Arya kakomole, pemuda berusia 17 tahun yang selalu mendapatkan kekerasan
dan siksaan dari teman-teman sekolahnya. Suatu hari dia hampir saja
mati dihajar oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan elit. Saat
Arya kehilangan kesadaran, muncul sebuah sistem dalam dirinya. Seketika
tubuh Arya bangkit dan membunuh semua orang di sekolah tanpa
menyisakan 1 orang pun. Peristiwa berdarah ini pun membuat gempar
seluruh negeri dimana Arya diduga sebagai pembunuh dan dicari oleh
semua orang. Sementara itu Arya memutuskan untuk pergi ke kota lain
untuk melanjutkan hidup dengan identitas barunya. Bagaimanakah hidup
Arya setelah mendapatkan sistem yang ternyata adalah sistem yang
mengharuskannya melakukan kejahatan?
Novel ini memiliki tokoh utama dark hero. Jika kalian suka tokoh utama yang
baik hati, naif dan polos tidak disarankan untuk membaca.
Selamat membaca...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vedom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 9 SEKOLAH BARU
Arjuna membopongjenazah Luna lalu pergi dari sana,
melewati puluhan mayat yang bersimpah darah.
Ding...
"Karena tuan rumah membunuh melebihi target, sistem
akan memberikan hadiah sebagai bonus berupa skill. "
"Selamat anda mendapatkan skill Stealth, skill yang bisa
membuat tubuh anda tak terlihat untuk beberapa saat."
Arjuna beruntung, ia membutuhkan skill itu untuk pergi
dari sana sambil membawa jenazah Luna. Karena akan sangat
mencolok sekali jika ia berjalan membawa jenazah Luna
dengan kondisi berlumuran darah di pakaiannya.
'Stealth'
Arjuna langsung menggunakan skill itu lalu pergi dari sana.
**********k***
Arjuna menguburkan Luna di samping makam orang
tuanya, karena kota ini adalah kota kelahiran Luna dan
keluarganya.
Bagaimanapun, ia ingin menyatukan keluarga itu.
Arjuna terus menangis saat memandang pusara Luna.
"Maafkan aku, Luna," tangis Arjuna .
Sringg...
Erebos muncul dan menenangkan Arjuna .
"Menangislah, bocah. Jadikan ini pelajaran bagimu dan
bertambalah kuat," hibur Erebos.
Arjuna berada di kota Rivington selama beberapa hari.
Setiap hari ia menghabiskan waktunya di depan makam Luna.
Tak ada hari ia lewatkan tanpa rasa penyesalan.
Arjuna kembali ke kota Antares.
Saat ia di kontrakan, ia kembali teringat dengan Luna.
Semua barang-barang dan pakaian Luna masih berada disana.
la menyimpan semua barang-barang itu, termasuk kalung
yang hendak ia berikan pada Luna.
"Aku tak boleh terus terpuruk seperti ini," lirih Arjuna .
la bertekad akan melanjutka n hidupnya, demi Luna juga
tentunya. Jika Luna masih hidup, ia yakin Luna akan
mengomelinya jika ia terus bersedih.
Arjuna berniat melanjutkan sekolahnya, dan ia akan pergi
ke sekolah barunya untuk mendaftarkan dirinya. Berbekal
berkas-berkas identitas baru dan lainnya, kini ia hidup sebagai
Arjuna Evans.
**********k *****
Beberapa hari sebelumnya, setelah Arjuna membantai
keluarga Ortiz.
Beberapa polisi mendatangi kediaman Ortiz karena
mendengar kematian seluruh keluarga Ortiz dan para anak
buahnya.
"Gila, siapa yang melaku kan semua ini?" heran salah satu
polisi.
"Entahlah, yang pasti bukan manusia," ujar polisi lain.
Polisi langsung memasang garis polisi agar siapapun tak
bisa masuk kesana selain yang berkepentingan.
Para reporter begitu heboh mencari berita di depan
mansion keluarga Ortiz yang dijaga polisi.
Kemudian sebuah mobil polisi tiba disana, lalu munculah
seorang pria bersama anak buahnya.
Pria itu masuk ke TKP dan melihat-lihat kondisi kediaman
Ortiz yang kacau balau dan penuh tumpukan mayat.
Mirip sekali. Sama seperti di Malvern High School, aku
merasakan aura yang aneh,' pikir orang itu.
Ya, orang itu adalah inspektur Armstrong, yang langsung
melesat ke kota Antares setelah mendengar kejadian ini.
"Ah, anda sudah datang, Inspektur Armstrong," sapa
kepala kepolisian kota Rivington yang bernama Matthew
Brady.
"Ah, selamat siang, Pak Brady," sapa Armstrong ramah.
"Bagaimana menurut anda?" tanya Brady.
"Entahlah, namun yang pasti, orang yang melakukan
semua ini adalah ahli beladiri yang sangat kuat. Dan kejadian
ini sangat mirip dengan kejadian tempo hari," ujar Armstrong.
"Maksud anda kejadian sekolah Malvern High School?"
Brady terkejut.
la sedikit tak percaya.
"Meski kemungkinan itu sangatlah kecil, namun firasatku
2 kejadian ini dilakukan oleh orang yang sama," ujar
Armstrong.
"Tapi inspektur, melihat luka-luka di mayat itu, terlihat
sangat berbeda dengan bekas luka di Malvern High School. Aku
rasa mayat-mayat ini dibunuh dengan pedang, melihat bekas
sayatan yang sangat rapi," duga Aron, anak buah Armstrong.
"Hmm kau benar," ujar Armstrong.
Armstrong sendiri rupanya diperintahkan langsung oleh
Jendral Kepolisian Starhaven untuk menyelidiki kasus ini.
Jendral merasa Armstrong adalah orang yang tepat,
mengingat Armstrong seorang ahli beladiri yang cukup kuat
dan punya reputasi mentereng sebagai penyidik.
"Semua CCTV rusak tak bisa diakses, tak ada saksi, namun
kami akan menyelidiki lebih lanjut siapa tahu menemukan
suatu petunjuk. Mohon bantuannya, Pak Brady," terang
Armstrong.
Brady mengangguk.
la sendiri penasaran siapa orang gila yang berani
berurusan dengan keluarga kaya di kota Rivington ini.
Keluarga Ortiz berhubungan dengan keluarga kaya lain
dan jaringan mafia, ia yakin mereka takkan membiarkan hal ini
begitu saja.
*********k*****
Hari ini Arjuna bersiap pergi ke sekolah barunya.
"Sistem, buka status," perinta Arjuna .
Ding,
"Membuka status tuan rumah."
Name: Arjuna Evans
Usia: 17 tahun
Ras: Manusia
Level Kekuatan : Langit tingkat 1 (4.910/5.000)
Status Erebos: 75%
Skill : Peretasan, Stealth
Senjata: Twin Dagger, Dark Sword
Kekayaan: 1.075.500 dollar
Misi yang sedang berlangsung : -
Hadiah yang belum dibuka : -
Hmm... sedikit lagi aku akan naik level ke Langit tingkat 2.
Uangku juga sudah banyak,' batin Arjuna .
Mungkin nanti aku harus membeli kendaraan untuk
transportasi,' imbuhnya.
"Hei bocah, bukankah uangmu sudah cukup banyak?
Harusnya kau nikmati hidupmu, berfoya-foyalah dengan
uangmu, sebelum rentetan misi yang nantinya akan diberikan
padamu," ucap Erebos dengan terbahak.
Arjuna melirik Erebos dengan sinis.
"Mengapa kau tak memberikanku misi saat ini juga? Misi
dengan jumlah yang lebih banyak dan sulit, biar aku semakin
kuat dan kaya. Kau bilang juga mendapat keuntungan jika aku
semakin kuat kan?" tanya Arjuna .
"Kau benar. Jika kau semakin kuat, itu akan
menguntungkanku. Namun untuk saat ini, aku ingin melihat
perkembanganmu sedikit demi sedikit. Aku takkan
menceritakan alasannya, karena itu akan membosankan
nantinya," jawab Erebos dengan terbahak-bahak.
Dasar iblis aneh,' cebik Arjuna .
"Siapa yang kau sebut aneh, bocah?" Erebos ngegas.
Seperti biasa, kedua manusia dan iblis berbentuk seperti
Pikachu ini selalu baku hantam.
Arjuna pergi ke sekolah dengan taksi.
la sampai di depan gerbang sekolah yang bertuliskan
Valeria High School, lalu ia masuk ke pintu gerbang dan
bertanya pada security dimana ruang administrasi.
Arjuna lalu berjalan menuju ke ruang yang ia tuju. Di
sepanjang lorong gedung sekolah, semua mata menatap
Arjuna dengan kagum, terutama cewek-cewek.
"Kyaaa... siapa cowok ganteng itu?" tanya salah satu
siswi.
"Apa dia murid pindahan? OMG aku mau sekelas
dengannya!!" heboh siswi lainnya.
"Tampan sekali, rahimku angett!!" teriak satu siswi.
Cewek-cewek begitu kagum dengan sosok Arjuna yang
begitu tampan, dengan badan yang seksi dan kharismanya
yang meluber kemana-mana.
Namun hal ini membuat cowok-cowok melihat Arjuna
dengan tata pan iri, karena Arjuna begitu sempurna dan
mereka kalah jauh dari segi apapun.
Arjuna berjalan mengabaikan tatapan semua orang.
la kembali teringat dengan Luna. Gadis itu begitu bahagia
saat ia mengaja knya pergi sekolah bersamanya.
'Luna, seandainya kamu masih hidup. Kita pasti akan
berjalan bergandengan tangan menyusuri lorong ini,' lirih
Arjuna .
la sampai ke ruang administrasi dan mengurus
kepindahannya ke sekolah itu.
Setelah semuanya beres, guru mengajak Arjuna menuju
ke kelasnya, yakni kelas XI-C.
Guru tersebut masuk kelas tersebut dan menjelaskan
pada semua siswa yang sedang dalam pelajaran.
"Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kalian kedatangan
murid baru. Jadi tolong kerjasamanya ya," ujar guru itu.
"Kira-kira anak barunya cowok apa cewek ya?" bisik-bisik
salah satu siswa.
"Semoga aja cewek cakepp, hehe," ujar satu cowok.
"Yee... semoga aja cowok cakep. Biar kelas ini ada cowok
gantengnya, masa cowoknya pada burik semua," ujar salah
satu cewek.
Semua cewek terbahak dan setuju dengan hal itu, beda
dengan cowok-cowok yang tak terima.
"Silakan masuk nak Arjuna ," pinta guru itu.
Arjuna pun masuk ke ruang kelas itu.
Hal ini membuat semuanya heboh dan suasana menjadi
ramai.
"Kyaaa!! Ganteng bingitss," teriak satu cewek lebay.
"Pangerankuuu," teriak yang lain.
Semua siswi terlihat seolah kejang-kejang kayak ikan
yang kehabisan air.
"Perkenalkan, nama saya Arjuna Evans. Saya pindahan
dari kota Herz City. Salam kenal semuanya," ucap Arjuna
memperkenalkan diri dengan ekspresi datar.
"WoowW... nama yang bagus, cocok sama wajahnya,"
teriak satu siswi.
"Keren banget sumpahh!" ujar cewek lain.
"lihh cool banget sih, suaranya seksii," ucap lainnya
lebay.
"Kalau begitu saya pamit, permisi Bu Meyrin," pamit guru
yang mengantar Arjuna pada guru muda yang mengajar di
kelas itu.
"Baik terima kasih. Silakan duduk di bangku kosong sana,
Arjuna ," ucap Bu Meyrin.
"Baik Bu," ucap Arjuna dengan senyum tipis.
Entah kenapa Bu Meyrin tersipu melihat wajah Arjuna
yang begitu mempesona itu.
Ta-tampan sekali,' puji Bu Meyrin dalam hati.
'A-apa yang aku pikirkan? Ingat Meyrin itu muridmu
sendiri,' Meyrin merutuki pikirannya.
Arjuna berjalan menuju ke bangku kosong. la duduk di
sebelah siswa cowok dengan perawakan sedikit gemuk.
"Eh, kamu yang waktu itu kan?" ucap cowok itu.
"Hm? Kamu..."