Terjebak Cinta CEO Dingin

“ apa kalian tidak punya mata, untung saja saya bisa menghindar, kalau mobil itu rusak apakah kalian bisa memperbaikinya” hardik sisupir yang tampak kesal dan membuat arinda menjadi emosi dengan perkataan si supir.

“ hei pak supir kalo nyetir pake mata bukan pake dengkul. Seenaknya ngebut di jalan umum, yang hampir anda tabrak tadi bisa aja nenek dari seseorang. Apa anda ga punya hati seenaknya bawa mobil tanpa memperhatikan sekitar anda” kata arinda menahan emosinya kepada supir daniel.

“alah....ini modus penipuan kalian bukan biar tuan muda saya memberikan uang, dasar orang miskin mencari uang dengan cara rendahan seperti ini” hina si supir.

Nenek itu yang sudah mulai tenang menatap tajam si supir yang terlihat angkuh. Arinda semakin emosi dengan penuturan si supir.

"apaaa...sudah jelas anda yang salah masih menuduh orang lain” Arinda mulai meninggikan suaranya.

Daniel melihat ke arah supir yang sedang memarahi wanita yang membuat mobilnya berhenti, “sel...lihat apa yang terjadi di sana” kata daniel mengutus ansel untuk melihat apa yang terjadi karena supirnya belum juga kembali. “Baik tuan muda” jawab Ansel mengikuti perintah daniel turun untuk menghampiri si supir.

“Kenapa lama sekali? tuan muda sudah harus pergi sekarang” tanya ansel pada si supir.

Supir itu langsung mengadu atas apa yang baru saja terjadi.

“Jadi anda atasan dia?” tanya Arinda yang sudah sangat marah.

“maaf nona, sebelumnya ini bukan kesalahan kami juga. Seharusnya anda memperhatikan jalan, Bukan sembarang menyebrang” jawab Ansel menengahi setelah mendengar aduan dari si supir.

“kalo supir anda bawa mobil dengan baik, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Dan nenek itu nggak akan syok, seharusnya kalian minta maaf ke nenek yang hampir kalian tabrak” kata Arinda yang merangkul nenek itu dan menenangkan nenek itu. Ansel yang menatap nenek itu terkejut begitu pula nenek itu.

“oma kenapa bisa ada di sini?” Ansel monolog dalam hati yang menatap heran nenek yang sudah sangat ia kenali. Si supir yang baru bekerja hari ini sama sekali tidak mengenali nenek itu menjadi heran dan merasa jika ansel mengenali nenek itu.

"Ansel....berarti anak tengil itu juga ada di sini. Bisa gaswat ini. Mending aku kabur saja dari sini” kata nenek itu dalam hati yang mengenal Ansel.

saat Ansel menghampiri nenek itu, Arinda langsung menghadangnya

"Anda mau apa? mau menakuti nenek ini. Saya bisa melaporkan anda ke pihak berwajib dengan perlakuan tidak menyenangkan" ancam Arinda.

"maaf nona, anda sudah salah paham. nenek itu..." belum selesai Ansel membela diri, nenek itu langsung memotong perkataan Ansel.

“sudahlah nak...saya sudah tidak apa-apa” kata nenek itu menenangkan arinda yang masih marah. Nenek itu memberi tanda untuk tidak mengatakan apa-apa.

“ jangan nek, seharusnya nenek jangan memberi kesempatan kepada mereka. Jangan Mentang mentang mereka kaya, kita harus tunduk pada mereka. Bagaimana jika nenek tadi terluka dan mereka lepas tangan begitu saja.” Mendengar penjelasan arinda terbesit rasa kagum dan senang di hati nenek itu. Nenek itu bisa melihat kecantikan wajah Arinda walaupun masih berlumuran cairan minuman yang telah tercampur. Gadis ini, tidak hanya wajahnya yang cantik tapi hatinya juga, ujar nenek itu dalam hati.

"tuan sebaiknya tuan kembali saja ke mobil. biar saya yang menyelesaikan masalah disini" ujar sisupir. Nenek itu melihat ke arah Ansel dengan memberi kode untuk tetap merahasiakan identitasnya.

"kenapa kalian bisik bisik di sana, cepat minta maaf pada nenek ini" kata Arinda lagi membuat Ansel kembali menatap wajah Arinda yang masih berlepotan tumpahan minuman.

***********

jangan lupa like dan votenya 😇😇😇