya Bella, Hendery harus tanggung jawab... Karena dia udah renggut kesucianmu...😏
Yumma Proling
makanya Bel jgn main api, akhir nya km juga kan yg rugi
Desyi Alawiyah
cinta terlarang, seperti lagunya the virgin..🤭
Desyi Alawiyah
Anak kecil seusia Ale biasanya tahu dan paham, mana yang tulus menyayanginya dan mana yang tidak. Itu artinya Ale tahu, bahwa Julia tidak tulus menyayangi Ale dan yang tulus menyayangi Ale adalah Bella, tantenya...

Ini setahu loh yah 🤭

ohya.. sampe lupa, halo kak, aku mampir yah 😄✌👋
Syahna Amira sy
Luar biasa
Syahna Amira sy
benih benih perselingkuhan ni di mulai
Heni Maryanti
ceritanya bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!