Menjadi cantik dan cerdas tidak membuat nasib baik berpihak pada wanita bernama Teresa. Dia adalah seorang wanita yang sudah menikah, tapi nasib buruk terus menimpanya. Selama ini ia menikah atas dasar cinta, membuatnya menormalisasi perbuatan buruk suaminya. Ia menjadi mesin penghasil uang untuk suami dan ibu mertuanya selama ini, sampai pada akhirnya suatu kejadian menyakitkan membuatnya tersadar, bahwa ia harus meninggalkan kehidupan menyedihkan ini. Teresa berubah menjadi wanita yang memprioritaskan uang dan kekayaaan. Ia sudah tidak percaya cinta, ia hanya percaya kepada uang dan kekuasaan. Menurutnya, menjadi kaya adalah tujuan utamanya sekarang. Agar dia tidak lagi ditindas. Sampai ia menemukan seorang pria yang menjadi sasaran empuk untuknya, pria dengan status sosial yang tinggi, pria dari kalangan atas yang akan membantunya untuk meningkatkan status sosialnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 (Hubungan Rahasia)
Sudah satu minggu setelah berita tentang putra kedua group Nio sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita bergaun merah. Sosial Media sudah memberitakan berita ini sejak satu minggu yang lalu. Dan topik pembicaraan itu masih belum reda.
Putra kedua Nio group yang tak lain adalah Wiliam. Mendapatkan banyak perhatian karena ia baru dikenalkan belum lama ini. Wajahnya baru di publikasikan belum lama ini. Dan wajah tampannya menjadi bahan perbincangan banyak orang.
Julian Antonio, sang kakak yang memiliki selisih umur 10 tahun dengan Wiliam juga tidak kalah tampan. Ia sudah menikah sejak lima tahun yang lalu. Ia menikah dengan Ruby Anastasia. Yang umurnya jauh lebih muda 2 tahun darinya.
Pernikahan mereka juga menjadi berita yang hangat. Karena pesta itu sangat mewah dan menghabiskan banyak uang. Sekarang, banyak orang yang menunggu pernikahan putra kedua Antonio.
Wiliam yang tidak ingin menikah itu akhirnya terpaksa membuat kesepakatan dengan Teresa. Dia akan menikah tanpa rasa cinta di dalamnya. Dan sampai sekarang, ia masih belum mau mempublikasikan Teresa. Karena Teresa, masih berstatus istri orang.
Ia tidak mau memiliki pandangan buruk dari orang-orang. Ia tidak ingin dicap pencuri istri orang. Ia adalah tuan muda dari keluarga Antonio, tentu saja ia harus sedikit menjaga nama baik dirinya sendiri.
Setiap harinya Wiliam hanya sibuk bekerja dan melakukan perjalanan bisnis. Sesekali ia bertanya kepada Dion tentang Teresa. Bukan dia peduli, tapi dia ingin tau apakah wanita itu melakukan hal yang di luar batas.
“Nona rubah itu sering mengunjungi ibumu di rumah sakit jiwa. Dia juga mengunjungi ibunya sendiri disana” ucap Dion.
“Apa ibuku terganggu?” Ucap Wiliam.
“Tidak! Dia justru sangat senang” ucap Dion.
“Baik, terus selidiki apa yang wanita itu lakukan” ucap Wiliam.
“Dia juga semakin cantik” ucap Dion, dan membuat Wiliam menatap kearahnya.
“Rambut lurusnya berubah menjadi sedikit bergelombang bervolume. Sehingga wajahnya terlihat lebih segar” ucap Dion lagi.
“Apa aku menyuruhmu untuk menyelidiki itu juga Dion?” Ucap Wiliam.
“Tidak” ucap Dion sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“Tapi dia pantas menjadi istrimu. Dia adalah lulusan dengan nilai baik di universitas terkenal. Dan dia cantik, bahkan dia lebih cantik dari istri Julian” ucap Dion lagi. Dan berhasil mendapatkan tatapan tajam dari Wiliam.
“Baiklah aku akan menutup mulutku sekarang” ucap Dion dan pergi dari ruangan.
Wiliam kembali fokus ke pekerjaanya. Di atas mejanya sudah banyak berkas untuk ditandatangani. Tapi tatapan matanya beralih kearah ponselnya. Ia memutuskan untuk membukanya. Dan ia melihat foto yang Dion kirimkan padanya.
Disana dia bisa melihat foto Teresa yang sedang bersama dengan ibunya. Ia memperbesar foto itu, dan ia bisa melihat bahwa Teresa sedang tersenyum lebar kearah ibunya. Dia juga melihat ibunya tersenyum kearahnya.
Tanpa sadar sebuah senyuman tipis terlihat dibibirnya. Lalu ia segera tersadar saat Dion tiba-tiba masuk kembali ke ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Wiliam langsung menatap tajam kearah Dion.
“Maafkan aku karena tidak mengetuk pintu, tapi ini darurat” ucapnya dengan wajah cemas.
“Cepat katakan ada apa!” Ucap Wiliam.
“Sekarang, kita harus pergi menuju ke hotel Nio one. Ada pekerjaan disana” ucap Dion.
“Apa itu yang kau sebut darurat?” Ucap Wiliam kesal.
“Disana adalah tempat kerja Teresa. Kau akan bertemu denganya disana” ucap Dion.
Kemudian Wiliam langsung mengingat kembali. Ia mengingat bahwa Teresa adalah resepsionis yang berada di hotelnya. Bagaimana bisa ia melupakan hal ini. Jika bukan karena Dion yang mengingatkanya, mungkin Wiliam tidak akan tau.
“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan tentang itu. Karena hubunganku dengannya belum ada orang yang tau. Aku hanya perlu berpura-pura tidak mengenalnya” ucap Wiliam.
Dion yang mendengar hal itu langsung mengangguk mengerti. Kemudian ia menyiapkan berkas-berkas yang akan dibawa ke hotel Nio one. Sementara Wiliam, dia segera merapikan jas kerjanya.
“Aku sudah menyuruh supir untuk stand by di depan. Kita langsung berangkat kesana” ucap Dion.
Wiliam mengangguk dan langsung melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangannya. Supir membukakan pintu mobil begitu melihat Wiliam datang. Dion duduk di depan bersama sang supir.
Dengan mobil mewah berwarna hitam, mereka segera melajukan mobilnya untuk menuju ke hotel Nio one. “Apa dia sudah mulai bekerja disana?” Ucap Wiliam.
“Nona rubah?” Ucap Dion.
“Siapa lagi kalo bukan dia” ucap Wiliam.
“Seharusnya hari ini bukanlah hari liburnya” ucap Dion.
Setelah menempuh perjalanan yang sedikit memakan waktu karena jalanan sangat macet hari ini. Membuat mereka sedikit terlambat. Mereka pun akhirnya masuk kedalam area gedung hotel Nio one. Sudah terlihat dari kejauhan bahwa Thomas dan beberapa bawahannya sudah menunggunya.
Begitu Wiliam keluar dari mobilnya, Thomas langsung menyambutnya dengan sangat ramah. Wiliam langsung masuk kedalam hotel, ia berhenti untuk melihat keseluruh bagian depan hotel milik keluarganya. Ia mengecek apakah ada yang tidak pantas di tempat ini.
Matanya berhenti kearah tempat resepsionis yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia bisa melihat Teresa sedang melihat kearahnya. Teresa hanya tersenyum untuk menyapanya.
Wiliam segera mengalihkan pandanganya kearah lain. Sementara Teresa yang merasa di abaikan itu hanya menatapnya kesal. Ia melihat dengan jelas bahwa Wiliam bersikap seperti tidak mengenalnya.
“Tere, aku diperintahkan Pa Thomas untuk memberitahumu sesuatu” ucap Helen sekretaris Thomas.
“Ada apa?” Ucap Tere penasaran.
“Kau diminta untuk menghadiri pertemuan bersama CEO. Kau hanya perlu hadir dan merapikan penampilanmu. Dan jawablah pertanyaan dengan baik tanpa menjelekkan Thomas nanti” ucapnya.
“Kenapa harus aku?” Ucap Tere.
“Bukan hanya kau saja. Sebagian karyawan juga akan datang. Hanya orang terpilih saja” ucapnya.
“Baiklah aku akan ikut nanti” ucap Tere.
“Cepat perbaiki riasanmu sekarang” ucap Helen.
Teresa segera pergi ke tempat istirahatnya. Disana terdapat loker untuk menaruh barang-barangnya. Disana tere membuka tas makeup nya dan merapikan riasanya.
“Bagaimana bisa dia sedingin itu” ucap Tere kesal, saat mengingat momen tadi.
Teresa merapikan sanggul di rambutnya. Ia dilarang menggerai rambutnya saat sedang bekerja. Kerapian adalah hal yang paling utama disini. Tapi tiba-tiba Teresa mengingat tentang transfer uang berjumlah 20 juta itu.
“Kurasa aku harus berterimakasih padanya nanti” ucap Tere dan pergi.
Semua orang sudah masuk ke ruang pertemuan. Wiliam bisa melihat beberapa orang mulai masuk satu persatu. Dan sebelum pintu benar-benar ditutup, sebuah tangan dengan cat merah di kukunya menahan pintu itu.
Mata Wiliam langsung melihat bagaimana Teresa masuk kedalam ruang pertemuan ini. Ia segera mengalihkan pandanganya kearah lain. Dan beberapa hal akan ia bahas disini.
“Selamat siang semua, kurasa kalian sudah tau siapa saya. Maka dari itu saya tidak perlu memperkenalkan diri. Hari ini kita akan membahas tentang tata tertib bekerja di hotel Nio one. Dimana bekerja harus sesuai dengan peraturan dan prosedur yang telah ditentukan. Tentu saja hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan hotel kita” ucap Wiliam.
“Kenyamanan tamu adalah hal yang utama disini. Kita harus berusaha untuk mendapatkan banyak bintang dari para tamu yang bersedia untuk menilai kualitas hotel ini” ucap Wiliam lagi.
Teresa hanya diam sembari menatap Wiliam yang sedang berbicara. Ia mengagumi cara bicara pria itu di depan banyak orang. Auranya sangat berbeda jika ia membandingkannya dengan Kristan.
“Mereka seperti langit dan bumi” batin Tere.
“Dan untuk resepsionis!” Ucap Wiliam sembari menunjuk Teresa dengan jarinya.
Teresa yang di perlakukan seperti itu sontak menjadi pusat perhatian. Bahkan ia terlihat sangat panik dan salah tingkah. Thomas yang melihat itu langsung berjalan mendekati Tere untuk membantunya berbicara.
“Kenapa rok yang ia pakai sangat pendek?” Ucap Wiliam.
“Uniform Design Team, tolong perhatikan hal ini” ucap Wiliam lagi.
“Baik Pa, saya akan bertanggung jawab tentang masalah ini” ucap Thomas yang berdiri di dekat Teresa.
Tanganya langsung merangkul pinggang Teresa dan menepuknya. Teresa sedikit terkejut saat Thomas memegang bagian pinggangnya. Ia sedikit risih dan mencoba untuk menjauh. Tapi dengan memaksa, Thomas menariknya untuk tetap dekat denganya.
Wiliam yang melihat itu langsung mengisyaratkan Dion untuk mendekat kearahnya. Dion langsung mendekat dan mendengarkan apa yang Wiliam bisikkan padanya.
Lalu sedetik kemudian, Dion segera membuat jarak antara Teresa dan juga Thomas. Ia berdiri di tengah-tengah antara Tere dan juga Thomas. Teresa yang paham dengan itu langsung melemparkan senyumannya kearah Wiliam.
lanjutttttt
lanjutttttttt