Sinopsis Baru: Dalam perjalanan menaiki kereta cepat, Leandra, Lelaki mahasiswa yang di kenal sebagai pendiam telah menemukan cinta pada pandangan pertama melalui kesan yang sangat unik. Dia menemukan Gadis cantik yang sedang berdiri di hadapan nya sambil bermain ponsel ketika di kereta.
"Bisakah kita menjadi pasangan kucing, aku hitam dan kau putih.. Karena kau betina dan aku jantan. Aku akan mencium kening mu saat kita terlihat seperti pasangan kucing"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 35
Terlihat Lex Luthor menulis sesuatu di meja kantornya yang gelap. Dia terus menulis dengan wajah serius hingga ada saatnya dia benar-benar tertekan dan tidak kuat, sehingga membuatnya langsung melencengkan penulisannya. Dia bahkan langsung mencoret-coret kertasnya.
"Akhhh!!! Sial!!! Aku terus terpikirkan bagaimana Alandra mengatakan itu tadi!!!"
Tapi ada yang membuka pintu, rupanya Dae Kim. "Hei, cantik..." Dia menatap dan berjalan mendekat. "Aku ingin membahas sesuatu denganmu..." tatapnya.
"Bicara saja di sini... Aku sudah bilang pada asistenku untuk mengusirmu, kenapa kau masih ada di sini!?" Lex Luthor menatap tajam.
"Hanya memberikan sesuatu..." Dae Kim mendekat dan berdiri di sampingnya sembari meletakkan sebuah kertas kecil di meja Lex Luthor.
Lex Luthor terdiam melihat itu, lalu mengambilnya dan membukanya. Di sana hanya bertuliskan pesan amatir yang tertulis: "Keturunan Ketiga."
Seketika Lex Luthor terkejut, tapi ia semakin terkejut diam karena ia merasakan sesuatu. Ketika dilihat lebih banyak, lehernya tertusuk jarum tajam yang dilakukan oleh Dae Kim yang saat ini menyuntikkan suatu cairan padanya.
Lex Luthor yang berhenti terkejut langsung menarik lehernya dan mengambil sesuatu di pinggangnya yang rupanya belati hitam. Dia menggunakannya untuk perlindungan diri dan langsung turun dari kursi, menodongkan belati itu pada Dae Kim yang mengangkat tangan ke atas dengan satu tangannya yang membawa bekas suntikan. Bahkan wajahnya menunjukkan kelicikan padanya.
"Sial!! Apa yang baru saja kau berikan padaku!?" Lex Luthor menutup lehernya dan menatap kesal.
"Hanya obat yang bisa membuatmu tenang, kau tahu kan... Semua orang menginginkan untuk menikahi darah Luthor. Dan darah Luthor patut dikembangkan di dunia hina ini, darah yang begitu kuat dan sok arogan... Kau akan menjadi milikku, dan kita akan membuat keturunan yang sangat banyak..." Tatap Dae Kim dan detik berikutnya Lex Luthor menjatuhkan belatinya karena dia kehilangan kesadaran.
Pandangannya buram. "Ini bukan obat penenang... Ini obat perangsang!!" Ia bernapas cepat bahkan mencoba menahan tubuhnya dengan memegang meja. Ia berusaha untuk tetap berdiri. "Sial... Ini panas... Aku harus segera pergi..." Lex Luthor memilih untuk melarikan diri.
Tapi sayangnya, ketika dia berbalik, dia tak bisa mengontrol kesadarannya dan hanya bisa ditelan rasa panas yang menyelimuti tubuhnya.
Ia langsung jatuh ke bawah dan tengkurap begitu saja, tapi ia mencoba menyeret tubuhnya dan Dae Kim yang melihat itu menjadi semakin tersenyum licik. Seketika dia berlutut menahan pergelangan kaki Lex Luthor. "Kemarilah, cantik, aku akan membuatmu mengatakan aku harus bertanggung jawab." Dia juga mengendurkan dasinya dan bersiap melakukan sesuatu.
"Tidak, seseorang... Tolong aku, tubuhku benar-benar panas. Aku tak mau bersama dengan bajingan ini... Tidak!!" Lex Luthor sudah tidak kuat untuk mengendalikan tubuhnya dan tubuhnya terus menginginkan sesuatu yang dibuat oleh obat tadi.
Dae Kim dengan cepat mendekat ke leher Lex Luthor, dia bahkan menggigit lehernya sangat dalam. "Akhh!!! Hentikan!!!" Lex Luthor berteriak tapi Dae Kim terus menggigitnya bahkan hingga berdarah.
"Hentikan.... Hentikan..."
"Baru kali ini aku lihat kau luluh hanya dengan obat yang kuberikan... Jangan khawatir, mari nikmati hari ini, tak akan ada yang menolongmu..." Bisik Dae Kim, dia memutar badan Lex Luthor agar terbaring menatapnya. Dia juga menahan tangan dan kaki Lex Luthor dengan tubuhnya, bahkan sekarang akan mendekat mencium bibir Lex Luthor.
Tapi mendadak, ada yang mendobrak pintu begitu saja. Bahkan dentuman itu keras sampai membuat engsel pintu hampir hancur.
"Lex Luthor!!" Teriakan yang dikenali oleh Lex Luthor, siapa lagi jika bukan Alandra.
Sebelumnya, Kinn yang mengetahui rencana Alandra langsung mendukungnya. "Sebenarnya, aku juga sudah berpikir jika Lex Luthor meneruskan pekerjaan ayahnya, risikonya akan tinggi, di sana banyak orang licik, apalagi yang berbahaya, dia bisa diapakan tanpa keinginan darinya sendiri...." Dia sudah berpikir lebih banyak akan kondisi Lex Luthor, jadi dia mulai menghubungi asisten Lex Luthor yang ada di Las Vegas bersamanya, yang bernama Jun.
Mereka bertukar informasi di ponsel. "Jun, dalam beberapa jam, Alandra akan sampai di sana, kau harus menuntunnya sampai pada Lex Luthor. Kau tahu bukan dia di mana?" tanya Kinn di ponsel.
Jun yang sedang berjaga di sebuah lorong menjadi terdiam mendengar suara Kinn. Lalu mencoba menjawab. "Aku baru saja membiarkan Tuan Dae Kim untuk menemui Lex Luthor, dia pasti sudah berjalan ke sana. Kau yakin orang yang kau sebut Alandra itu akan datang tepat waktu? Haruskah aku yang turun tangan saja?" tanya Jun.
"Tidak, kita adalah bawahan yang tidak boleh terlalu banyak ikut campur. Jika Lex Luthor tidak bisa diselamatkan, maka itu adalah takdirnya. Takdir miliknya tidak pernah menuntut kita untuk mengubahnya..." kata Kinn.
"Aku mengerti itu, kita bukan siapa-siapa dan kita tidak bisa sembarangan ikut dalam takdir Lex Luthor... Dia juga tidak akan dipedulikan jika namanya bukan Luthor...." pikir Jun, tapi secara tak terduga,
Ia mendengar keributan di lobi gedung itu, dan Jun langsung mendekat ke sana.
Terlihat ada beberapa orang penjaga menahan seorang lelaki yang lebih kuat dari mereka, dia bahkan melawan penjaga yang menghalanginya. "Jangan halangi aku! Aku sudah susah payah terbang ke sini! Biarkan aku bertemu Lex Luthor!!" teriaknya, dan kini sikapnya hampir sama seperti seorang gangster yang begitu ganas layaknya ayahnya dulu jika memakai emosi dan emosional berlebihan.
Jun terdiam melihat kekuatan Alandra, lalu dia menatap serius dan berjalan mendekat. Dia berteriak tegas pada kerumunan itu. "Lepaskan saja dia..."
Hal itu membuat para penjaga melepasnya dan terdiam menatap Jun, apalagi Alandra yang langsung menatap tajam. "Di mana Lex Luthor!?"
"Jika dia memang kuat, Lex Luthor tidak akan salah memilih orang. Dia ada di lantai paling atas, tepat kau bisa melihat nama Luthor di kantornya, kau harus ke sana... Sebelum seseorang mengambil tubuhnya..." Tatap Jun dengan santai, seketika Alandra berlari melewatinya begitu saja, membuat Jun terdiam.
"Fokusnya hanya pada Lex Luthor dan dia tidak peduli apakah dia lelah, apakah dia cukup kuat, dan apakah dia merupakan seorang pengacau. Dia tidak peduli kecuali pandangannya bisa melihat Lex Luthor... Sungguh, orang yang aneh..."
--
"Siapa dia?" Dae Kim tampak terdiam.
Alandra melihat di balik meja ada Lex Luthor dan Dae Kim.
"Alandra...." Suara lemas Lex Luthor terdengar. Seketika, mata Alandra berubah tajam dan mendekat ke Dae Kim.
"Sialan!!" Dia langsung menarik kerah Dae Kim yang mencoba tetap tenang.
"Wo... Wo... Tenang dulu, kawan... Jangan buru-buru..." Dae Kim mencoba tetap tenang di depan Alandra.
Tapi Alandra kesal. "Bagaimana aku bisa tenang ketika kau menyentuhnya?! Kau memberikan apa padanya?!" Alandra menatap Lex Luthor yang mencoba merangkak dengan tubuh lemas, napasnya tersengal dan terasa panas.
"Terlihat menyakitkan..." gumam Alandra. Kemudian, dia kembali melirik ke Dae Kim yang tersenyum kecil.
"Aku hanya melakukan hal yang seharusnya dilakukan. Dengar, gadis itu harus segera dimadu. Jika tidak, dia akan menghancurkan tubuhnya sendiri. Keturunan darinya akan sangat berharga..." tatap Dae Kim.
"Makan keturunanmu sendiri!!" Alandra mendadak memukul wajah Dae Kim, membuatnya terlempar.
"Sial, itu sakit!!"
Tapi tak sampai di sana, Alandra kembali mengangkatnya. Dan siapa yang menyangka, dia melempar Dae Kim melalui kaca yang pecah.
"Akhh!!!!" Suara Dae Kim terjatuh bersamaan dengan pecahan kaca. Entah dia selamat atau tidak.
Setelah mengurus Dae Kim, Alandra langsung mendekat ke Lex Luthor. Dia berlutut, mencoba membuat Lex Luthor duduk.
"Lex Luthor, kau baik-baik saja? Katakan sesuatu padaku," tatapnya cemas.
Tapi Alandra juga terkejut melihat leher Lex Luthor memiliki bekas gigitan. Seketika, mata tajamnya kembali terbentuk.
"Kau ditandai olehnya?!" dia menatap tegas.
Lex Luthor tampak menatap lemas. "Kini, aku melihat seekor harimau sesungguhnya..." Ia menatap Alandra, dan siapa yang menyangka, Alandra membuka leher Lex Luthor dan menggigit bekas itu, membuat Lex Luthor tersentak kesakitan.
"Hentikan... Itu sakit..."
"Dia menandai mu. Aku tak bisa diam saja... Kau milikku, dan akan selalu menjadi milikku... Kita saling mencintai..." tatap Alandra seperti menuntut.
Kini sikapnya tampak berubah.
Tapi ia merasakan tangan Lex Luthor memegang pipinya pelan dengan jemari lentik dan lembut. Alandra terkejut merasakan sentuhan itu, sekejap dia tersadar oleh tangan Lex Luthor.
Sekarang Lex Luthor tampak menatapnya dengan kecewa, seperti mengingat sesuatu.
"Kau brengsek! Kau mencoba untuk membunuhku..." tatapnya, membuat Alandra terkejut.
Namun mendadak, Lex Luthor mendekat dan mencium bibirnya.
Alandra mencoba menolaknya. "Lex Luthor, kondisimu!"
"Tubuhku sangat panas... Aku juga kedinginan... Semuanya terasa sakit dan aneh... Kau harus membantuku..." Lex Luthor menatapnya penuh gairah dan kesakitan.
Alandra hanya menelan ludah, mencoba menahan godaan itu. Mendadak, dia memeluk Lex Luthor sangat erat, membuatnya terdiam.
"Lepaskan aku... Ayo lakukan... Alandra... Ayo lakukan... Aku sudah tidak kuat menahannya..."
"Aku tidak akan melakukannya!" Alandra menatap tegas.
"Kau hanya terbawa obat. Kita akan tunggu beberapa menit... Aku tak mau menyakitimu..." Alandra terus memeluknya erat.
Lex Luthor juga mencoba menahan reaksi obat yang berlebihan. Dia hanya bisa bernapas cepat.
"Kalau begitu, cium aku... Cepat..." tatapnya penuh harap.
Pelukan Alandra terlepas, dan Lex Luthor langsung dengan agresif mendekat, mencium bibir Alandra.
"Lex Luthor, hentikan..." Alandra merasa itu berlebihan.
Namun Lex Luthor tak mau berhenti, bahkan dia menggigit telinga maupun leher Alandra untuk menggodanya.
Itu membuat Alandra kesal. Dia langsung membalikkan tubuh Lex Luthor hingga terbaring di bawah. Lex Luthor tampak sangat terangsang dan masih merasakan efek obatnya.
"Alandra... Kau ingin membuat bayi denganku? Ayo lakukan..." Lex Luthor menunjukkan lidahnya, menggoda Alandra.
Tapi Alandra mencoba menahannya. "Tidak akan... Tahanlah sebentar... Aku tidak ingin menyakitinya... Aku tak mau memanfaatkan kesempatan. Tujuanku hanya untuk menyelamatkan Lex Luthor..."
Hingga mendadak, seseorang datang.
Jun mendekat dan melihat posisi mereka. "Tuan Alandra, aku membawa obat penenang. Jika kau tidak mau... Lakukan sesukamu padanya..." tatapnya datar.
"Tidak, jangan bawa pergi obat itu. Berikan saja padaku..." Alandra mengulurkan tangan, meskipun masih menahan Lex Luthor agar tetap terbaring di bawahnya.
Jun memberikan pil putih kecil. Alandra meletakkan pil itu di lidahnya sendiri, lalu mencium Lex Luthor untuk menyalurkan pil tersebut.
Hasilnya, pil itu benar-benar tertelan oleh Lex Luthor.
"Lex Luthor, aku mohon, tenanglah..." bisiknya, lalu mengecup bagian bawah mata Lex Luthor.
Jun yang melihat itu berjalan pergi.
"Dia tidak mengutamakan hasratnya... Dia hanya ingin membuat Lex Luthor aman dan tidak tersakiti... Sungguh sangat aneh... Padahal dia bisa saja memanfaatkan kesempatan..."