Dyah permata baru saja menyelesaikan sekolahnya dia hanya berdua dengan adiknya yang berusia tujuh tahun. Dia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan.
Bagaimana jika dia bertemu dengan anak perempuan yang berusia tiga tahun memanggilnya bunda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutia al khairat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Azka Abbiya Alexanders
Azka Abbiya Alexanders
Seorang CEO perusahaan Alexanders nomor 1 di negaranya memiliki sifat angkuh, dingin dan kejam terhadap jika ada yang menanggunya.
Semenjak istrinya meninggal dunia 2 tahun tang lalu dikarenakan kecelakaan ketika mereka pergi berliburan membuatnya sangat terpukul, hingga memutuskan pergi ke luar negeri meninggalkan putri kecilnya saat itu baru berusia satu tahun.
Saat itu Azka tak pernah menemui putrinya yang ditinggal bersama orangtuanya, dia hanya menangakan kabarnya hanya sekali dan mengirim hadiah pada putrinya.
Disana dia hanya mengurus salah satu cabang perusahaannya ditemani oleh asistentnya sekaligus sahabatnya bernama Akbar Yudhistira, dia juga menjalin kekasih dengan seorang model terkenal bernama Helena.
Perusahaan Alexanders
Azka sedang melamun memikirkan perkataan maminya tadi malam nyonya Atika menghubunginya dan mengatakan sesuatu yang membuatnya resah.
" Halo, mami aku sedang sibuk nanti akan kuhubungi balik" kata Azka.
" Nak kerja mu hanya pekerjaan saja hingga melupakan putrimu, sampai dia memanggil pengasuhnya sebutkan mami" tekan nyonya Atika, langsung mematikan HP.
Azka meminjit keningnya merasa pusing karena maminya sudah sering memintanya untuk pulang, apakah kali ini dia hwrus pulang dan melihat putrinya.
" Apa yang harus kulakukan sekarang walau sudah 2 tahun lamanya tapi kejadian itu terus memberkas" kata Azka, menghela nafasnya.
Saat dia memikirkannya ada yang mengetuk pintunya.
tok, tok, tok.
" Sayang kenapa dari tadi kamu hanya diam bahkan tak mendengar suara ketukan. pintu" kata Helena, langsung duduk di pangkuan Azka.
Helena mengkerut keningnya melihat Azka melamun bahkan tak meresponnya, Helena tersenyum dan menciumnya.
Azka hanya membiarkanyya dia tak ada berniat untuk membalas Helena semakin agresif. " Helena cukup sekarang pulanglah aku masih banyak pekerjaan" kata Azka melepaskan Helena dari pangkuannya.
" Tapi sayang aku masih merindukanmu" Helena mencoba kembali untuk menciumnya tapi Azka menjauhkan wajahnya dan kembali bekerja, Helena kesal dengannya hingga dia keluar dari kantor Azka dengan wajah yang kesal.
Membuat para karyawan bertanya ada apa dengan kekasih CEO mereka terlihat kesal, karena mereka sudah sering melihatnya keluar masuk perusahaan dengan senyuman yang menggoda para karyawan laki 2.
" Azka tadi aku melihat Helena keluar dari kantormu dengan kesal, ada apa?" Akbar, melihat sahabat sekaligus bosnya gelisah.
" Biarkan saja dia, tadi mami menghubungiku minta aku kembali" kata Azka, menghela nafasnya dengan kasar.
Sebagai seorang sahabat Akbar sangat tshu yang terjadi pada Azka bahkan dia tahu bahwa Azka masih menyalahkan dirinya sendiri, sehingga dia meninggalkan putri kecilnya dengan orangtuanya.
" Terus apa yang akan kamu lakukan? " Akbar, Azka menatap langit kantornya.
" Aku tak tahu bahkan kata mami Aquira memanggil pengasuhnya dengan sebutkan bunda" kata Azka tersenyum.
Akbar terkejut mendengarnya yang dia tahu bahwa Aquira tak pernah bicara pada siapapun, tapi sekarang seorang pengasuh dipanggil bunda oleh Aquira.
" Siapa gadis itu sehingga Aquira memanggilnya bunda" guman Akbar, tapi masih didengar oleh Azka.
Kediaman Alexanders.
Tuan dan nyonya besar berada di kamar baru saja menghubungi putranya untuk pulang dan menceritakan perkembangan Aquira.
" Menurut papi Azka pulang atau tidak? " nyonya Atika, bersandar pada kasur. " Papi tidak tahu mi yang penting kita sudah memberitahunya perkembangan putrinya. jika dia tak kembali juga papi takut cucu kita tidak menengalnya" kata tuan Ammar.
Mereka hanya berdoa agar putranya kembali dan menemui putrinya, yang masih membutuhkan kasih sayangnya.
