NovelToon NovelToon
MENIKAHI KAKEK TUA

MENIKAHI KAKEK TUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:10.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Savana Alifa

Tidak pernah Jingga bayangkan bahwa masa mudanya akan berakhir dengan sebuah perjodohan yang di atur keluarganya. Perjodohan karena sebuah hutang, entah hutang Budi atau hutang materi, Jingga sendiri tak mengerti.

Jingga harus menggantikan sang kakak dalam perjodohan ini. Kakaknya menolak di jodohkan dengan alasan ingin mengejar karier dan cita-citanya sebagai pengusaha.

Sialnya lagi, yang menjadi calon suaminya adalah pria tua berjenggot tebal. Bahkan sebagian rambutnya sudah tampak memutih.

Jingga yang tak ingin melihat sang ayah terkena serangan jantung karena gagalnya pernikahan itu, terpaksa harus menerimanya.

Bagaimana kehidupan Jingga selanjutnya? Mengurus suami tua yang pantas menjadi kakeknya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEBAB TRAUMA

"Minumlah.." ucap Jingga dengan lembut. Ia duduk di sisi ranjang, menatap suaminya yang mulai meminum air yang ia sodorkan.

"Terima kasih," lirih Langit. Ia menyimpan gelas kosong itu di atas nakas. matanya kembali terpejam, sesekali nafasnya masih terlihat tersengal.

"Tuan, maaf kalau aku lancang. Emmm, apa yang sebenarnya sudah tuan alami? kenapa setiap malam tuan seperti ini, bahkan malam ini sangat parah. jika tuan menganggap aku teman, berbagilah denganku. Aku akan mendengarkan mu, hatimu akan lebih tenang jika kamu mau membagi kesulitan yang sedang kamu alami."

Jingga memberanikan diri mengutarakan isi hatinya. Ia mencemaskan Langit, bagaimana pun juga, Langit adalah suaminya. Meski selama ini kehidupan rumah tangga mereka tak seindah rumah tangga lainnya.

Sejenak Langit berfikir, mungkin benar, ia memang membutuhkan seseorang untuk berbagi. Ia membutuhkan tempat untuk pulang, benar-benar pulang untuk menenangkan dirinya.

Selama ini, Langit tak berani ke dokter psikolog, ia tak siap mengutarakan kejadian kelam yang dulu ia alami. Mengungkit kejadian itu hanya akan semakin membuatnya tersiksa, tapi sepertinya ia sudah tak tahan.

"Aku tidak akan memaksa, kalau begitu Tuan istirahat saja. Aku akan terus menemani mu," ucap Jingga lagi. Ia beranjak, hendak kembali ke tempatnya semula, tapi tanpa ia duga, Langit menahan tangannya, membuatnya menoleh menatap tangannya lalu berganti menatap Langit, pria itu mengangguk memberi isyarat agar Jingga kembali duduk.

Pria tua itu menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya perlahan. menyiapkan mental, hati dan pikirannya untuk membuka kembali lembaran kelam di hidupnya.

"Saat usia saya tujuh belas tahun, kedua orang tua saya menyiapkan pesta ulang tahun kejutan untuk saya. Di daerah puncak, Vila pribadi keluarga saya." Langit kembali menghembuskan nafas panjang, sejenak matanya terpejam, ia mengeratkan genggaman tangannya pada Jingga. Lalu melanjutkan kalimatnya..

"Awalnya pesta itu sangat meriah, kami bahagia. Kami tertawa, merayakan hari kelahiran saya yang menjadi hari paling saya benci. Keributan terjadi di luar vila, entah keributan apa. Saya menuruti permintaan papa saya untuk bersembunyi di tempat yang aman dan jangan keluar apapun yang akan terjadi nanti. Saya yang saat itu tidak mengerti hanya menurut, tapi dari tempat saya bersembunyi, saya masih bisa melihat dengan jelas kejadian di sekitar saya. Kamu tahu Jingga, mereka membunuh orang tuaku.."

Langit menunduk dalam, bahunya bergetar hebat. Pria tua itu menangis. Terlihat rapuh, bahkan sangat rapuh. Kerapuhan yang selalu terlihat saat Langit mengalami mimpi buruk dan mengigau. Peristiwa itu benar-benar menorehkan luka yang begitu dalam, luka yang sangat sulit untuk Langit sembuhkan. menyisakan kenangan buruk yang akhirnya menjadi sebuah trauma untuknya. Langit terguncang, baru saja beranjak remaja yang harusnya di isi dengan hal-hal yang indah, tapi ia justru mendapat luka seumur hidup akibat peristiwa itu.

Jingga pun tak dapat menahan air matanya, ia balas menggenggam tangan dingin suaminya, melihat Langit begitu tersakiti, entah mengapa hatinya juga begitu sakit.

"Mereka menembak kedua orang tua saya beberapa kali. Saya tidak mengenali mereka, mereka datang tiba-tiba Jingga. Sampai sekarang saya bahkan tidak bisa menemukan mereka, pelaku pembunuhan kedua orang tua saya. Saat itu, saya hanya diam. Dunia saya seperti berhenti saat itu juga. Saya bahkan tidak bisa berteriak. Saya hanya menangis dalam diam, saya pengecut. Penyesalan terbesar saya adalah kenapa saya tidak keluar dan melawan mereka, padahal saya sudah besar. Hanya karena kata-kata papa yang melarang saya keluar apapun yang terjadi nanti, saya diam menjadi seorang pengecut yang membuahkan kedua orang tua saya tewas tanpa perlawanan. Saya anak yang tidak berguna!"

Semakin erat genggaman tangan Langit pada Jingga, Jingga semakin bisa merasakan penderitaan yang suaminya itu alami.

"Dan sampai sekarang kamu ketakutan?" lirih Jingga. Langit mengangguk, ia semakin menunduk dalam. Isak tangisnya masih terdengar jelas. "Aku disini, aku akan selalu menemani mu. Jangan takut lagi, cobalah mengendalikan dirimu, alihkan rasa takutmu ini pada sesuatu yang bisa membuat kamu bahagia. Kalau perlu, aku akan menemanimu ke dokter. Kita berjuang sama-sama agar kamu bisa sembuh."

Langit menatap Jingga, tatapan pria itu begitu sendu. Banyak luka yang pria itu sembunyikan di balik matanya, kini Jingga dapat melihatnya. kemudian Langit mengangguk, jika ia terus diam, mungkin sampai kapanpun trauma itu akan menggerogoti dirinya. Ia ingin sembuh, ia membutuhkan tenaga ahli untuk bisa mengeluarkannya dari masa kelam di masa lalunya.

mendapati anggukan dari suaminya, Jingga pun tersenyum meski air matanya masih menetes. Ia lalu mendekat, entah keberanian dari mana, gadis itu memeluk tubuh lemah suaminya yang juga masih terisak.

"Ada aku, kita akan berusaha bersama.." lirih Jingga.

Langit sedikit terkejut saat Jingga memeluknya. Tapi entah mengapa, pelukan gadis itu mampu membuatnya tenang. Rasanya hangat dan nyaman. Tiba-tiba saja ia teringat sang mama, pelukan gadis itu sama hangatnya dengan pelukan Viona. Perlahan kedua tangannya terulur, membalas dekapan Jingga dengan erat.

***

1
enjel_buble🌸☘🌷
apapun alasanmu yang namanya bawa perempuan lain bahkan didalam kamar yang dianggap sebagai tempat privasi suami istri..mega akan marah..sama sepertimu yang marah pd mega..bodoh!
enjel_buble🌸☘🌷
kalimat ini tdk bisa dijadikan alasan dia tdk bener" mengacuhkan jingga bahkan tdk masuk akal karena pertengkarannya dengan jingga adalah jawaban bahwa langit mmng tidak peduli sama sekali.
Widaandriani27@gmail.com Gmail.com
Luar biasa
Nila Kirana Hasibuann
Kecewa
Nila Kirana Hasibuann
Buruk
Ria Widarty
Luar biasa
Noerlina Akbar
Biasa
Noerlina Akbar
Kecewa
Shakri Aziz
Luar biasa
Kadek Yuni
Lumayan
Eva Nietha✌🏻
Benerkan
Eva Nietha✌🏻
Lanjut ga enak klo nanggung thor 😜
Eva Nietha✌🏻
Luarrrrrr biasa
Eva Nietha✌🏻
Seru thor seru
Nul Khotimah
Luar biasa
Anonymous
ok
Wati Mega
Luar biasa
YAR NELIS
ceritanya bagus tdk berbelit"
Dyah Ayu
jadi terhibur , sampai tertawa , lanjut Thor
Herlina Djafar
menarik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!