Karena latar belakang Shazia, hubungan nya bersama Emran tak direstui oleh orang tua Emran. Tapi adiknya Emran, Shaka, diam-diam jatuh hati pada Shazia.
Suatu hari sebuah fakta terungkap siapa sebenarnya Shazia.
Dengan penyesalan yang amat sangat, orang tua Emran berusaha keras mendekatkan Emran dan Shazia kembali tapi dalam kondisi yang sudah berbeda. Emran sudah menikah dengan wanita pilihan orang tuanya sekaligus teman kerja Shazia. Dan Shaka yang tak pernah pantang menyerah terus berusaha mengambil hati Shazia.
Apakah Shazia akan kembali pada pria yang dicintainya, Emran atau memilih menerima Shaka meski tak cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 juta
Seorang Shaka, si anak tengil yang kerap kali slengean bisa bersikap seromantis ini pada ku? Shazia menatap lamat-lamat netra mata pria yang kini tengah menyentuh bibirnya. Sorot mata itu begitu teduh seakan mampu menenangkan jiwa dan raganya. Jujur, ia tak pernah merasakan ketenangan seperti saat ini kala ia bertatapan dengan Emran secara sengaja atau pun tak sengaja.
Shaka tersenyum lembut. Dengan segenap keberanian, ia berulang kali mengusap-usap lembut bibir mungil Shazia tanpa takut di semprot si pemilik bibir.
"Makan nya kayak anak kecil. Belepotan gini, mba," celetuk Shaka diikuti senyuman menggoda.
Celetukan Shaka tentu saja membuyarkan lamunan Shazia. Begitu gadis itu tersadar, ia secepat kilat menepis tangan Shaka dan memalingkan wajahnya ke arah lain.
Shaka garuk-garuk belakang kepala. Ya elah mulut ku ini kenapa enggak bisa diem ya. Tuh kan, mba Shazia nya jadi ambek deh.
"Ka-kamu apa-apa sih, ka !" tutur Shazia yang gugup. Dan percaya lah jika gadis itu kini tengah menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah.
Shaka menyengir seolah tanpa dosa.
"Tadi ada saos yang nempel di bibir, mba. Aku cuma berniat bersihin aja kok, enggak ada niatan lain, suer deh !!" Shaka mengacungkan dua jarinya ke atas. Berharap gadis itu percaya dan tak marah gara-gara tangan nya yang gatal dan enggak bisa di tahan ini.
Shazia tak menanggapi apa-apa. Gadis itu menggigit bibir dengan perasaan campur aduk. Kesal iya, malu juga iya. Bisa-bisa nya ia membiarkan anak itu menyentuh bibirnya. Dan bodoh nya, ia membiarkan perbuatannya begitu saja seakan ikut terhanyut oleh sentuhan lembutnya. Shazia menghempas kepalanya. Hei, ada apa dengan aku ini ???
"Ayok, mba kita makan lagi. Ini makanan nya masih banyak lho. harus kita habiskan." Shaka berusaha mencairkan suasana canggung di tengah-tengah mereka.
Shazia tersenyum canggung. Meski canggung, ia pun kembali menikmati makanan nya karena perutnya belum kenyang.
Beberapa saat kemudian. Shazia dan Shaka yang sudah merasa kenyang pun menyudahi aktifitas makan mereka. Shazia duduk menyender. Sementara Shaka, pria itu bangkit entah mau kemana.
Sorot mata Shazia menyapu sisa-sisa makanan yang masih begitu banyak di atas meja. Sisa makanan yang rata-rata belum tersentuh sama sekali oleh nya mau pun oleh Shaka.
"Ka," ucap Shazia begitu Shaka kembali.
"Kenapa, mba?" Tanya Shaka seraya mendudukkan bo-kong nya ke atas kursi seperti semula.
"Ini sisa makanan nya mau kita apa kan?"
Shaka yang mengerti pun tersenyum.
"Ya biarin aja, mba."
"Kok biarin. Sayang dong."
"Terus?"
Shazia tampak berpikir.
"Aku, aku boleh bungkus enggak untuk dibawa pulang?" Tanya Shazia dengan sikap malu-malu.
Shaka tersenyum.
"Jangan, mba."
Pancaran kekecewaan seketika tercetak di wajah Shazia mendengar larangan Shaka. Gadis itu menunduk dengan perasaan dongkol juga malu.
"Kalau untuk ibu, aku sudah pesan makanan yang baru. Masa iya, ibu di kasih makanan sisa makan kita. Enggak sopan namanya."
Shazia langsung mengangkat wajahnya dan menatap Shaka dengan tatapan tanda tanya. Kenapa anak ini begitu perhatian sama ibunya tanpa mikir? Emran saja suka mikir dulu jika mau membelikan oleh-oleh untuk ibunya ketika mereka pergi ke suatu tempat.
"Kalau makanan yang belum kita makan ini, biar pegawai-pegawai sini aja yang ngabisin." Shaka menyambung kalimatnya.
Tak lama, dua orang staf datang. Staf satu menenteng dua paper bag berisi makanan, dan satu lagi membawa mesin gesek.
"Ini mas pesanan nya. Mau di letak kan dimana ya?" Tanya si staf pembawa paper bag.
"Oh, tolong tarok di situ dulu, mba." Shaka menunjuk ke arah meja yang kosong, tak jauh dari meja mereka.
Perasaan Shazia jadi tak tenang kala mata nya menyorot pada mesin gesek yang di pegang staf satu nya. Bagaimana kalau uang shaka enggak cukup?
Shaka tersenyum pada staf pembawa mesin gesek.
"Berapa total nya, mba? sekalian sama harga booking tempat yang bayar nya baru separuh."
"Ini mas total keseluruhan nya. Total nya dua puluh lima juta tiga ratus ribu," ujar staf tersebut seraya memberikan sebuah nota pada Shaka.
Bola mata Shazia seketika membulat besar nyaris keluar dari kelopak matanya.
"Dua puluh lima juta !!" pekik Shazia, membuat Shaka dan staf tersebut menoleh serempak pada gadis itu.
"Biasa aja kenapa, sayang !!" bisik Shaka yang gemas. Pria itu malu pada staf tersebut yang tampaknya sedang menahan tawa.
"Ta-tapi, ka_"
Sssstttt, Shaka mendesis, membuat Shazia terdiam dengan wajah khawatir.
Shaka segera membuka dompet nya dan mengeluarkan selembar kartu. Lalu diberikan pada staf tersebut untuk melakukan transaksi.
Selama melakukan transaksi, Shazia tampak begitu tegang dan lutut yang lemas. Ia khawatir uang di rekening Shaka tak mencukupi.
Staf itu tersenyum setelah berhasil melakukan transaksi.
"Ini mas, kami kembalikan kartunya dan ini struk nya," ucap staf tersebut sambil memberikan kartu dan struk pada Shaka.
Shaka menerima nya." Terima kasih, mba."
"Sama-sama, mas."
Kemudian, staf itu pergi.
Shazia terbengong setelah menyaksikan transaksi tadi. Transaksinya berhasil. Apa itu artinya rekening Shaka menyimpan uang lebih dari dua puluh lima juta? Kok bisa ? Apa anak itu menguras semua tabungan nya? atau dia menguras tabungan orang tua nya?
"Shaka_"
"Apa, mba? potong Shaka.
"Mba pasti mau ngomong aku sudah menguras uang orang tua ku, kan?"
Lah, kok anak ini bisa tau isi otak nya? Apa dia punya indera ke enam?
"Udah lah, mba. Enggak usah mikir yang macem-macem dan bikin kepala mba jadi pusing. Yang pasti aku enggak menguras uang orang tua ku ya, jadi mba tenang aja." Shaka menyambung kalimat nya, lalu berdiri.
"Sudah yuk, kita pulang. Mumpung makanan buat ibu masih hangat."
Setelah berada di parkiran, Shazia kembali dibuat terbengong oleh Shaka. Mobil Shaka kali ini bukan mobil yang kemarin ke bukit, melainkan mobil lain tapi sama-sama mobil mahal yang harga nya mencapai milyaran rupiah.
"Ka, ini_"
"Iya, mba. Aku rental lagi," sela Shaka yang tahu Shazia akan bicara apa.
Shazia terdiam dengan segala keheranan nya.
"Ya udah, yuk masuk." Shaka membuka pintu mobil untuk Shazia. Gadis itu mau tak mau menuruti perintah Shaka.
"Duh, kenapa jadi kebelet pi pis gini ya!" ucap batin Shaka, yang tiba-tiba saja ingin buang air kecil dan sudah tak tertahan kan.
Shaka celingukan ke sekitar mencari toilet umum atau pom bensin.
Senyum nya terkembang kala sorot matanya melihat ke arah plang tulisan mushola dan toilet umum.
Lalu, Shaka memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.
"Mba tunggu sebentar ya!"
Belum sempat Shazia bertanya, Shaka langsung turun.
"Ish, anak itu." Shazia menggerutu seraya memperhatikan Shaka yang sedang berjalan ke suatu arah.
Semenit, dua menit hingga lima menit Shaka tak kunjung kembali.
Karena merasa gerah di dalam mobil, Shazia akhirnya turun dan duduk pada tembok pendek pembatas jalan.
"Si Shaka kenapa lama banget sih! kemana anak itu?"
Shazia celingukan.
"SHAZIA !!!"
Shazia menyorot ke suatu arah kala mendengar seseorang memanggil namanya. Di samping sebuah mobil putih, sosok pria berdiri seraya menatap nya dengan wajah sendu.
Melihat sosok pria itu, Shazia sontak berdiri.
"Mas Emran !!"
demi cinta jadi sopir pun d lakukan y shaka,tpi sayang yg d cintai cma nganggap adik aja.Tapi semoga mba shaziamu segera menyadari perasaannya.
Ihh nyebelin bgt keluarga pak ramlan benalu.
Waduh coky masa kamu lupa kalau bossmu absurt tapi baik hati itu sudah bucin sama mbak Shazia, jadi mau ada cewek cantik & tajir gak akan terlihat?? 😂😂😂 Gimana kalau Tasya buatmu saja🤭😅😅😍😍