NovelToon NovelToon
I Love You, Mba!

I Love You, Mba!

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena latar belakang Shazia, hubungan nya bersama Emran tak direstui oleh orang tua Emran. Tapi adiknya Emran, Shaka, diam-diam jatuh hati pada Shazia.

Suatu hari sebuah fakta terungkap siapa sebenarnya Shazia.

Dengan penyesalan yang amat sangat, orang tua Emran berusaha keras mendekatkan Emran dan Shazia kembali tapi dalam kondisi yang sudah berbeda. Emran sudah menikah dengan wanita pilihan orang tuanya sekaligus teman kerja Shazia. Dan Shaka yang tak pernah pantang menyerah terus berusaha mengambil hati Shazia.

Apakah Shazia akan kembali pada pria yang dicintainya, Emran atau memilih menerima Shaka meski tak cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah sasaran

"Bye bye, Sha. Semangat melembur ya. Oya jangan lupa ngopi yang banyak biar melek teruuuuus !!" Nisa terkekeh, kemudian gadis itu berlalu meninggalkan ruang kerja dan Shazia seorang diri sembari melambai-lambaikan tangannya pada Shazia.

Shazia membalas lambaian Nisa dengan malas-malasan dan wajah bete.

Seperti biasa. Hari senin merupakan hari tersibuk Shazia dengan segudang pekerjaannya setelah dua hari libur weekend. Dan di hari senin pula lah, Shazia kerap kali kerja lembur hingga magrib, malam, bahkan sampai larut tengah malam. Jadi ya melembur itu sudah menjadi bagian dari rutinitas Shazia.

Jam terus berputar hingga pukul sembilan malam. Rasa kantuk mulai menyerang mata Shazia. Berulang kali gadis itu menguap. Akan tetapi pekerjaannya belum saja kunjung selesai.

Shazia mengusap-usap wajahnya, mengusir rasa kantuk yang mendera. Setelahnya, ia kembali menatap pada layar dan jemari lentiknya kembali bergerak di atas keyboard. Tapi apa yang ia lakukan tak berpengaruh. Shazia tetap saja ngantuk ingin segera rebahan di kasur rasanya.

Kopi !!! seketika, Shazia teringat kata Nisa. Kata orang minum kopi dapat mengurangi rasa kantuk. Tapi....ia kan tak suka minum kopi gimana dong!!

Shazia membuang nafasnya kasar. tumben-tumbenan ini matanya kenapa ngantuk sekali. Biasanya tak pernah se-ngantuk seperti saat ini.

Tapi dari pada rasa kantuk mengganggu aktifitasnya dan membuat pekerjaan nya tak kunjung selesai, Shazia akhirnya pergi ke pantry untuk membuat kopi. Demi menghilangkan rasa kantuk, ia terpaksa harus minum kopi meski tak suka.

Beberapa detik berlalu. Kopi selesai dibuat. Shazia mengendus kopi warna hitam tersebut. wanginya sih enak, tapi rasanya.....Shazia sudah membayangkan rasanya bagaimana. Pasti pahit karena tak pakai gula. Tadi di pantry gula nya habis. Jadi ia terpaksa membuat kopi tanpa tambahan gula.

Shazia kembali ke ruangan nya sembari membawa kopi buatan nya. Tapi di tengah jalan, ia merasa seperti ada sosok yang mengikutinya.

Langkah Shazia terhenti. Tengkuk nya merinding. Setahunya tak ada karyawan yang lembur kecuali dirinya. Lantas siapa yang mengikutinya ini ? Jin kah? Setan kah? Atau maling?

Shazia mengatur nafasnya yang tak beraturan. Baiklah. Ia tak boleh takut. Ia harus bisa melawan Jin, setan, maling atau apalah yang hendak menyakitinya ini.

Shazia berbalik, kemudian byuuuurrrrr....secepat kilat ia menyiram sosok yang mengikuti nya tersebut dengan kopi panas miliknya tanpa melihat-lihat dulu siapa sosok yang ia siram itu.

Shazia tertawa, menertawakan sosok tubuh tinggi tegap tengah kelonjotan dan mengibas-kibas pakaiannya yang tersiram air kopi.

"Rasain. makannya jangan jadi orang jahat. Kamu mau maling di kantor ini kan?" tuduh Shazia.

Seketika, wajah Shazia menegang dengan mata membola besar saat sosok yang ia siram tersebut mengubah posisi menghadap padanya. Sosok tersebut menatap Shazia dengan tatapan marah.

"Pak, pak, pak big bos !!!!" ucap Shazia gugup.

Ya, sosok yang Shazia siram tersebut adalah Dirgantara. Pria itu bukan mengikuti Shazia melainkan kebetulan melihat ada seorang karyawan di kantor nya. Ia hendak bertanya kenapa belum pulang karena perusahaannya tak pernah memberlakukan kerja hingga melebihi jam tujuh malam. Tapi belum sempat ia bertanya, karyawan yang hendak ia tanya itu malah menyiram Dirgantara dengan air kopi panas.

Shazia yang ketakutan langsung menunduk seraya me re mas jemari dengan perasaan campur aduk. Tapi yang jelas saat ini ia amat sangat menyesal atas tindakan bodoh dan cerobohnya.

"Ya Allah...Shazia. Apa yang sudah kamu lakukan. Dia pak Dirga, bos yang menggaji kamu. Bukan jin, bukan setan, apalagi maling. Kenapa kamu enggak lihat-lihat dulu sih. Kenapa main siram-siram aja. Duh, Shazia.....tamat lah riwayat mu." Shazia merutuki dirinya sendiri dalam hati.

"Sa-saya min-minta maaf, pak. Sa-saya enggak sengaja. Sa-saya pikir bapak orang yang mau maling di kantor ini. Makanya saya siram bapak dengan kopi saya. Dari pada saya yang celaka lebih baik saya yang nyerang duluan."

Shazia memberanikan diri meminta maaf dan memberikan alasan jujur kenapa ia bisa berani menyiramkan kopi pada big bos yang tentu saja sangat di segani semua karyawan di kantor.

Shazia pikir yang penting ia minta maaf dulu. Soal hukuman, ia akan menerimanya apa pun itu hukumannya sekali pun ia di pecat dari perusahaan.

"Arimbi."

Arimbi. Mendengar itu, Shazia segera mengangkat wajah dan menatap pada Dirga. Ia melihat raut wajah sang big bos berubah. Kini tampak memancarkan wajah sendu tak lagi marah seperti tadi.

"Arimbi."

Kening Shazia mengernyit mendengar big bos menyebut nama Arimbi untuk kedua kalinya.

"Ma-af, pak. Nama saya Shazia bukan Arimbi," ucap Shazia hati-hati.

"Shazia !!"

Shazia mengangguk-angguk polos.

Dirga tampak mengusap wajahnya kasar. Kemudian ia melihat pada Shazia lagi.

"Kamu.....bekerja di sini?" Tanya Dirga seraya memindai tubuh Shazia dari atas ke bawah. Wajahnya dan postur tubuhnya mengingatkan nya pada sosok yang dicintainya sekaligus sangat dibencinya.

"Be-benar, pak," jawab Shazia seraya menunduk.

"Kamu tahu siapa saya?"

Shazia mengangguk.

"Lalu kenapa kamu menyiram saya dengan kopi panas? Apa kamu sengaja mau mencelakai saya?"

Shazia segera menggeleng.

"Maaf pak. Tadi sudah saya katakan alasan nya, pak."

"Apa? Saya tidak mendengar."

"Saya enggak sengaja menyiram bapak. Saya pikir bapak maling. Dari pada saya yang celaka lebih baik saya siram bapak duluan dengan kopi saya."

"Jadi kamu pikir saya maling?"

Shazia mengangguk polos.

Dirga menggertak gigi, menahan geram sekaligus gemasnya. Bisa-bisanya tampang sekeren dirinya disangka maling oleh karyawan nya sendiri.

"Kamu tahu apa konsekuensi nya?"

"Mungkin bapak akan menghukum saya."

Dirga terdiam.

Bukan hanya wajah dan postur tubuhnya saja yang sama, tapi sikapnya.....Dirga menyugar rambutnya, menyangkal pemikiran nya.

"Benar. Saya tidak akan membiarkan begitu saja orang yang telah berani hendak mencelakai saya."

"Tapi saya udah katakan kalau saya enggak sengaja, pak."

Dirga terdiam. Anak ini sangat berani dan pintar menyahut.

"Apa kamu tidak takut sama saya?"

"Takut lah, pak."

"Terus kenapa kamu nyerocos terus."

"Nyerocos gimana, pak. Bapak kan tanya ya saya jawab. Apa bapak mau saya diam aja gitu !!"

Entah apa yang merasuki diri Shazia, sehingga ia jadi berani dan merasa tak takut lagi seperti tadi.

Lagi-lagi Dirga menggertak gigi. Geram campur gemas. Seumur hidupnya baru dua kali ia bertemu dengan sosok wanita setipe. Dua puluh empat tahun yang lalu dan saat ini.

"Eh, eh.....bapak mau apa ?"

Shazia tampak ketakutan saat melihat Dirga membuka jas berikut kemeja nya.

"Menurut mu mau apa, hem? saya sudah katakan jika saya tidak akan membiarkan orang yang mau mencelakai saya lolos begitu saja dari hukuman saya."

Shazia geleng-geleng dengan wajah ketakutan. Kakinya perlahan melangkah mundur.

"Ja-jangan, pak. Sa-saya mohon jangan lakukan......."

1
💥💚 Sany ❤💕
Kayaknya kamu meski rubah penampilan dech Ka, biar Sha klepek-klepek 😂😂😂.
💥💚 Sany ❤💕
Makanya Sha.... jangan menilai seseorang dari casingnya doang. Sekarang nyesal kan, dosa loh Su'udhan ma orang
Tri Handayani
makanya shazia jangan menilai orang dr penampilan'nya saja,karena blm tentu orang yg berpenampilan urakan kelakuan'nya buruk dan orang yg rapi akan baik hati.
Nar Sih
dugaan mu ternyata slh kan shaaa,shaka justru lebih baik dri emran ,semagatt shaa💪
Tri Handayani
kamu emang masih kecil umurnya shaka,tpi cara berfikir kamu lbh dewasa dr emran dan masa depanmu lbh menjanjikan dr emran'klu memang shazia jodohmupasti suatu saat akan jdi milikmu shaka.
Wanita Aries
Km tengil dan usil shaka 🤭
mery harwati
Apakah Dirgantara setelah tau CV Shazia akan menyusul ke rumahnya? Atw menyelidiki & menguntit Shazia melalui mata² Dirgantara? Penasaran...
💥💚 Sany ❤💕
Duh.... mati kutu dech ma ucapan Shaka
💥💚 Sany ❤💕
🤣🤣🤣🤣sakin takut ketauan si Ibu julid, gak sadar ucapannya memberi angin segar buat Shaka. Jangan disia-siakan kesempatan ya Ka. Kapan lagi coba bisa jalan berdua ma pujaan hati 😁😁
Eka Uderayana
aamiin yra 🤲
Eka Uderayana
wah...kere dong Emran....... mending sama Shaka...tajir melintir
Annami Shavian: itu mah pemikiran si Shaka aja
total 1 replies
Annami Shavian
duh, akibat terburu-buru tulisan yang akhir jadi belibet begitu😁 tapi sudah di revisi cuma masih di review
💥💚 Sany ❤💕: gak pa2 Thoor, bisa dibaca n dipahami kok alurnya. Semangat selalu 🥰🥰🥰
Eka Uderayana: di maklumi Thor... yang penting semangat terus dalam berkarya 💪
total 2 replies
Nar Sih
jgn takut sama ank kecil ya shaa,tpi...biar shaka lebih muda dri mu dia bisa bersikap dewasa melebihi emran ,
Tri Handayani
bener tuch ka,,bawa k penghulu aja langsung nikahi shazia'nya..
sunshine wings
Mba.. Mba..
sunshine wings
hehe..
sunshine wings
Duhhh.. ilang ingatan mba ya.. 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Cadangan yang bagus.. 👍👍👍👍👍👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
tapi...
Apa mau mba nya.. 🤔🤔🤔🤔🤔
sunshine wings
Yesss! Ayo Ka bawa bidadarimu ke pantai.. Dengan angin ÿang berhembus menenangkan.. Uhhh.. 🥰🥰🥰🥰🥰
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!