Rangga adalah seorang pemuda yang mendapatkan warisan sepasang mata sakti. mata sakti mampu menembus benda apapun, juga memberikan kemampuan medis dan ilmu beladiri.
Namun untuk mendapatkan mata sakti itu, Rangga menjadi bisu selama 5 tahun. tanpa di duga dia menikahi seorang wanita yang sangat cantik. Namun istrinya tidak mencintainya sama sekali.
Namun dirinya selalu di rendahkan oleh keluarga istrinya karena bisu dan tidak berguna.
Setelah 5 tahun berlalu, Rangga akan menggunakan mata saktinya untuk merubah takdirnya dan mendapatkan hati istrinya.
Bagaimana kelanjutannya bisa di baca di novel ini ya !!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 23 KEMENANGAN BESAR
Rangga hendak menggunakan semua chip emasnya yang tersisa untuk bertaruh. Pasangan ini akan menjadi taruhan terakhirnya.
Orang-orang juga mulai dongkol terhadap Rangga. Mereka berniat baik kepadanya, tapi Rangga justru tidak mendengarkannya dan berlagak hebat.
"Biarkan saja bocah itu, sebentar lagi dia akan menyesal dan menangis," ujar salah seorang di sana.
"Berlagak sok hebat, mengharapkan keberuntungan, sungguh idiot," ujar orang yang lain lagi.
Sementara Tino juga terlihat sangat puas, kekalahan kasino yang besar juga hampir bisa di dapatkan kembali.
"Ayo mulai lagi!" ujar Rangga.
"Baiklah, karena tuan juga sudah tidak sabar, mari kita mulai," balas Tino.
Setelah pertarungan ini, semuanya kemenangan Rangga sebelumnya juga sudah habis. Tino juga sudah tidak sabar untuk menyelesaikannya.
Tino kembali menutup dadu lalu menggoncang nya. Setelah itu tabung yang berisi dadu di letakkan di atas meja.
"Silahkan pasang taruhan tuan," ujar Tino.
Rangga juga mulai memasang semua chip berwarna emasnya ke angka kembar 6. Terlihat di tempat pasangan angka 6 sudah ada 50 chip warna emas yang bernilai 5 milyar.
"Dia sudah gila tingkat akhir, menebak besar dan kecil saja selalu kalah, tapi dia malah memasang angka kembar," ujar salah seorang di sana yang melihat itu.
"Seumur hidup ini aku baru melihat orang sebodoh bocah ini," ujar orang yang lain.
Semua orang juga tidak habis pikir dengan tindakan Rangga ini. Semua orang menganggap Rangga cuma orang bodoh dan hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
Tino memegang tabung penutup dadu dan mengeluarkan kemampuannya. Tiga buah dadu itu berputar-putar tanpa ada yang mengetahuinya kecuali Rangga seorang.
Sebelum dadu itu berhenti, Rangga meletakkan tangan kanannya tepat menimpa telapak tangan Tino. Sontak saja Tino terkejut dengan tindakan Rangga ini. Tino tidak tahu maksud dan tujuan Rangga melakukan ini.
"Apa dia mengetahui sesuatu," pikir Tino.
Rangga tampak tersenyum sambil mengeluarkan kekuatan matanya. Sekilas cahaya keemasan terlintas di kedua mata Rangga. Energi spiritual keluar dari telapak tangannya dan masuk ke dalam tabung.
Energi spiritual itu langsung memutuskan sehelai rambut yang di kontrol oleh Tino. Tiga buah dadu yang sedang berputar juga langsung berhenti seketika.
Sontak saja Tino langsung kaget, Tino juga dapat merasakan bahwa sehelai rambut miliknya sudah terputus dan tidak dapat di gunakan untuk mengontrol dadu lagi.
"Ini..." Tino juga mulai merasa panik.
Tino mulai merasakan bahwa Rangga ini bukanlah orang biasa. Entah bagaimana caranya Rangga bisa memutuskan sehelai rambut miliknya. Yang jelas rambut ini tidak mungkin putus begitu saja tanpa ada penyebabnya.
Energi spiritual milik Rangga yang berada di dalam tabung juga kembali beraksi. Energi spiritual itu membuat ketiga dadu itu kembali berputar-putar.
"Ini... sebenarnya apa yang sedang terjadi?" pikir Tino.
Tino dapat merasakan bahwa dadu di dalam tabung kembali berputar-putar. Namun kali ini itu semua bukan karena dirinya. Keanehan ini sungguh tidak masuk akal bagi Tino.
Kemudian Rangga mengangkat tangan kanannya dan seketika dadu dalam tabung itu juga langsung berhenti.
Tino juga dapat merasakan dadu yang telah berhenti dan seketika mulai merasakan adanya firasat buruk.
"Tidak... apa mungkin dia yang melakukannya," pikir Tino melamun.
"Ini... mustahil," pikir Tino lagi.
Tino mencoba mencerna dan membuang jauh pikirannya bahwa semua ini adalah perbuatan dari Rangga.
"Ayo buka, tunggu apa lagi!" ujar Rangga.
"Tidak perlu di buka, semua juga sudah tahu hasilnya," ujar salah seorang di sana.
"Memasang angka sama nomor 6, kalau memang keluar aku akan memakan dadunya," ujar orang yang lain.
Sementara itu Tino justru terlihat tidak tenang. Orang-orang di sana tidak tahu apa yang terjadi di dalam tabung barusan.
Tino sudah di bayar sangat mahal oleh Bastian untuk mengatasi masalah seperti ini. Sesuai dengan isi perjanjian, jika sampai kasino merugi besar, maka Tino juga harus siap untuk konsekuensi nya. Mengetahui betapa kejamnya Bastian, tentu saja membuat Tino takut.
TIno mencoba untuk tetap tenang. Walaupun teknik nya tidak berfungsi, tapi bukan berarti dia telah kalah. Tiga buah dadu di dalam tabung masih belum di ketahui hasilnya.
Rangga bertaruh di angka kembar 6, kemungkinan angka kembar sangatlah kecil, Tino masih memiliki harapan.
Namun Tino juga tidak bisa menutupi rasa gugupnya, karena ini menyangkut nasibnya. Jika Rangga menang, maka akan mendapatkan bayaran 10 kali lipat, yang berarti kasino mengalami kerugian yang amat besar dan nasibnya akan terancam.
Tino mulai membuka tabung penutupnya secara perlahan. Terlihat tabung itu bergerak-gerak karena tangan Tino yang gemetaran.
Perlahan dadu pertama terlihat dengan angka 6. Dadu kedua juga mulai terlihat dengan angka 6. Kini hanya tinggal dadu yang terakhir yang sebagai penentu.
Orang-orang juga tidak bisa untuk tidak fokus melihat dadu yang terakhir. Tidak di sangka dua dadu yang sebelumnya muncul berangka 6. Jika dadu terakhir ini juga berangka 6, maka ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa.
"Aku tidak percaya jika dadu terakhir adalah 6," teriak Tino meluapkan rasa paniknya.
Tino mengangkat tabung penutup dengan cepat. Seketika dadu terakhir juga langsung terlihat. Dadu terakhir sama seperti kedua dadu sebelumnya yaitu angka 6.
Ketiga dadu menunjukkan angka sama 6, yang berarti Rangga memenangkan taruhannya.
Sontak saja semua orang yang ada di sana menjadi sangat kaget. Seolah tidak percaya dengan apa yang di lihatnya, tiga buah dadu triple 6.
"6, 6 dan 6, angka sama, ini luar biasa sekali," ujar salah seorang di sana.
"Entah kebajikan apa sebelumnya yang dilakukan bocah ini, sehingga keberuntungannya tidak masuk akal," ujar orang yang lain.
"Sial, apa aku harus benar-benar memakan dadunya," ujar orang yang sempat berkata akan memakan dadu bila yang keluar angka sama 6.
Seketika Tino juga langsung terduduk lemas di lantai. Angka yang keluar benar-benar kembar 6.
"Siapa sebenarnya dia," pikir Tino.
"Apa sebelumnya dia hanya mengalah saja," pikir Tino lagi.
Yang sebenarnya terjadi, Rangga sengaja mengalah terlebih dahulu di awal permainan. Tujuan Rangga, jika dia memang begitu cepat, maka itu tidak akan seru. Dengan kata lain Rangga hanya ingin membuat permainan semakin menarik.
10 menit kemudian Rangga sudah berada di luar kasino dengan membawa selembar cek senilai 50 milyar dan sebuah koper yang berisi uang tunai 5 milyar.
Sebelumnya dari pasangan 50 chip berwarna emas miliknya, Rangga berhasil mendapatkan bayaran 550 chip emas. 550 chip emas itu setara dengan nilai 55 milyar.
Karena hari juga sudah sore Rangga segera mencari taksi untuk kembali ke rumah. Terlihat wajah Rangga yang begitu puas sekarang.
"Siapa saja yang mengusik istriku, aku akan membuat perhitungan dengannya," ucap Rangga.
Walaupun Rangga tidak menghajar Bastian, tapi Rangga merasa cukup puas karena telah merampok kasino miliknya.
Sementara itu di dalam kasino terlihat Bastian dan beberapa bawahannya tampak tergesa-gesa menuju meja permainan dadu.
Sebelumnya Bastian mendapatkan kabar bahwa kasino miliknya telah mengeluarkan uang 55 milyar untuk membayar kemenangan seseorang.
55 milyar adalah uang yang sangat besar bagi kasino miliknya. Bahkan dalam satu tahun entah bisa mendapatkan keuntungan sebesar itu atau tidak. Sehingga Bastian tampak begitu panik dan tidak tenang.
Bastian ingin mengetahui siapa orang yang memenangkan uang sebanyak itu. Namun ketika sampai di sana, orang tersebut sudah tidak ada. Bastian hanya melihat Tino yang sedang terduduk lemas di lantai.
"Ini..." Bastian tampak mengepalkan tinjunya.
Dengan melihat Tino dalam kondisi seperti ini, membuat Bastian menjadi sangat marah sekali.
"Dasar tidak berguna," ujar Bastian kepada Tino.
Di gas ken
Mumpung lagi seru
Tetap Semangat
Bukannya rangga?