NovelToon NovelToon
Menikah Dengan Dosen

Menikah Dengan Dosen

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Izzmi yuwandira

Demi melanjutkan hidup, Hanum terpaksa melarikan diri keluar kota untuk menghindari niat buruk ayah dan ibu tiri yang ingin menjualnya demi memperbanyak kekayaan. Namun siapa sangka kedatangannya ke kota itu justru mempertemukannya dengan cinta masa kecilnya yang kini telah menjadi dosen. Perjalanan hidup yang penuh lika-liku justru membawa mereka ke ranah pernikahan yang membuat hidup mereka rumit. Perbedaan usia, masalah keluarga, status, masa lalu Abyan, dan cinta segitiga pun turut menjadi bumbu dalam setiap bab kisah mereka. Lalu gimana rasanya menikah dengan dosen? Rasanya seperti kamu menjadi Lidya Hanum.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzmi yuwandira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Thirty

Dekorasi pernikahan telah selesai, altar pernikahan pun terlihat sempurna. Bunga warna – warni menghiasi setiap sudut ruangan. Berbagai macam hidangan pun telah tersusun rapi ditempat yang telah tersedia.

Ratna memasuki ruang ganti dan melihat gaun pernikahan itu, ia menyentuh gaun itu sambil meneteskan air mata.

“Apa yang kau lakukan disini?” tanya mario mengagetkan ratna.

“Tidak ada, aku hanya melihat – lihat saja” jawab ratna gugup.

“Keluar dari ruangan ini sekarang juga” titah mario.

Ratna mematung membelakangi mario.

“Kau gak dengar aku bilang apa?” Mario memegang bahu ratna dan menarik paksa agar wanita itu menghadapnya.

Sebuah pisau terjatuh dari tangannya yang bergetar.

Mario mengusap wajahnya kasar. “Apa lagi sekarang??? Kau mau merusak baju ini lagi?”

Ratna terlihat ketakutan, Mario memegang dagunya kasar.

“Jangan sampai aku patahkan kakimu, agar kau tak bisa berjalan lagi”

“maaf mas...”

“Kata maaf mu itu gak akan cukup... kau benar – benar buat aku kesal ratna. Kali ini aku gak akan berikan ampunan”

Mario menjambak ratna, wanita itu merintih kesakitan.

“aku harus segera menyingkirkan mu sebelum para tamu undangan datang kesini”

“Ah sakit mas... sakitt...” rintih ratna.

Mario menyeretnya lalu memasukkannya kedalam gudang. Ia mendorong wanita itu dengan kasar hingga ia terjatuh, kepalanya terbentur dinding.

“Ini akibat karena kau macam – macam dengan ku”

Mario dengan segera mengunci pintu gudang itu dari luar. Setelah mario pergi, ratna mengeluarkan sebuah tas besar berisi pakaian dari kolong meja di sudut ruangan.

Ia kembali memeriksa amplop berisi uang , kartu ATM dan juga buku notebook kecil didalam tas tersebut. ternyata sudah lama ratna menyiapkan ini semua, wanita itu dengan segera mencongkel jendela dengan benda tajam yang ia simpan didalam laci tersebut. kemudian dengan sekuat tenaga ia mendorong meja tersebut kebawah jendela agar ia bisa naik dan keluar dari gudang itu. Dengan satu tangannya ia menjatuhkan tas itu keluar jendela, dan dengan susah payah ia berusaha memanjat untuk keluar melalui jendela. Kakinya terkena paku yang tertancap di jendela tersebut, tapi ia berusaha menahan rasa sakitnya dan tetap loncat kebawah.

***

Hanum berdiri didepan cermin, memandangi dirinya memakai gaun pengantin dan dirias oleh beberapa penata rias. Ia tak tahan menahan tangisnya hingga gumpalan air bening jatuh begitu saja membasahi pipinya yang sudah diberi blush on.

"Aduh dek, air matanya bisa ngerusak blush on nya" ucap salah satu penata rias.

Hanum berusaha menyeka air matanya untuk tidak jatuh.

"M...maa maaf mbak" ucap Hanum.

"Bukan apa-apa dek, saya takut dimarahin pak Wijaya kalau kerjaannya gak becus"

Penata rias itu kembali menata makeup Hanum.

"Saya tinggal dulu ya dek"

Hanum hanya mengangguk, mereka pergi meninggalkan Hanum sendirian didalam ruangan.

Sebisa mungkin Hanum menahan dirinya untuk tidak menjerit. Ia bahkan kembali mengambil tisu untuk menyeka air matanya. Ia juga tidak mau karena dirinya orang lain akan disalahkan.

Tak lama kemudian Mario masuk

Kedalam ruangan tersebut.

“Cantik sekali putri ayah” puji mario.

“Dimana ibu? Aku mau ketemu ibu”

Mario sangat malas mendengar hal itu.

“Ibu dimana yah? Aku mau didampingi sama ibu”

“Kamu gak usah nyariin dia, karena hanya ayah yang akan mendampingi kamu”

Hanum berdiri dari tempat duduknya.

“apa maksud ayah? Dimana ibu aku?”

“Ga usah tanya – tanya dia”

Ayah apain ibu? Ayah pasti nyakitin ibu lagi kan?

Mario hanya diam, hanum sangat kesal.

“Kan aku udah bilang ayah jangan sentuh ibu, aku udah nurutin keinginan ayah buat nikah sama orang itu”

“Ini demi kebaikan kamu hanum, udah jangan bantah ayah kalau kamu gak mau ibumu kenapa – napa. Ikuti apa yang ayah bilang sampai pesta selesai”

“Aku mau ketemu ibu”

Hanum berjalan mendahului ayahnya, namun mario dengan sigap menarik lengannya.

“Jangan macam – macam hanum, atau kamu gak akan melihat ibumu lagi nanti”

Mario mengunci pintu ruangan itu dari luar.

“Ibu... aku kangen ibu. Ibu dimana?”

Hanum kembali menatap cermin. Ia melihat dirinya tak berdaya, Apakah hari ini dia benar-benar akan menikah?

“Hanum takut bu...”

“Ibu dimana?” hanum terus menangis.

Disaat ia sedang menangis, ia mendengar suara aneh dari arah jendela. Seseorang berusaha mencongkel jendela, hanum berdiri dan mengambil sapu.

"siapa disana??”

Suara itu semakin jelas terdengar.

“Jangan macam – macam ya pak wijaya”

Sebuah tangan perlahan masuk dari jendela tersebut.

“Hanum, ini ibu nak”

Mendengar itu hanum segera menghampiri jendela dan melihat ibunya susah payah untuk masuk. Hanum sangat senang melihat ibunya, namun dengan segera ratna memberikan isyarat untuk tidak bersuara. Maka hanum menahan suaranya.

“Loncat kebawah sekarang nak” suruh ratna.

“Kenapa bu?”

“Loncat kebawah sekarang, cepat”

Hanum sedikit takut, ia pelan pelan keluar melalui jendela tersebut. gaun yang dipakainya sangat menyusahkan. Ia lega karena tidak robek.

Dengan menahan rasa sakit dikakinya, serta satu tangan dengan bantuan mulut yang mengigit ransel tas tersebut. Ratna menyerahkan tas itu kepada putrinya.

"Ya Allah buk... Mulut itu berdarah" Hanum menangis.

"Hanum" panggil Ratna pelan.

Hanum memeluk ibunya dengan sangat erat Ratna pun membalas pelukan putrinya dengan sangat erat.

"Ibu ngapain disini? Tadi ibu di apain sama ayah?? Ibu dipukul lagi?" Tanya Hanum.

“Ibu gapapa nak, ibu Mau ketemu kamu" jawab Ratna.

Hanum menggelengkan kepalanya.

"Nggak, ibu harus pergi. Nanti kalau ada yang lihat ibu bisa di pukulin ayah lagi" ucap Hanum khawatir.

“Kita akan ketemu nanti di akad pernikahan bu”

"Mana mungkin ibu biarin kamu hidup sengsara Hanum, ibu gak akan pernah bisa" ucap Ratna.

"Nggak buk, aku gapapa"

Ratna memegang kedua bahu Hanum.

"Pergilah nak, selagi ada kesempatan. Pergi Hanum, kamu harus bebas" ucap Ratna seraya mengelus pipi putri kesayangannya.

"Nggak, aku nggak bisa ninggalin ibu"

"Nggak.. jangan pikirin ibu. Pergi Han, lanjutkan pendidikan mu, pergi sejauh mungkin" Ratna kembali menyodorkan tas itu kepada hanum.

“Ibu udah masukin semua pakaian kamu kedalam tas ini”

"Nggak buk, ini nggak bener"

"Hati-hati nak..." Ucap Ratna.

"Nggak buk, aku nggak bisa" tolak Hanum.

"Kamu harus bisa, pergilah Hanum"

"Ibu ayo kita pergi sama-sama, mana bisa aku tinggalin ibu sendiri disini"

"Aku nggak akan pergi kalau ibuk nggak pergi" tolak hanum.

Hanum menarik lengan ibunya.

"Nggak nak, pergilah Hanum. Jangan pikirkan ibu, ibu akan jaga diri disini"

Hanum menangis, ia tak bisa meninggalkan ibunya.

Ratna menghapus air mata putrinya.

"Udah cepat pergi Hanum, nanti kamu ketahuan" ucap Ratna seraya mendorong Hanum menjauh darinya.

"Aku nggak bisa hidup tanpa ibu"

"Kamu harus bisa tanpa ibu, kamu harus hidup bahagia. Perjalanan kamu masih panjang Hanum. Pergilah Hanum"

"Gimana bisa aku hidup tanpa ibu?"

Kaki Hanum terasa lemah untuk berjalan, ia memeluk ibunya dengan sangat erat.

Ratna membalas pelukan putrinya, ia mengusap-usap punggung putrinya.

"Aku sayang sama ibu, aku gak bisa tinggalin ibu" ucap Hanum.

"Hanum? Kalau kamu sayang ibu, turutin perkataan ibu. Pergi dari sini, pergi nak"

Ratna melepaskan pelukan putrinya, padahal jauh didalam hatinya ia juga terluka. Ia enggan melepaskan pelukan hangat itu Seolah-olah ia tidak akan dapat memeluk putrinya lagi.

“aku gak akan pergi” tolak hanum.

“Ibu akan susul kamu”

“Janji sama aku bu?”

Ratna mencium pipi Hanum berkali-kali.

Hanum hanya menangis.

“Pergi hanum...” ratna mendorong pelan putrinya agar segera pergi dari tempat itu.

"Pergi nak"

"Ibu harus susul aku"

"Iya"

"Ibu harus janji"

Ratna hanya diam.

"Pergi lah Hanum, cepat!!!"

Ratna berlari memutar arah untuk kembali ke gudang itu lagi, Tanpa berpikir panjang gadis berusia 16 tahun itu bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Ia berhasil kabur dari rumahnya.

Hanum terus berlari, dan keluar dari gang tempat tinggalnya. Ia terus berlari dengan memeluk tas serta tas ransel di punggung nya.

Ketika sampai di persimpangan, tidak ada kendaraan satupun yang lewat. Namun ia melihat mobil pickup, Dengan cepat Hanum melempar tasnya ke dalam bak pickup dan ia pun naik dan bersembunyi didalam terpal.

Di perjalanan ia memegang handphone. Ia ingin memberi kabar bahwa ia sudah berada di mobil pickup, namun mengingat Ratna tidak memiliki handphone Hanum hanya bisa menangis. Dadanya terasa sesak, ia sangat merindukan ibunya.

Ia lalu membuka tas yang diberikan ibunya, ada tiket pesawat, amplop berisi banyak uang, kartu ATM dan buku notebook kecil yang berisi alamat rumah tantenya yang tinggal di Jakarta.

Hanum tidak dapat menahan tangisnya yang semakin memburu. Pasti Ratna telah lama mempersiapkan ini semua.

Hanum sesekali mengintip keluar, ia menanti kehadiran ibunya yang berjanji akan menyusul dirinya.

Hanum membuka terpal tersebut dan keluar dari bak mobil pick up tersebut. Ia melirik kearah gang namun ia tak kunjung melihat ibunya.

Ia malah melihat ibu tirinya bersama Wijaya yang mendekat ke arah gang. Hanum gemetaran, ia segera naik ke atas bak pickup dan sembunyi didalam terpal. Nafasnya tak beraturan, ia terus berdoa agar tidak ketahuan dan semoga ibunya segera menghampirinya.

Cukup lama Siska dan Wijaya berbincang, entah apa yang mereka bicarakan. Wijaya sudah terlihat rapi dengan setelah jas berwarna hitam, sedangkan ibu tirinya terlihat sangat cantik dengan balutan baju kebaya modern.

Sekali lagi Hanum tak dapat membendung tangisnya, ia mengeluarkan semua kesedihan nya. Ia menganggap dirinya jahat karena telah meninggalkan ibunya sendirian. Ia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi nanti? Bagaimana nasib ibunya? Hanum sangat sedih.

Suara mesin dari mobil yang dinaikinya berbunyi, sepertinya mobil ini akan segera pergi. Hanum terus-terusan menangis karena ibunya tak kunjung menyusulnya.

Ia meremat tas yang didekapnya, dadanya terasa sangat sesak. Ia merasakan mobil melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan pekarangan gang rumahnya.

***

Ia sampai di Jakarta, kota besar dan terpadat di Indonesia. Sekaligus kota tempat tinggal cinta masa kecilnya.

"Ibu aku udah sampai" batin Hanum.

Hanum melihat sekelilingnya nya, begitu banyak orang sehingga ia merasa kebingungan untuk bertanya.

Hanum terus berjalan, hingga akhirnya ia menemukan halte dan duduk disana untuk menunggu bus atau taxi. Ia melihat jalanan yang penuh dengan kendaraan berlalu lalang tanpa henti.

"Akhirnya kita menghirup udara yang sama" ucap Hanum.

Tak lama kemudian, ia melihat taxi. Ia segera menyetop nya dan masuk kedalamnya.

Hanum memberikan secarik kertas tersebut pada supir taxi.

Setelah setengah jam akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

Ia segera mencari rumah tantenya, ia memperhatikan beberapa nomor rumah dan menyamakannya pada secarik kertas yang ia bawa.

Akhirnya ia menemukan rumah yang di maksud dialamat tersebut.

Hanum sangat bahagia, ia segera membuka pintu gerbang rumah tersebut dan mengetok pintu. Jantungnya begitu berdebar-debar.

Seseorang keluar dari rumah itu.

"Iya? Cari siapa? " Tanya wanita itu.

Hanum terkejut mendengar pertanyaan itu dan seseorang yang keluar dari rumah tersebut bukanlah orang yang dikenalnya.

"Saya Hanum, ini rumahnya Bu Dita kan?" Tanya Hanum.

Wanita itu terlihat mengingat sesuatu.

"Oh bukan nak, ini bukan rumah Bu Dita lagi"

Hanum terkejut.

Apa maksudnya dengan bukan rumah Bu Dita lagi?

"Maksud ibu apa ya? Saya nggak ngerti"

"Rumah ini itu, udah dijual 6 tahun yang lalu. Dan saya pembelinya"

Hanum lemas mendengarnya. Ia hampir terjatuh, namun wanita itu dengan sigap memegang  pundaknya.

"Kamu gapapa nak??" Wanita itu khawatir melihat wajah Hanum yang tiba-tiba pucat.

Hanum berjongkok dan memegang kepalanya yang sedikit pusing.

"Di jual??" Hanum sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengar nya.

"Ayo masuk kedalam dulu, kamu pasti capek" ucap wanita itu.

Hanum pun dibawa masuk kedalam, ia duduk diruang tamu.

"Sebentar ya nak, ibu ambilkan air minum"

Wanita itu segera kedapur dan membawakan segelas air minum dan camilan untuk Hanum.

"Coba tenang dulu, tarik nafas perlahan" ucap wanita itu.

Hanum masih belum bisa tenang, pikirannya benar – benar kacau.

Bagaimana bisa tante nya dengan tega menjual rumah yang bukan miliknya? Ini adalah rumah ibunya, warisan dari almarhum kakek dan neneknya.

"Kamu ini habis dari mana?" Tanya wanita itu.

"Saya dari Pontianak Bu"

"Terus kamu ke Jakarta ngapain?"

Di iringi dengan buliran air mata, Hanum pun bercerita kepada wanita itu.

"Saya kesini, karena ibu nyuruh saya buat melanjutkan hidup disini. Ibu saya bilang dia punya rumah di jakarta tapi Tante yang ngurus dan saya disuruh tinggal sama Tante disini"

"Tapi gak taunya... Udah dijual ya"

Hanum sangat kecewa.

"Iyah nak, Bu Dita udah jual rumah ini.

Bahkan beliau menjualnya dengan harga yang cukup mahal waktu itu"

"Tega banget Tante" rengek Hanum.

"Jadi ini bukan rumah Tante kamu ya??" Tanya wanita itu.

"Bukan Bu, Ini tuh rumah ibu saya, bukan rumah Tante Dita"

Wanita itu terlihat iba dengan apa yang di rasakan oleh Hanum saat ini.

"Kamu yang sabar ya, biarlah Tuhan yang membalasnya"

Hanum hanya mengangguk.

"Terus kamu mau tinggal dimana? Kamu punya kerabat lain disini selain Bu Dita?"

"Punya Bu, kakak laki-laki saya tinggal di Jakarta. Tapi saya gak tau alamatnya dimana"

"Waduh, jadi gimana dong? Maksudnya kalau kamu tau saya bisa bantu cari alamatnya"

"Saya nggak punya alamatnya Bu, tapi katanya dia punya cafe"

"Oh cafe ya? Ada beberapa cafe sih memang di dekat sini, saya bisa bantu kamu cari kakak kamu"

"Yang bener Bu? Ibu mau bantu saya?"

"Iya saya bakal bantu kamu"

Hanum memegang kedua tangan wanita itu dan mengucapkan terimakasih.

"Oh iya, kalau kamu mau. Kamu bisa tinggal beberapa hari disini, kebetulan ada kamar kosong. Kamu bisa tidur dikamar itu"

Hanum menangis terharu, ternyata masih ada orang baik yang mau menolong nya.

"Terimakasih banyak ya Bu, saya nggak tau harus gimana lagi"

"Gapapa, yaudah kamu istirahat aja dulu. Besok kita pergi cari cafe kakak kamu ya"

Hanum mengangguk cepat

***

1
audyasfiya
Hanum kasian bgtt thorr 😭 pulang kerumah Bu Aina ada Ardan, ke tempat kakaknya juga nggak nyaman, dia bener bener nggak punya rumah untuk pulang... yaaa kecuali kalau dia mau nikah sama Abyan
audyasfiya
Wkwk Alexa panik mertuanya mau pulang 🤣🤣🤣
Lorenza82
Cepet update nya yaa thorrr 🥺🥺
Lorenza82
Kasian banget ya si Hanum 🥺 sekalinya dapat temen kek si zea ehhh malah jadi musuhan
Lanjut thorrr lanjut
Sasya
/Cry//Cry//Cry//Cry/
Sasya
Waduhh gawat banget ini
Nurul Fitria
Kasihan banget smaa Hanum
Nurul Fitria
Aduhhh ini mah namanya keluar dari lubang buaya masuk ke lubang harimau 😭😭😭😭😭😭😭😭
Sasya
Zea mending jangan nikah sama Abyan dehh /Smug//Smug/
Sasya
Ibu terhebat 😌😌
Sasya
Lanjutttt Thor /Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
audyasfiya
Kasihan banget ya hidup Hanum, dia belum tau kabar bahwa ibunya sudah meninggal dunia, datang ke kota besar niat nya mau melanjutkan hidup malah jadi babu dirumah kakak nya sendiri /Sob//Sob/
Lorenza82
Kasihan sih sebenarnya si zea, dia tuh cuman di jadiin alat aja sama Abyan. Abyan lu redflag woiiii 😭
Lorenza82
Darren si mulut bocor 🤣🤣🤣🤣🤣
Lorenza82
Itulah mengapa jadi cwek tuh rasa sukanya harus di kontrol, Arumi udah berekspektasi ketinggian jadi nya jatuh nya sakit
Lorenza82
Thor kasih Darren jodoh dong...
Lorenza82
Nggak tega Thor aku bacanya, tapi aku penasaran 😭😭😭😭😭
Rossa
Emang paling nggak enak tuh numpang sama orang lain, ya gitu...
Rossa
Dan cwok itu pernah di sindir gitu sama temen ku, jangan pernah jatuh cinta smaa seseorang yang belum selesai sama masa lalu nya, deg... rasanya aku merasa bersalah banget Ama tuh cwok... aku kasih dia harapan palsu, padahal dia serius dan sayang sama aku
Rossa
Aku pernah di posisi Abyan Thor, aku sayang banget sama pacarku dulu. sampai sampai aku susah move on sama dia, kayak aku mikir nya tuh, nggak ada org lain yang kayak dia, dia yg terbaik yg pernah ada. namun keadaan yg harus memisahkan kami. hingga akhirnya saat aku ketemu sama cwok baru rasanya tuh masih ada bayang bayang mantan ku gitu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!