Kesalahan satu malam yang tak disengaja membuat dirinya terpaksa mengandung anak dari mas ipar nya .
Akibat kehamilan itu , satu persatu rahasia mulai terbongkar .
"Kenapa harus serumit ini jalan yang harus aku lalui ".- Naretta
"Meskipun seluruh dunia mencaci dan menolak mu . Ingatlah , masih ada aku yang menjadi garda terdepan untuk melindungi mu ".- Xabiru Kaivan Winata.
"Apapun cobaan nya , kita hadapi sama-sama ".- Dean Agani
akan kah Naretta mampu bertahan dengan segala cobaan dan mempertahankan rumah tangganya ?
simak kelanjutannya cerita nya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31
Kaivan masih setia menemani Naretta yang masih dirawat dirumah sakit . Agaknya wanita itu sedang tidur terlelap diatas ranjang pasien .
Tokk ... Tokk ... Tokk ..
"Tuan ..." sapa Asisten Reno yang baru saja masuk kedalam ruang rawat Naretta .
Kaivan yang duduk disofa dan sedang memangku laptop seketika menghentikan aktivitas nya dan menatap Asisten Reno .
"Apa kau sudah menyelesaikannya ?" tanya Kaivan
"Sudah tuan . Sore nanti lagi surat dari panggilan pengadilan akan turun ". Jawab Asisten Reno
"Hm , kau boleh kembali ke perusahaan . Dan tolong ambilkan baju gantiku dipenthouse ". Perintah Kaivan
"Baik tuan , saya pamit permisi", ucap Asisten Reno sembari menundukkan kepala lalu pergi keluar meninggalkan Kaivan .
Dengan menggunakan kekuasaannya Kaivan dengan mudah menyelesaikan permintaan Naretta dengan cepat tanpa harus menunggu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan seperti pada umumnya .
Naretta yang sedari tadi sudah bangun mendengar percakapan mereka .
"Mas .." panggil Naretta
"Kau sudah bangun ?" tanya Kaivan lalu berjalan mendekat dan duduk dikursi samping ranjang .
"Kenapa hm?"
"Makasih ya mas , udah mau bantuin Naretta pisah sama mas Dean ". Ucap Naretta tulus
"It's okey , asal kamu bahagia apapun akan aku lakukan ". Jawab Kaivan sembari tersenyum tipis .
"Mas , boleh aku lihat Gala?" pinta nya pada Kaivan
"Boleh , sebentar mas ambil kursi roda dulu ". Lalu Kaivan bangkit dan keluar dari untuk meminta kursi roda pada perawat , setelah itu dirinya kembali masuk kedalam ruang rawat .
"Gak perlu pakai ini mas , aku masih kuat jalan kok ". Tolak Naretta halus
"Meskipun kamu sudah kuat jalan , tapi kondisi mu masih dalam tahap pemulihan dan aku tak ingin mengambil resiko apapun ". Sahut Kaivan tegas
Naretta tak lagi menjawab , dirinya hanya menurut saja .
Kaivan lalu menggendong Naretta dan mendudukkan wanita itu dikursi roda , setelah itu Kaivan mendorong nya keluar dari ruang rawatnya dan menuju ruang inkubator .
"Dok , boleh kita masuk ?" tanya Kaivan pada dokter yang berjaga
"Boleh , tapi kalian harus sterilkan tubuh kalian dulu ". Jawab dokter
Kaivan mengangguk dan lekas membawa Naretta untuk mensterilkan tubuh mereka . Setelah itu mereka baru diperbolehkan masuk .
Jantung Naretta berdegub kencang , dia tak sabar untuk melihat putra nya . Apakah mirip dengannya atau Kaivan ?
Kaivan mendorong kursi roda Naretta dan berhenti pada box bayi yang bertuliskan Gading Manggala Winata / Ny. Naretta .
Senyum Naretta mereka melihat putra nya menggerakkan jari nya dan membuka matanya , seperti sedang menunggu kedatangannya . Airmata Narerta seketika menetes melihat putranya yang tampan , wajahnya mirip dengan Kaivan tapi versi bayi .
Tangan Naretta terulur menyentuh tangan mungil itu . "Sayang , ini mamah nak ". Ucapnya
"Bukankah dia tampan seperti ku ?" celetuk Kaivan dengan percaya diri
Naretta terkekeh mendengarnya . "Iya mas , dia tampan seperti mu ".
"Kau sudah puas melihat nya ? Jika sudah ayo kembali keruang rawat , kau masih perlu istirahat ". Kata Kaivan
Naretta mengangguk ."Mas , kapan Gala bisa dibawa pulang ?" tanya nya saat Kaivan kembali mendorong kursi rodanya menuju kamar rawat .
"Nanti mas tanyakan sama dokternya ya . Sekarang kita kembali kekamar dan istirahat lagi ".
Kaivan kembali menggendong Naretta dan merebahkan wanita itu diatas ranjang .
Tokk ... Tokkk ..
"Tuan , saya membawakan baju ganti untuk anda ". Kata Asisten Reno sambil menaruh paper bag keatas sofa .
"Hm , terimakasih .." lalu berjalan menghampiri Asisten Reno .
"Tuan , Tuan Dean mencari keberadaan anda dan Nona Naretta ". Ujar Asisten Reno memberitahu
Kaivan menghela nafas ,"Nar ..." panggil Kaivan
"Ya mas ?"
"Dean mencari mu , apa kau ingin bertemu dengannya ?" tanya Kaivan
Naretta terdiam sesaat ,"Silakan mas , ada hal yang juga ingin ku sampaikan pada nya ". Jawab Naretta .
Kaivan mengangguk paham ."Bilang pada Dean untuk menemui kami dirumah sakit ".
"Baik tuan , akan saya sampaikan ". Ucap Asisten Reno lalu pamit pergi .
.
.
.
Setelah mengurus pemakaman putrinya , Dean kini duduk dengan tatapan kosong didalam kamar apartemennya .
Sani , wanita itu sekarang sudah seperti orang gila karena terpukul kehilangan putrinya , mentalnya benar-benar hancur . Ia terus menerus menangis dihadapan pusaran sang anak .
"Nak .. Maafkan papa yang terlambat menyelamatkan mu .. Maafin papa sayang ". Teriak Dean frustasi dan kembali menegak minuman alkoholnya , entah sudah berapa banyak pria itu minum yang jelas banyak botol minuman keras sudah berserakan dikamar apartemennya .
PRAANGGGG ...
Dean melempar gelas yang ia pakai untuk minum dan pecahannya bercecer hingga sudut ruangan .
"Aaaarggghh .. Laki-laki macam apa aku ini ?? Tak becus menjadi suami sekaligus ayah yang baik !!" teriak Dean seraya mengacak-acak rambutnya .
Lihatlah ! Tak selama nya pria itu terlihat kuat dari luar , nyatanya dia juga bisa lemah dan hancur karena kehilangan hal berharga dalam hidupnya .
Tiba-tiba Dean teringat dengan Naretta , bagaimana kondisi wanita itu sekarang . Dean bergegas membersihkan diri lalu pergi kerumah sakit yang telah diberitahukan oleh Asisten Reno .
Pusing kepala nya akibat alkohol dia abaikan demi bisa segera bertemu dengan Naretta .
Sebelum pergi dia sempat meminta pihak kebersihan apartemen untuk membersihkan kamar nya yang mungkin sekarang bisa disebut dengan kapal pecah .
Sesampainya dirumah sakit Dean segera memarkirkan mobilnya dan bergegas menuju ruang rawat Naretta .
Braakk ...
Dean membuka pintu ruang rawat dengan keras , dan pria itu langsung berlari menghambur memeluk Naretta .
Dean kembali menangis dihadapan Naretta , jiwa nya benar-benar rapuh . "Sayang .. Maafin mas ". Ucap nya sembari menangis terisak-isak .
Naretta diam memaku tak membalas pelukan Dean , Kaivan yang baru saja kembali dari ruang inkubator terkejut melihat kedatangan Dean .
"Mas minta maaf , mas janji gak akan ulangi perbuatan seperti ini lagi ".Ujar Dean menyesal .
Naretta mendorong Dean berusaha melepaskan pelukan itu ."Naretta udah maafin mas Dean ".
Mendengar itu , Dean bernafas lega dan menyunggingkan senyum tipis . "Kamu beneran udah maafin mas kan sayang ?"
Naretta mengangguk ."Tapi ada hal yang ingin aku bicarakan dengan kamu mas ".
"Apa itu sayang ?" tanya Dean penasaran . Hatinya sudah harap-harap cemas dengan apa yang akan Naretta bicarakan .
Naretta mengambil sebuah amplop diatas nakas yang sudah Asisten Reno bawa tadi setelah mengambil baju ganti untuk Kaivan , lalu Naretta menyerahkan amplop itu pada Dean .
"Ini apa sayang ?"
"Mari kita berpisah mas ". Ucap Naretta tegas
"Gak , pasti kamu bercanda kan sayang . Aku gak mau pisah dari kamu ". Pekik Dean seraya membuka dan membaca isi dari amplop tersebut .
"Aku serius mas , silahkan datang diwaktu persidangan besok ". Kata Naretta
"Sudah aku tegaskan , aku tak ingin berpisah sama kamu !" bentak Dean terbawa emosi
Tangan Dean terangkat hendak melayangkan tamparan pada Naretta , dengan sigap Kaivan menahannya dan mencengkeram tangan Dean erat .
"Berani kau menyentuh dan menyakiti Naretta , aku tak akan segan-segan memberimu perhitungan ". Ancam Kaivan sambil menatap tajam kearah Dean .
.
.
.