Dikhianati tunangan dan kakak kandung, bagaimana rasanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Terlihat Ayu sedang sibuk berada di dapur. Ayu bersama pelayan sedang menyiapkan masakan untuk nanti malam. Karena Hani suka dengan masakan yang Ayu masak. Mulai sejak Ayu berada di Mansion, Ayu lah yang masak. Sementara pelayan hanya membantu menyiapkan bahan dan memotong-motong atau yang lainnya. Sore ini Ayu hanya masak ayam pedas manis dan rica-rica. Tak pernah lupa Ayu menyiapkan lalapan untuk dirinya nanti.
Satu jam sibuk di dapur kedua masakan Ayu pun sudah matang. Bau dari masakan menguar ke segala ruangan. David yang baru saja keluar dari kamar mencium bau masakan Ayu memutuskan turun menemui Ayu.
Ayu masih sibuk menyiapkan tempat dan memindahkan masakan ke piring yang sudah di siapkan. Dirasa sudah cukup Ayu menata makanannya ke meja makan yang tentunya dibantu oleh pelayan. Di saat Ayu menata makanannya di meja, David mengagetkan istrinya.
"Duarr"
"Astagfirullah, Mas. Ngagetin aja sih." Ucap Ayu kaget.
"Hehe, sengaja sayang." Jawab David nyengir.
"Dimana-mana nih, kalau istri lagi nyiapin makanan begini, suami meluk dari belakang bukannya ngagetin begini, ih mas nih gak romantis banget." Terang Ayu.
"Em, jadi begitu ya? Ya sudah, kita ulangi yuk!" Ucap David mengajak mengulang soal tindakannya.
"Ih, enggak ah, aku masih bau asap nih. Bau bawang pula. Nanti kamu ilfil loh."
"Mana bisa, istriku begini juga karena mau nyenengin mama. Ya gak akan lah Mas sampai memiliki pikiran seperti itu." Ucap David menjelaskan.
"Yakin, nih? Udah ah, aku mau mandi dulu. Sebentar ya suamiku yang ganteng." Ucap Ayu lalu pergi meninggalkan David begitu saja.
"Eh, sayang, tunggu." Lalu David mengejar Ayu ke kamar.
Singkat waktu kini waktunya makan malam. Hani sudah berada di meja makan, David dan Ayu baru turun menuruni tangga.
"Eh malam, Ma." Sapa Ayu mencium pipi Hani.
"Malam sayang" Balas Hani.
"Maaf ya, Ma. Ayu hanya masak ayam. Hehe." Ucap Ayu meminta maaf karena hanya masak dengan bahan ayam.
"Tak masalah sayang, apapun asal kamu yang masak mama suka. Asal tak beracun loh ya." Jawab Hani tak mempermasalahkan.
"Ih mana mungkin Ayu punya niat meracuni mama. Amit-amit, Ma. Jangan sampai."
"Haha, bercanda sayang." Jawab Hani.
Tiba-tiba Dina datang dan langsung ikut duduk di meja makan.
"Wah, ayam kesukaan aku."
"Kamu, udah sehat?" Tanya Hani.
"Udah tante." Jawab Dina.
"Terus, kapan kamu bakal cari kerja dan keluar dari rumah ini?" Hani menanyakan perihal Dina yang akan pergi dari rumah karena alasan akan mencari pekerjaan.
"Em, be-besok tante. Tante ngusir aku ya?" Jawab Dina.
"Enggak, siapa juga yang ngusir. Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau disini hanya semalam lagi. Ini sudah lewat dari semalam." Terang Hani.
Sementara David dan Ayu memilih diam.
"Mas David. Boleh dong aku kerja di tempat Mas David." Ucap Dina meminta kerja David.
"Ehm, Kak Dina, jangan pernah manggil suami aku dengan sebutan Mas. Panggilan itu hanya dari aku. Paham? Lagian Kak Dina kan lebih tua. Kenapa manggil suamiku dengan sebutan Mas?" Ayu tak terima suaminya di panggil dengan panggilan yang sama seperti dirinya memanggil David.
"Halah, begitu aja lebay." Ucap Dina sambil mencibir.
"Kamu kalau cuma mau buat masalah, mending jangan ikut makan kita." Ucap Hani.
"Hmm, iya iya tan. Menantu kesayangan dibela terus." Ucap Dina.
"Kamu, kalau mau kerja di perusahaan boleh. Tapi, paling jadi OB. Karena belum ada lowongan pekerjaan lain. Mau?"
"Idih, ogah, bisa rusak kuku-kuku kesayangan aku. Aku gak biasa megang sapi dan pel." Jawab Dina songong.
"Belagu amat kamu. Ya udah cari kerja sendiri aja sana. Jangan lupa, besok kamu harus sudah pergi dari sini. Karena David dan Ayu akan berangkat honeymoon. Aku gak mau jika di rumah ini bersama kamu. Kalau tidak aku tak akan segan-segan mengusir mu." Ucap Hani memberi Dina peringatan.
"Udah, Ma. Kita makan dulu. Nanti jadi gak nafsu loh." Ucap David.
Hani menurut. Dan mereka akhirnya makan malam dalam hening. Sebenarnya Hani masih dongkol sama Dina. Tapi karena tak mau membuat nafsu makan menjadi kacau jadi dia nurut kata David dan memilih menikmati makan malamnya.
Jika itu bukan Dina, pasti dia akan tertampar dengan kata-kata yang dilontarkan oleh Hani. Tapi, Dina seakan malah bersikap biasa saja. Bahkan mungkin Dina melupakan kesalahan-kesalahan yang telah dia perbuat sebelumnya. Sungguh tebal muka dan bebal sekali. Kalau kedua orang tua Dina tahu pasti mereka akan sangat malu sekali, hingga tak berani lagi menunjukkan muka. Tapi ini adalah Dina. Pastilah dia sadar jika dia hanya menumpang. Memang dasarnya aja dia begitu.
*****
Hari pun berganti. Siang ini David dan Ayu akan berangkat ke Bali. Hani tak mengantar mereka ke Bandara, dia tak yakin akan meninggalkan rumah begitu saja karena masih ada Dina. Hani merasa rumahnya menjadi tak aman semenjak ada Dina.
"Maaf ya sayang, mama tak bisa mengantar kalian ke Bandara. Mama merasa gak tenang."
"Iya, Ma. Tak masalah. Doakan saja kita berangkat dengan selamat ya. Dan saat pulang membawakan kabar baik untuk mama." Jawab Ayu.
"Iya, Ma. Yang dibilang Ayu benar. Ya udah kita berangkat sekarang ya, Ma." Ucap David dan pamit pergi.
David dan Ayu menyalami dan mencium punggung tangan Hani.
Ayu pun cipika-cipiki dengan Hani. Lalu pergi dengan digandeng David.
Hani mengangguk dan melambaikan tangannya.
*****
David dan Nana pun kini sudah terbang dari Jakarta menuju Bali. Ayu yang belum pernah menaiki pesawat sedikit takut.
"Kamu takut sayang?
" Iya, baru pertama kali, Mas."
"Kalau begitu tutup saja matamu, dan tidur saja. Nanti kalau sudah sampai Mas bangunin kamu." Ucap David.
Ayu pun mengangguk dan nurut.
Setelah terbang beberapa jam, akhirnya mereka berdua sampai di Bali.
Ayu sedikit merasa pusing ketika turun dari pesawat. David yang sigap pun memapah istrinya agar tak jatuh pingsan. David mencari tempat duduk untuk mendudukkan Ayu terlebih dahulu baru dia mengambil barang-barang bawaannya.
Setelah itu David memesan kendaraan pribadi lengkap dengan supir untuk menuju hotel disana. David menggendong istrinya menuju mobil dan langsung gas ke hotel tempat mereka akan tinggal.
Setelah sampai di Hotel. David menggendong istrinya menuju kamar yang sudah dia pesan dan membaringkan Ayu di tempat tidur. Istilahnya sih mabuk udara kali ya?
Karena kondisi Ayu yang pusing dan lemas karena terbang terlalu lama. David dan Ayu hari ini hanya berada di dalam kamar hotel. David kasihan kepada Ayu, karena terlihat antusias akan ke Bali, dia sampai tak memikirkan kondisi badannya. Alhasil Ayu sekarang teler. Untung mereka di Bali dua minggu, kalau hanya beberapa hari mungkin Ayu akan pingsan sebelum berangkat pulang ke Jakarta.