NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Nabila

Mengejar Cinta Nabila

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Cinta setelah menikah / Janda / Beda Usia / Bad Boy
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Nabila Althafunisa tiba-tiba saja harus menikah dengan seorang pria bernama Dzaki Elrumi Adyatama, seorang pria yang usianya 10 tahun lebih muda darinya yang masih berstatus mahasiswa di usianya yang sudah menginjak 25 tahun. Dzaki tiba-tiba saja ada di kamar hotel yang Nabila tempati saat Nabila menghadiri pernikahan sahabatnya yang diadakan di hotel tersebut.

Anehnya, saat mereka akan dinikahkan, Dzaki sama sekali tidak keberatan, ia malah terlihat senang harus menikahi Nabila. Padahal wanita yang akan dinikahinya itu adalah seorang janda yang memiliki satu putra yang baru saja menjadi mahasiswa sama seperti dirinya.

Siapakah Dzaki sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Tak Berjarak

Rupanya saat Nabila berkeliling melihat-lihat berbagai barang di butik itu, seorang pramuniaga mengikutinya dan membawa setiap benda yang Nabila lihat untuk dibawa ke kasir. Semua itu Dzaki yang memintanya.

"Tapi Dzaki, saya gak bisa nerima ini semua," tolak Nabila merasa tidak enak. Ia sangat tahu berapa harga dari barang-barang tersebut. Nabila bahkan bisa menaksir uang yang Dzaki keluarkan untuk semuanya. Pasti mencapai angka ratusan juta.

"Kenapa gak bisa, Bila? Ini semua aku beliin buat istri aku. Biasanya orang yang menikah bawa seserahan buat calon istrinya, tapi karena keadaan waktu itu aku jadi gak bisa kasih kamu seserahan. Jadi terima ya. Jangan sungkan, inget aku ini suami kamu," tegas Dzaki tidak ingin menerima penolakan dari Nabila.

"Tapi..." Debaran jantung Nabila kembali menderu saat Dzaki menyebutnya sebagai istri.

"Udah sini aku bawain," ajak Dzaki seraya mengambil alih kembali tujuh paperbag yang tadi ia berikan kepada Nabila.

Kemudian mereka sudah berada di mobil. "Kita ke mana lagi ya sekarang? Kamu ada ide?" tanya Dzaki di belakang setir, mengemudikan mobil yang ia sewa selama mereka ada di Bali.

"Ke mana ya? Bingung," sahut Nabila tak bisa menemukan ide.

"Gimana kalau kita jalan-jalan di pantai aja? Udah sore juga 'kan, udah teduh gak terlalu panas."

"Boleh," sahut Nabila setuju.

"Kalau gitu kita parkirin mobilnya di villa aja. Setelah itu kita ke pantai."

Kemudian keduanya sudah berada di pantai dekat dengan villa mereka. Matahari semakin berwarna jingga, tanda sudah mulai terbenam. Nabila dan Dzaki berjalan bersebelahan menyusuri pantai yang cukup privat itu dengan bertelanja ng kaki.

"Dzaki, makasih ya buat barang-barang tadi." Nabila membuka obrolan dan masih merasa tidak enak.

"Sama-sama. Aku seneng bisa beliin kamu barang-barang tadi. Nanti bilang aja kalau mau beli lagi, aku bakal temenin kamu belanja."

"Tapi 'kan harusnya yang belanja itu tadi kamu, kok malah jadi beliin buat saya?"

"Sebenernya aku emang pengen belanjain buat kamu. Kalau aku bilang mau beliin barang buat kamu, kamu pasti gak mau. Udah, tolong diterima dengan senang hati. Please?"

"Iya, saya seneng, kok. Sekali lagi makasih ya," ujar Nabila tulus.

Tiba-tiba Dzaki meraih tangan Nabila. "Boleh 'kan?"

Seketika jantung Nabila berdebar lebih kencang saat tangan hangat dan besar milik Dzaki menelusup di antara jari-jari tangannya. Nabila tak menyahut dan membiarkan Dzaki menggenggam tangannya.

Sudut hati mereka dipenuhi rasa bahagia. Berjalan di hamparan pasir dengan langkah yang sama dan juga tangan yang saling tertaut. Tak ada kata lagi yang keluar dari bibir mereka karena masing-masing dari mereka mencoba meredam bahagia yang terus menyeruak di hati masing-masing.

Hingga matahari pun benar-benar akan tenggelam beberapa menit lagi. Keduanya berhenti melangkah dan menatap pemandangan indah itu dengan tangan yang masih bertautan.

"Bagus banget," gumam Nabila terkagum-kagum. Jarang sekali ia bisa menatap matahari terbenam seindah ini.

Dzaki malah menoleh pada sang istri yang berdiri di sampingnya. Ia terpesona pada wajah cantik yang tersenyum mengagumi matahari yang sedang perpamitan itu. Bagi Dzaki, wajah di sampingnya jauh lebih indah dari matahari terbenam di depan sana.

"Iya, cantik banget," lirihnya. Bukan matahari yang dipuji oleh Dzaki, namun sang istri.

Kemudian Nabila menyadari bahwa Dzaki bukan tengah melihat ke arah matahari, namun ke arahnya.

Wajah Dzaki yang memantulkan sinar jingga kekuningan membuat Nabila pun menyadari, ternyata ia memiliki suami yang setampan ini. Wajah khas arabnya, bulu-bulu yang menghiasi rahang dan dagunya, bulu mata lentiknya, hidung mancungnya, cukup membuat Nabila merasa beruntung karena berhasil memiliki laki-laki tampan ini hanya untuknya sendiri.

Perlahan tangan Dzaki menyentuh pipi Nabila dan ia pun mendekat. Lagi, Dzaki mengecup kening sang istri.

"Hmm..." Dzaki masih merasakan jantungnya berdebar setelah kecupan kedua yang ia berikan pada Nabila. "Udah waktunya pulang. Waktunya sholat maghrib."

"I-iya..." Nabila tak kalah berdebar. Kemudian mereka pun kembali ke villa mereka.

Hari pun berlalu dan berganti. Tak terasa tiga minggu sudah sejak pernikahan dadakan itu. Nabila dan Dzaki telah melakukan banyak hal di masa bulan madu mereka. Tak hanya itu, mereka pun semakin dekat.

Perlahan Nabila mulai membuka hatinya untuk menerima pernikahan yang sangat ia tentang pada awalnya itu. Ternyata Dzaki tidak seburuk yang dia kira. Laki-laki itu sangat baik, menghormatinya, ceria dan selalu bisa membuatnya tertawa. Kekhawatiran karena harus bersuamikan seorang laki-laki yang jauh lebih muda darinya pun menguap entah kemana. Nyatanya, walaupun memiliki banyak perbedaan, Nabila merasa bahagia saat bersama Dzaki.

Hari-hari Nabila selalu penuh dengan kebahagiaan. Masa mereka berdua di Bali benar-benar bisa dikatakan definisi sesungguhnya dari bulan madu, yaitu bulan yang manis.

Malam itu, seperti sudah menjadi kebiasaan, Dzaki dan Nabila menghabiskan waktu bersama setelah makan malam di ruang tengah. Kadang mereka menonton, atau hanya bercengkrama saja, mencoba semakin dekat lagi dan lagi.

Nabila terus tertawa dengan lelucon yang Dzaki lontarkan.

"Aneh ih, masa kamu makan mie goreng pakai selai kacang?" tawa Nabila karena tingkah konyol suami kecilnya itu.

"Coba deh kamu buka tiktok makanya. Banyak menu makanan yang gak biasa padahal dari makanan yang asalnya biasa-biasa aja."

"Aku juga suka buka tiktok kali. Cuma ya gak buka hal-hal yang aneh gitu," ujar Nabila. Sekarang ia sudah lebih luwes berbicara dengan Dzaki. Tidak lagi menyebut 'saya' pada dirinya sendiri, melainkan 'aku'.

"Harus tahu dong. Suaminya 'kan anak gen Z," celoteh Dzaki.

"Iya deh yang paling gen Z. Apalah aku yang milenial ini," sahut Nabila mengundang tawa Dzaki.

Kemudian, tiba-tiba Dzaki meraih tangan Nabila. Nabila pun membiarkannya. Dzaki melihat cincin pernikahan mereka yang melingkar di jari manis Nabila.

“Bila.”

"Hm?"

Tiba-tiba Dzaki menjadi serius. Ia menatap Nabila dengan hangat. “Aku punya permintaan. Boleh gak kamu kabulin?"

"Permintaan?"

"Boleh gak kamu lepas hijab kamu? Aku suami kamu, loh. Masa sejak kita nikah aku belum pernah ngelihat kamu gak pakai hijab.”

Nabila menimang-nimang. Memang benar Dzaki berhak melihatnya tanpa hijab, namun ia masih sedikit ragu.

“Please,” pinta Dzaki.

Rasanya tidak apa-apa jika Dzaki hanya ingin melihat penampilannya tanpa hijab, pikir Nabila. Apalagi setelah tiga minggu mereka lewati bersama, Nabila semakin yakin bahwa pernikahan ini bisa ia lanjutkan.

Nabila pun mengangguk pelan, menerbitkan senyum tipis di bibir Dzaki. Perlahan Dzaki membuka hijab bergo yang dikenakan Nabila jika ia sedang berada di rumah. Seketika rambut hitam tebal, panjang, dan lurus milik Nabila yang diikat ekor kuda pun terpampang di hadapan Dzaki.

Dzaki begitu terpesona. Ia seperti melihat wanita yang berbeda. Nabila yang memiliki darah tionghoa terlihat seperti seorang aktris Korea. Rambut panjang dan hitam yang dipadukan dengan kulit putih bersihnya yang selama ini selalu tertutup rapat.

Belum puas, Dzaki meraih ikatan rambut Nabila dan melepaskannya, membuat rambut Nabila pun tergerai dengan indahnya. Perlahan Dzaki merapikan rambut Nabila agar tertata lebih indah di kedua sisi pundaknya.

Nabila sendiri merasa sangat berdebar. Ini adalah pertama kalinya lagi Nabila memperlihatkan penampilannya tanpa hijab pada seorang pria.

“Cantik banget, istriku.” Dzaki begitu terhipnotis.

Walaupun terdengar gombal, tapi kata-katanya sangat jujur, terbukti dari kedua mata Dzaki yang terpesona pada Nabila. Baginya, penampilan Nabila tanpa hijab benar-benar sangat cantik. Yang lebih membahagiakannya lagi, kecantikan itu hanya Nabila perlihatkan kepadanya.

Dzaki tak bisa menahannya, ia pun mendekat dengan perlahan. Ia ingin melihat reaksi Nabila. Dan sesuai harapan Dzaki, Nabila diam tak bergerak. Bahkan saat bibir mereka semakin dekat Nabila menutup matanya dan menyambut bibir Dzaki di bibirnya.

1
Dewi Anggya
semoga hazel menerima pencerahan dr sahabatnya...
Dewi Anggya
bakal susah buat buka hatiii secara hazel mnjga Nabila dr kecil mpe bujang skr merasa ada yg lebih merhatiin lebih dr dirinya.... Apalg KLO tau itu bang Dzaky 🤭🤭
Dewi Anggya
harus bngt bikin hazel curiga🤭🤭🤭
lalalati: harus kak 😂
total 1 replies
Dewi Anggya
nunggu bom wkt meledaaaaak sama hazel 🤭🤭
Dewi Anggya
aiiiiih yang....yang..... bikin iriiiii aja Dzaky iniiiii 🤭🤭
Dewi Anggya
makiiiiin beraaaat perjuangan Dzaky.....🤭🤭
Dewi Anggya
apa ya kira².jawaban hazel...
Dewi Anggya
perlu extra yg lebihhh buat naklukin hati seorang hazel... semangat Dzaky 💪🏻😊
Dewi Anggya
PR Dzaky simple tp rada suliiiit tp semoga dimudahkan urusannya 🤲🏻😊 semangat Abang Dzaky 💪🏻💪🏻😄
Sri Sumarsih
maaf penulis Novel Mengejar Cinta Nabila. kok cuman bab 17. bab berikutnya bagaimana. utk membaca bab berikutnya caranya bagaimana. tks
lalalati: masih bersambung kak. ditunggu ya aku update setiap hari. makasih udah baca. stay tune 🥰
total 1 replies
Dewi Anggya
hmmm....yg kangeeen 🤭
Mak e Tongblung
ada penyusup ternyata
Dewi Anggya
part ini bikin bapeeeer...
Dewi Anggya
ternyata Dzaky patah hati bunyinya KRETEEK ...🤭🤭🤔
lalalati: 😂😂😂😂😂😂😂
total 1 replies
Dewi Anggya
ternyata udh berteman dgn hazel trlebih dahulu
Dewi Anggya
kira² ingat gk y Nabila....
Dewi Anggya
aiiiiih jd bapeeeeer part ini ragara ulah si Dzaky 🤭🤭🤭🤭 tanggung jawab Dzaky 🤭🤭🤭
Dewi Anggya
ahhhh Dzaky..meleleh hati Nabila 😘😘
Dewi Anggya
uluh² ..... Dzaky semoga Nabila bisa membuka hatinya... semangat pendekatannya Dzaky
Dewi Anggya
belanja ber2....👌🏻👌🏻😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!