Arman berselingkuh dari istrinya karena cinta masalalu yang hadir ditengah rumah tangga yang mulai dia bina. pernikahan karena perjodohan itu awalnya tak dia terima dengan baik sampai akhirnya dia mulai menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki nya tapi sang Istri Aurora akhirnya menyerah dan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tinggal Bersama Tapi tak Hidup Bersama
Setelah membereskan barang aku pun menyediakan bahan yang akan ku masak tapi belum memasaknya hanya menyiapkan bumbunya saja dan sebagainya. Aku memasuki kamar memastikan kamarku bersih dan wangi.. Saat aku melihat jam ternyata sudah masuk waktu sholat magrib..
Setelah sholat aku pun kedapur untuk memasak makanan dan menyediakannya dimeja makan sambil ditutup dengan tidung saji. Setelah itu aku merapikan bekas masak agar dapur menjadi bersih lalu aku kekamar untuk mandi.. Ya mandi agar aku wangi dihadapan suamiku saat pulang kerja nantinya.
Dan aku pun sudah menunaikan kewajibanku sebagai muslim yaitu sholat isha dan membaca alquran sambil menunggu suamiku pulang. Aku memakai pakaian rumah yang cukup terbuka karena model dasternya memang seperti ini. Aku berdandan sedikit agar terlihat agak cantik nantinya..
Benar saja saat aku sudah selesai dengan rutinitas ku suamiku pulang kerumah, aku mendengar suara mobilnya, aku bergegas turun untuk menyambutnya. Dia memasuki rumah dan melihatku dari atas sampai bawah saat menyambutnya..
"Assalamu'alaikum". Dia mengucapkan salam sambil menatap ku dengan intens.
"Waalaikum salam kak, sini aku bantu bawain tas kerjanya". Ucapku mengambil tasnya dan membiarkannya duduk membuka sepatunya.
Saat dia sudah melepaskan sepatunya. Aku mengambilnya dan meletakkannya ke rak sepatu dekat pintu.
Aku ambilkan minum air dingin yang tersedia di dispenser dalam kamar. Karena suamiku suka haus tengah malam jadilah Dispenser satunya ditaruh dikamar agar memudahkan. Segera kuberikan air itu kepadanya.
"Diminum dulu kak". Ucapku sambil menyodorkan segelas air dingin
"Terima kasih"..
"Sama-sama". Ucapku sambil tersenyum.
"Kakak mau langsung mandi??
"Iya gerah banget"..
"Ya sudah aku siapin bajunya kakak masuk mandi aja, kalau bisa langsung sholat Isha jika kakak ingin". Ucapku dengan lembut
Setelah dia masuk kekamar mandi aku menyiapkan pakaian nya.. Dan membereskan pakaian yang dia pakai ke keranjang pakaian kotor dan membawanya ke mesin cuci sambil menunggu suamiku untuk makan bersama.
Setelah mengurus pakaiannya ternyata suamiku sudah keluar dari kamar menuju kemeja makan. Aku pun bergegas duduk di meja makan dan menyiapkan makanannya. Saat dia duduk aku membuka tudung saji makanan. Jangan berpikir jika yang dimaksud tudung saji itu yang besar dan bundar serta segi 4. Wadah makanan ini ada penutup nya bisa diputar sesuka hati jadi itulah yang kumaksud..
"Mau makan lauk yang mana kak??. Saat aku sudah mengambilkannya nasi..
"Ayam ricanya sama sayurnya"..
Aku pun mengambilkannya." Segini cukup ga?? Tanyaku sambil memberikan piring berisi makanan.
"Iya segitu aja dulu, nanti aku ambil lagi. Terima kasih". Ucapku saat aku mengambil piring yang berisi makanan yang telah istriku ambilkan.
Kami pun makan dengan tenang..
Setelah makan aku pun membereskan bekas makan kami dan langsung mencuci piring sedangkan suamiku pamit untuk mengambil laptopnya karena dia ada pekerjaan sedikit.
Dia duduk diruang kerjanya dan fokus menyelesaikan pekerjaan nya. Setelah urusan cuci piring selesai akupun mengambil leptop ku untuk mengerjakan pekerjaan sekolahku. Saat sudah selesai aku pergi ke ruang kerja suamiku.
"Kakak mau minum susu hangat atau yang lainnya?? Dan kakak mau makan cemilan apa aku buatkan??". Tanyaku saat mwnghampirinya
"Susu coklat saja dan kue donat aja, Ada ga kuenya??". Tanyaku
"Aku pesan ini aja mau gak??, soalnya agak lama kalau buatnya. Bagaimana??..
"Oke terserah kamu saja"..
"Iya kak, tunggu aja soalnya tempatnya dekat kok"..
"Oke"..
Aku segera memesan kue donat semua rasa karena aku tidak tau apa yang dia suka. Aku tak membelikannya yang ada kacangnya karena dia alergi dengan kacang tanah.. Setelah memesan akupun kekamar untuk mengambil pakaianku untuk keluar rumah.. Karena nanti jika datang akan langsung kuambil.. Sambil menunggu aku membuat susu coklat panas karena nanti jika donatnya datang, susunya sudah hangat seperti keinginan suamiku.
Tinnong.. Tinnong.. Suara Bell terdengar
Aku pun bergegas keluar dan membayar donat setelah itu masuk dan menyiapkan nya di piring saji dan ku antarkan susu dan donat pesanan suamiku.. "Kak ini susu sama cemilannya". Aku menyodorkan pesanan suamiku tadi.
"Makanlah bersama disini!!". Perintah ku kepadanya.
"Iya kak aku akan mengambil leptop ku boleh??, soalnya aku juga mengerjakan tugas sekolah". Aku meminta izin
"Mmm.. Bawah saja dan kerjakan disni. Kalau mau mengerjakan pekerjaan disni saja jangan dikamar agar kamar tidak berantakan". Ucapku dingin.
"Iya kak aku ambil dulu sekalian dengan susu yang tadi aku bikin". Aku bergegas mengambil leptop dan beberapa berkas yang akan kukerjakan dan membawanya ke ruang kerja ini. Aku meletakkan leptop ku dan berkasnya.. Dan mulai mengerjakannya..
"Kamu mengajar dimana??,;kelas berapa kamu ajar??, kamu pulang jam berapa jika mengajar?? ". Tanyaku beruntun kepada istriku sambil tetap fokus kepada leptop
"Aku mengajar di SD wahdah kak yang di Antang, aku guru kelas 4 kak dan pulang sekitar pukul 02.00 Siang. Sebenarnya aku juga mengajar tahfidz sesudah ashar, hanya saja aku berhenti karena jam pulangnya bersamaan dengan jam pulang kakak dari tempat kerja jadi aku berhenti. Supaya aku bisa menyambut kakak dengan baik saat pulang kerja". Ucapku panjang lebar.
"Bagaimana dengan urusan kepengurusan organisasi katanya kamu pengurus kan dan apa kemaren kamu bilang Tarbiyah dan Tahzin kalau tidak salah?". Tanyaku penasaran dengan aktivitas istriku.
"Aku akan ikut jika dapat izin dari kakak kok kecuali Tarbiyah dan tahsin itu hari minggu kak jadi tidak ada yang bentrok.. Kalau tabliq akbar biasanya itu juga hari minggu sampai sore biasanya". Aku mengatakan jadwalku keagamaan ku.
"Sepertinya kamu sangat mengurangi jadwal mu itu??". Ucapku kini memandangnya setelah mendengar jawaban istriku ini
"Iya kak, kan aku sudah menikah, prioritas ku sekarang adalah berbakti pada suamiku dan mengurus rumah sebaik mungkin. Aku tidak mungkin meninggal kan kewajibanku dirumah untuk urusan diluar. Aku sudah sangat bersyukur kakak tidak membatasi aku dalam berkegiatan, masa aku mengecewakan kakak dengan tidak mematuhi larangan kakak". Ucap Aurora dengan senyuman manis.
Aku menganggukkan kepalaku tanda mengerti ternyata akhwat sepertinya sangat paham dengan kewajibannya.. Aku akan berusaha menerimanya.
"Bagaimana kabar orang tuamu??.
"Mereka baik kok kak. Mm kak boleh ga aku bicara sesuatu??". Tanyaku hati-hati.
"Tentu apa itu?? ". Aku menjawab dengan penasaran
"Mengenai orangtuaku, bisakah jika mereka meminta uang, kasih saja seperlunya??". Aku berucap hati-hati takut menyinggung perasaan suamiku ini
"Kenapa seperti itu..??
"Aku bukan menjelekkan keluargaku, hanya saja aku tak mau mereka memanfaatkan kakak dan keluarga kakak. Karena aku sangat mengenal mereka. Mereka akan terus-terusan memoroti kakak nantinya jika kakak royal kepada mereka. Aku mengatakan ini untuk memperingatkan kakak supaya nantinya kakak dan keluarga kakak tidak kaget sifat asli keluargaku".
"Baiklah akan kusampaikan juga kepada kedua orang tuaku. Karena memang aku melihat gelagat aneh dari keluargamu saat menikah. Uang panaik yang mereka minta sangat besar ditambah dengan kawan-kawannya. Aku juga melihat bagaimana mereka mengambil semua uang sumbangan padahal itu adalah pesta bersama. Aku baru mengerti ternyata mereka orang seperti itu".
"Maafkan sikap keluargaku kak". Aku menunduk malu.
"Jujur saja, aku juga malu karena mereka mngambil semuanya padahal yang banyak itu adalah undangan dari keluargaku. Untung orangtuaku tidak mempermasalahkan nya. Tapi mendengar pengakuan mu tadi aku akan memperingatkan ayah dan ibuku. Terima kasih sudah mau jujur". Ucapku tersenyum.
Perempuan menjadi istriku ini orang yang sangat jujur.
"Iya kak aku hanya tidak mau jika sikap keluargaku nanti jadi boomerang untukku dan keluarga kakak nantinya. Aku tidak mau kakak malu jika tau bagaimana sikap mereka dalam berurusan dengan uang".