NovelToon NovelToon
Our Baby Twins

Our Baby Twins

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:375.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Hamil atau tidak, Danesh dengan tegas mengatakan akan menikahinya, tapi hal itu tak serta merta membuat Dhera bahagia.

Pasalnya, ia melihat dengan jelas, bagaimana tangis kesedihan serta raungan Danesh, ketika melihat tubuh Renata lebur di antara ledakan besar malam itu.

Maka dengan berat hati Dhera melangkah pergi, kendati dua garis merah telah ia lihat dengan jelas pagi ini.

Memilih menjauh dari kehidupan Danesh dan segala yang berhubungan dengan pria itu. Namun, lagi-lagi, suatu kejadian kembali mempertemukan mereka.

Akankah Danesh tetap menepati janjinya?

Bagaimana reaksi Danesh, ketika Dhera tetap bersikeras menolak lamarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#27. Rindu Tapi Tak Mau Mengaku••

#27

Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Dhera mulai menikmati makanan dengan sensasi dingin dan manis tersebut. Tiap suapan ia nikmati dengan penuh rasa syukur dan wajah yang berbinar dengan bahagia. 

“Miss … suka sekali dengan ice cream?” tanya Keenan yang nampak terus menatap bahagia kearah Dhera. 

“Tidak juga, tapi sepertinya hari ini Baby sedang ingin makan ice cream.” 

Keduanya berbicara seolah hanya ada mereka berdua saja, sementara, para pria yang mengantar mereka hanyalah manekin. 

“Opa bilang, Oma susa sekali ice cream vanilla, sama seperti aku.” 

“Oh iya?” sahut Dhera antusias, seraya membersihkan mulut keenan yang belepotan dengan noda ice cream yang sedang disantapnya. 

“Iya, Tapi Oma hanya membeli ice cream vanilla disini, kalau di tempat lain Oma kurang suka. Karena kedai ice cream ini sudah ada sejak Opa dan Oma belum menikah, dan rasanya tak pernah berubah sejak dulu.” 

“Kalau begitu, Miss Dhera tak salah pilih tempat dong?” 

“Betul sekali … Ayo Miss, makan yang banyak, nanti Daddy yang traktir.” 

Sementara itu, masih dimeja yang sama, kedua pria dewasa saling menatap tajam dengan perasaan yang hanya dimengerti oleh mereka berdua saja. 

Danesh terlanjur kesal dan cemburu karena menganggap bahwa pertemuan mereka memang sengaja Adrian rencanakan demi menarik perhatian Dhera. 

Sementara Adrian pun geram karena menurutnya, Danesh sudah melakukan kecurangan, hingga membuatnya kesulitan melangkah mendekati Dhera.

“Dia, sudah resmi menjadi milikku, jadi jangan pernah mencoba mendekatinya lagi.” 

Adrian tersenyum miring mendengar ancaman tersebut, “Lewat jalur belakang saja bangga,” ejeknya. 

Danesh ejekan Adrian dengan tawa renyah, “Anak manja sepertimu, Aku yakin tak akan sanggup menghadapi Ayahnya Dhera.” 

“Memang kenapa dengan Ayah Dhera?” tanya Adrian bingung. Menurutnya setiap ayah di dunia pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Seperti dirinya yang inginkan yang terbaik untuk Keenan. 

“Ah, sudahlah, daripada Kamu mempermalukan dirimu sendiri, diam dan tak melakukan apa-apa, aku rasa sudah cukup baik.”  

Danesh berdiri, ia hendak membayar pesanan ice cream Dhera, lalu bergegas pulang, karena ada seseorang yang sedang menunggu dirinya. Namun Adrian mencegahnya, “jawab dulu pertanyaanku?!” 

“Kamu tak akan pernah cocok dengan pria seperti Ayah Dhera.” Danesh berbisik, “usianya boleh tua, tapi nyatanya dia masih mampu menghajarku hingga wajahku tak karuan bentuknya.” Danesh menunjuk wajahnya sendiri. 

“Lebam, memar, serta lukanya baru sembuh, dan memudar warnanya, padahal sudah seminggu yang lalu Pria tua itu menghajarku.” 

Adrian kembali menegakkan tubuhnya, ia menelan ludahnya dengan susah payah. “Andai Kamu yang berada di sana kemarin, dan mengatakan akan menikahi Dhera, tentu secara tidak langsung Kamu mengakui bahwa Kamulah yang membuat Dhera hamil. Dan Kamu tahu sendiri lanjutannya seperti apa?” Danesh tak hendak menyombongkan diri, namun ia tak ingin ada orang lain mengambil alih tanggung jawab yang memang seharusnya ia pikul sebagai seorang pria yang sudah membuat Dhera hamil. 

Karena itulah, ia mengambil langkah cepat, sebelum Adrian mendahuluinya. 

Danesh menepuk pundak Adrian, “Jika memang Keenan begitu ingin tinggal di dekat Dhera, aku tak keberatan dia sering datang, atau menginap di rumah kami.” 

“Sudah selesai? Ayo lanjutkan saja di mobil, Aku harus buru-buru nih.” 

Walau cemberut, namun Dhera pun mengikuti Danesh, asal sudah dapat apa yang dia inginkan, Dhera sudah bisa tertawa kembali. 

“Jangan pulang dulu, Miss,” pinta Keenan memelas. 

Melihat keponakan kecilnya, membuat Danesh tak tega, Keenan pasti merindukan sosok seorang ibu dalam hidupnya, karena itulah ia sedikit keberatan ketika Danesh dan Dhera berpamitan. 

Danesh duduk di dekat Keenan, “Ken, maafkan Uncle yah, tapi Uncle dan Aunty memang harus pulang, karena Uncle ada janji bertemu seseorang.”

“Yang ada janji, Uncle kan?” tanya Keenan dengan wajah polosnya. Danesh mengangguk. 

“Kalau begitu, Uncle silahkan pergi, nanti Miss Dheandra biar diantar Daddy, dan Aku.” 

Namun kelanjutannya, sungguh membuat Danesh ingin menjitak kepala bocah kecil tersebut. “Nggak bapaknya, nggak anaknya sama aja bikin kesel,” gerutu Danesh. 

•••

Dhera kembali berbalik mengganti posisi tidurnya, padahal siang tadi ia sama sekali tak memejamkan mata, namun hingga menjelang pukul 11 malam, kedua mata Dhera masih terbuka seolah baru saja terbangun dari pingsannya. 

Benar-benar siksaan yang menjengkelkan, sungguh tak lucu jika kini ia sudah merindukan suaminya, padahal siang tadi dengan yakin ia meminta tidur di kamar terpisah. 

Dhera sungguh kesal, hingga rasanya ia ingin menangis keras agar suaminya lekas kembali. Hanya perkara ingin memejamkan mata saja, kenapa jadi sesulit ini. 

Tapi tak lama kemudian, ia mendengar sayup-sayup suara percakapan dari luar kamar, senyumnya mengembang bahagia, akhirnya Danesh datang juga, Dhera pun memejamkan mata, karena yakin sebentar lagi lelap akan segera menjemputnya. 

Suara pintu kamar dibuka secara perlahan, Danesh bernafas lega karena yang ia takutkan tidak terjadi, karena Dhera sudah terlelap di bawah naungan remang-remang cahaya lampu kamar. Tak ingin mengganggu sang istri yang sudah terlelap, Danesh pun segera menuju kamar mandi guna membersihkan tubuhnya selepas menyelesaikan pekerjaannya di proyek. 

Proyek sirkuit balapnya, memang belum selesai seratus persen, tadi ia sengaja datang kesana, karena harus mengarahkan semua pekerjaan agar sesuai dengan keinginannya. Lalu ia juga mendengarkan laporan lengkap kemajuan proyek, dari mandor yang ia percayai. 

Usai mandi, dan tubuhnya kembali segar, Danesh mengenakan kaos dan celana pendek yang Dhera siapkan untuknya. Walau masih kesal dengan aturan Dhera, namun senyumnya mengembang ketika kini melihat pakaian santainya sudah siap di atas meja ruang ganti. 

Danesh meluruskan tubuhnya di atas sofa, ia memeriksa pesan di grup keluarga, yang berisi para pria Geraldy. Tentu saja obrolan random nan santai yang selalu meramaikan grup keluarga tersebut, sedikit penghibur hati bagi dirinya yang mendapatkan ultimatum dari sang istri. 

Danesh meletakkan ponselnya diatas dada, wajahnya menoleh menatap wajah Dhera yang kini terlelap tenang. Danesh pilih tidur di sofa karena takut akan kembali khilaf seperti hari-hari sebelumnya, walau sebenarnya ia tak berdosa melakukan hal itu, karena status mereka yang sudah sah. 

“Selamat malam istriku, selamat malam anak-anak … maafkan Daddy yang tak bisa menemani kalian tidur malam ini.” Danesh berbicara, seolah-olah si kembar sedang mendengarnya saat ini. 

Entah berapa lama ia tertidur, Danesh tak menyadarinya karena terlalu lelah. Tiba tiba ia membuka mata dan merasakan hawa di sekitarnya sudah berbeda, rasanya lebih hangat daripada sebelumnya, seperti ada seseorang yang sedang memeluk tubuhnya dengan nyaman. 

Setelah kesadarannya kembali sepenuhnya, kedua mata Danesh pun terbuka lebar, ia melihat Dhera tengah berbaring nyaman sambil memeluk erat tubuhnya. “Kalau kamu semanis ini, bagaimana aku bisa berlama-lama kesal padamu?” gumam Danesh seraya membelai kaki jenjang yang kini melingkari tubuhnya. 

1
Marsiyah Minardi
Ga usah takut Marco, segalak galaknya Bu Rita ga bakalan makan manusia
Paling mulutnya yang rame macam petasan
Nar Sih
semagatt marco tunjukan rasa cinta mu buat dhesi ,dan terus lah berjuang dpt kan restu dri calon ibu mertua mu👍💪
Zahraputri Putri
kadang masih ingin ngakakk kalau ingat nama asli Marco🤭😂😂
Hasanah Purwokerto
Hihihiii...Skrg,,,hadapilah bu Rita Qomar,,tanpa perlu banyak drama...
Kamu msh cinta Dhesi kan...? Ayo benjuang lagi....
Cemungutz Qomar....😂😂😂😂😂
Hasanah Purwokerto
Typo ya kak...🤭🤭🤭
Alhamdulillah,,akhirnya Bu Rita sadar juga...
Eh....siapa gerangan yg diruangan dokter Gadisha...?
Sh
telur ceplok...besok mau bikin telur ceplok next Carlos ah... mumpung di kulkas ada jamur
Abz
jangan lari kamu Marco 😂
airhy_10
semoga Bu Rita merestui hub.mu qomar😁
Chusnul Zazah
Nah Marco pasti lgsg ciut itu nyali, padahal kemaren dah semangat saat ketemu bapaknya Dhesi??
Tenang saja Qomar atawa Marco Bu Rita kan gak tahu kalau kamu polisi yg hebat , anak buahnya kapten Danesh??🤔😇😇
Zeni Supriyadi
Jgn lari Marco Bu Rita pasti merestui kamu sm Desi soalkan kamu sdh jadi polisi dan temannya Danesh pula/Facepalm//Facepalm/
Rahmawati
hahaha Qomar langsung ciut liat mama rita
EmakKece
Qomarudiiiiiiiin ... /Joyful//Joyful//Joyful/
🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️
jngn lari kamu Qomarudin,ayo sungkem sm Bu Rita biar bisa balik sm Dhesi lagi.
Yayuk Bunda Idza
😅😅😅😅 sampai aq mengingat -ingat nama si Marcopolo ini, oh Qomarudin...bikin gemes kamu
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
penasaran dengan pertemuan Qomar dan bu Rita😂
winda
oalaaahh marco kena apes🤣🤣🤣
Wahyuningsih 🇮🇩🇵🇸
lagi melow melow..nongol lah si qomar thor 🤣🤭
Anjellita
lanjut thor
chloe
lanjut kak
Nur Azizah
jadi mewek kak author ikut sediihhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!