NovelToon NovelToon
Kekasihku Jodoh Orang

Kekasihku Jodoh Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kisah cinta masa kecil / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Suami ideal
Popularitas:865
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Percakapan keluarga Kecil

Aku sebenarnya khawatir dengan calon menantu ku itu, dia adalah gadis pekerja keras sejak usia belia kini dia berkuliah malah tambah banyak aktivitas, aku khawatir jika nanti dia jatuh sakit apalagi dia pulang tengah malam, sangat rawan untuk anak perempuan.

"Nak, kamu terlalu sibuk, jaga kesehatan yah, mama takut kamu jatuh sakit kalau kerja terlalu keras seperti itu!! ". Aku memeluknya dengan sayang karena memang sangat menyayangi nya.

" Iya ma, maaf yah buat mama khawatir, aku akan berusaha jaga diri lebih baik lagi". Shofiyah tersenyum sambil mengelus tangan mama kak Gibran itu agar tidak terlalu khawatir.

"Yang dikatakan mamamu benar sayang, jangan terlalu forsir tenagamu dalam bekerja, kasihan kelihatannya kamu lebih kurus sekarang!! ". Papa kak Gibran juga menyampaikan kekhawatiran nya kepadaku.

" Iya pa, aku akan lebih menjaga diri lagi dan makan yang banyak dan teratur". Aku tersenyum Haru mendapatkan perhatian seperti ini, sudah lama sekali sejak aku masih kecil mendapatkan keluarga yang lengkap.

"Kak Shofi mah tenaganya kayak kuda bahkan melebihi anak laki-laki". Ucap Gaby menaikturunkan alisnya menggodaku.

"Jangan bicara sembarang tentang kakak kamu Gaby!! ". Tegur mama Gibran kepada anaknya itu.

Dia merasa bahasa anaknya itu tidak sopan apalagi selama ini Shofiyah memang sangat baik dan menyayanginya.

Aku menjulurkan lidahku untuk mengejeknya karena mendapatkan pembelaan dari mama,

" Benar tauk, tadi aja kak Shofiyah memukul lelaki tinggi besar dan tumbang dengan sekali pukulan". Gaby berucap dengan muka cemberut karena kakak iparnya itu meledeknya.

Kedua orangtua Gibran itu melotot kan matanya mendengar penuturan sang anak, mereka mengalihkan pandangannya kepadaku meminta penjelasan.

Dasar anak nakal, mulutnya tidak bisa banget nyimpan rahasia.

"Iya, tadi aku memukul seorang lelaki senior tempatku menjadi anggota BEM, karena lelaki itu, lelaki mata keranjang dan suka mempermainkan perempuan, bahkan dia dengan kurang ajarnya pernah melecehkan sahabatku, tadi dia meminta berkenalan dengan Gaby tapi aku melarang dan mengatasinya dan dia tidak terima kemudian menggenggam tanganku dengan keras sampai merah, Gaby yang tidak terima aku diperlakukan begitu datang mendorong nya dan dia bangun dan hampir saja memukul Gaby jadilah aku memukulnya dengan pukulan tenaga yang kupunya". Aku memberikan penjelasan kepada kedua orangtua kak Gibran itu agar tidak salah paham.

"Wa kurang ajar anak itu, bisa-bisanya memperlakukan kalian seperti itu". Ayah Gaby seketika murka mendengar penjelasan Shofiyah tentang kejadian tadi.

" Iya pa, mama juga tidak terima mereka memperlakukan 2 anak kesayangan kita, kita harus bertindak" . Mama Gibran itu mengepal kan tangannya dengan marah.

"Sudah tidak apa-apa ma, dia sudah mendapatkan ganjarannya, dia sudah dikeluarkan dari kampus". Gaby menjelaskan keadaan orang itu.

" Kamu yakin dia dikeluarkan dari kampus nak??

"Iya, ma pa, aku sudah mengorbankan jabatan ku untuk menukarnya dengan pengusirannya dari kampus ke kampus lain".

" Kalian serius nak??

"Iya ma pa, kami semua sudah memberikan kesaksian yang memberatkan dirinya untuk dikeluarkan pihak kampus".

" Baguslah kalau seperti itu nak, tadinya Kami akan ke kampus kalian membuat perhitungan kebetulan rektor kalian adalah teman kami".

"Tidak apa-apa kalian tak perlu khawatir ada kak Shofiyah yang menjaga ku selama dikampus".

" Baiklah nak, Shofiyah kami percayakan adik klian pada kamu yah, tolong jaga dia, cubit atau jewer saja telinganya kalau tidak mau mendengarkan kamu". Mama Gibran itu mengelus sang calon mantu

"Tenang saja ma, akan kupukul kepala anak nakal ini kalau tidak mau mendengarku, aku sudah dapat lampu hijau ini". Ucap Shofiyah memandang Gaby menaikturunkan alisnya dan pura-pura mengepalkan tangannya.

"Enak aja, aku bukan anak kecil tahu!! ". Ucap Gaby dengan cemberut

" Terus bagaimana kegiatan ospeknya nak, sudah selesai hari ini kan??

"Belum mama, masih ada besok acara penutupannya dan itu diharuskan menginap dan aku masih harus bertugas untuk terkahir kali karena jabatan ku cukup penting dan tidak bisa langsung keluar sampai kegiatan ini benar-benar selesai".

Kedua orangtua Gibran itu menganggukkan kepalanya mengerti apa yang dikatakan oleh calon menantu mereka itu.

"Tolong awasi adikmu selama disana nak, nanti jika kuliah mungkin kalian akan jarang bertemu karena kalian berdua sama-sama sibuk, tapi mama dan papa minta tolong sebisa mungkin kalian berdua saling menjaga".

" Iya mama, papa, aku akan mengusahakan sebisaku untuk menjaga adikku selama aku berkuliah di sana".

"Terima kasih nak".

" Sama-sama, kalau begitu seperti nya aku pulang dulu ini sudah malam, aku harus pergi pagi-pagi sekali untuk membantu persiapan ospek terakhir para MABA besok".

"Ya udah, kamu hati-hati ya nak, mereka berdiri kemudian memeluk Shofiyah dengan sayang. Bahkan sang mama mengantarnya kedepan pintu untuk keluar rumah.

" Aku pulang dulu mama, assalamualaikum ". Ucap Shofiyah ketika keluar dari gerbang rumah Gibran.

" Waalaikumsalam nak, hati-hati ".

Shofiyah hanya menganggukkan kepalanya kemudian keluar dari rumah itu.

" Calon kakakmu itu mungil-mungil serba bisa!! ". Mama Gibran terkekeh dengan ucapannya barusan.

" Mama benar, kakakku yang satu itu badannya aja yang mungil, tapi kekuatan dan tenaga nya bahkan melebihi orang yang tinggi besar.

"Mama tidak bisa membayangkan jika mereka berumah tangga dan Gibran melukainya bisa berkelahi mereka habis-habisan". Dirinya terkekeh membayangkan kedua anak itu aduh mulut.

" Anggota dan pimpin bela diri bertarung, seperti nya judulnya sangat seru!! ". Gaby terkekeh kecil mengatakannya

" Tapi kak Gibran beruntung mama, kak Shofiyah gadis yang sangat baik dan penuh empati kepada orang lain dan memiliki kerendahan hati dan yang paling penting dia sangat royal pada orang disayangi selama dia memilikinya".

"Kamu benar nak, belajar lah dari kakakmu itu, dia memiliki banyak pengalaman hidup yang bisa kamu contoh untuk masa depanmu kelak".

"Iya ma, aku sangat beruntung mengenalnya".

Mereka kembali masuk kedalam rumah dan ke kamar masing-masing karena mereka akan kemabli beraktivitas lagi keesokan harinya.

Keesokan harinya dipagi hari, seluruh anggota BEM dan organisasi kampus yang terlibat dalam ospek tahun ini telah berkumpul dan mempersiapkan semua untuk OSPEK terakhir kampus ini. Mereka sudah bersiap di pos dan tugas masing-masing Smanik menunggu para MABA membawa perlengkapan menginap mereka malam hari.

"Semuanya sudah siap Shofiyah?? Tanya ketua BEM

"Sudah kak, tapi aku dan anggota ku akan mengeceknya kembali sebelum jam masuk karena kita masih punya waktu satu jam untuk memantapkan persiapan". Ucap Ku dengan tegas

" Bagus Shofiyah, kamu memang bisa diandalkan dalam posisimu, sayangnya kamu mengundurkan diri, padahal aku ingin merekomendasikan kamu sebagai Ketua BEM berikutnya".

Shofiyah tersenyum lembut dan menenangkan. "Terima kasih kak, tapi keputusan saya sudah bulat, semoga kelak yang menjadi pemimpin BEM menjadi lebih baik lagi".

1
Karangkuna
wah cerita awal yang menarik. semangat menulisnya ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!