Bagaimana rasanya kalau kamu mencintai seseorang yang tidak pernah menganggapmu ada, padahal kamu mencintainya dengan sangat tulus. Kecantikan Ara tidak bisa membuat hati Revan luluh.
Ara Anastasia selama beberapa bulan ini tanpa lelah mengejar cinta seorang Most Wanted sekaligus ketua OSIS di sekolahnya SMA Negeri Harapan 1 bernama Revan Prayoga. Tetapi sayangnya Revan sudah mempunyai gadis yang ia sukai bernama Angel.
Usaha Ara untuk bisa mendapatkan cinta Revan sia-sia ketika pria itu menyuruhnya berhenti mengejarnya. Ara yang merasa kalah dengan perasaannya sendiri akhirnya mengabulkan permintaan Revan dan mulai menjauh.
Tetapi setelah Ara menjauhi Revan selama beberapa waktu membuat cowok itu uring-uringan tidak jelas. Angel sang kekasih turut menjadi korban kekesalannya hanya karena Revan melihat Ara berpelukan dengan salah satu cowok populer dan sahabat baiknya sendiri.
"Gue bisa gila Ra, kalau Lo terus bersikap kayak gini!"
"Emang sikap Gue kenapa Van? ada yang salah?" Tanya Ara menaikkan sebelah alisnya.
"Jangan jauhin Gue dan jangan deket sama cowok lain!" Ara tertawa sinis.
"Lo lupa Van, Bukannya Lo sendiri yang nyuruh Gue buat ngejauhin Lo?"
Skakmatt! Revan tidak bisa menjawab.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Navizaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 ( Murid Baru )
Happy Reading 😊
Ara membuang muka ketika cowok yang bernama Gilang itu menampilkan senyuman yang lebar menawan. Bukannya tergoda, tapi Ara merasa malas meladeni cowok tersebut. Ara sudah kenyang dengan senyum para mahluk yang namanya cowok tampan.
Dia selalu di kelilingi oleh cowok tampan dan populer, jadi mungkin bagi Ara cowok seperti Gilang sudah biasa meskipun ketampanannya memang sebenarnya sebelas, dua belas dengan Revan.
"Gue minta tolong, ya? Anterin Gue ke kelas 11 IPA-A, dari tadi Gue nyari muter-muter di sekolah ini tapi masih gak ketemu," ucap Gilang masih tersenyum.
"Ogah, cari aja sendiri!" Ara langsung berjalan melewati Gilang karena pasti dia sudah sangat terlambat dan di pastikan bahwa Pak Ridwan sudah hadir di kelas.
Ara juga dia tidak akan pernah mau ke kelas 11 IPA-A lagi, karena itu adalah kelasnya Revan.
Pasti nanti dia di hina atau di permalukan lagi oleh cowok itu, Ara tidak mau membuat hatinya terluka lebih dalam, padahal sekarang sudah bisa di katakan sembuh meskipun belum total.
"Please, bantuin Gue, Ara!" seru Gilang menyebutkan nama Ara yang membuat gadis itu langsung menghentikan langkahnya.
"Dari mana Lo tahu nama Gue?" tanya Ara membalikkan badan.
"Ya taulah, itu di seragam-mu kan ada namanya," jawab Gilang tertawa.
"Dasar gila!"
"Eh, apa yang Lo bilang barusan? Cowok keren kaya Gue Lo bilang gila?" ucap Gilang tergelak. Bukankah baru kali ini ada cewek yang mengatakan dia gila.
Biasanya para cewek akan memujinya dan kagum padanya, tapi ini malah di bilang gila, sepertinya Gilang merasa tertarik dengan cewek ini.
"Oke, Lo anggep Gue gila gak apa-apa yang penting Lo mau bantuin Gue, mau ya Ra? Gue bakal traktir makan Lo di manapun bukan cuma di kantin, selama tiga hari deh," ucap Gilang memohon.
Ara tampak berfikir. "Seminggu! tapi Gue doyan makan, loh. Awas aja nanti kantong Lo bisa jebol, dan Lo harus mau nurutin semua permintaan Gue," seru gadis tersebut sambil bersedekap dada.
Mata Gilang langsung membola, gadis ini benar-benar luar biasa. Tidak jaga image seperti gadis lain, padahal menurut Gilang, Ara ini termasuk cewek cantik mempesona, wajahnya cantik natural, body-nya bak model, dia juga menarik dan menyenangkan. Entah kenapa Gilang sangat menyukai cara dia berucap. Blak-blakan tanpa harus di filter terlebih dahulu.
"Makasih, Ra!" Ara manggut-manggut seperti seorang atasan yang baru saja menolong bawahannya.
'Mungkin dengan mengantarkan Gilang, bisa jadi alasan Gue terlambat masuk ke kelas, yes! Gue bisa lolos dari hukuman Pak Ridwan!" batin Ara tersenyum.
"Lo kenapa senyum-senyum kaya gitu, seneng ya bisa jalan bareng cowok setampan Gue," ucap Gilang menaik turunkan alisnya.
Ara langsung menonyor kepala Gilang karena sudah sangat percaya diri. Sedangkan Gilang hanya bisa mengelus kepalanya pasrah.
"Ra, mau kemana?" seru Gilang saat Ara sudah berjalan meninggalkan dirinya.
"Mau pulang,,, ya mau nganterin Lo ke kelas 11 IPA-A, Lo amnesia tadi rengek udah kaya anak kecil minta balon!!" jawab Ara ketus.
Tapi Gilang suka mendengarnya. Cowok tampan itu mengikuti langkah Ara yang sangat cepat itu. "Ni anak jalannya cepet banget, woi, tunggu, Ra!!"
Ara langsung menghentikan langkahnya. "Kenapa sih, dari tadi teriak-teriak mulu?"
"Kalau jalan itu jangan cepet-cepet! Capek, Ra! Entar kalau Gue kehilangan jejak Lo, gimana?" ucap Gilang.
"Iya deh, maaf, lagian punya kaki panjang buat apa kalau masih lelet! Yukk, buruan, Gue juga harus cepat masuk ke kelas!" Gilang menurut.
Setelah sampai di depan kelas 11 IPA-A, Ara berhenti sebentar. Sepertinya dia harus menyiapkan mental yang lebih saat ini.
"Lo tunggu di sini dulu, Gue mau masuk buat ngomong ke Bu Ratna," ucap Ara yang di angguki oleh Gilang.
"Selamat Pagi, Bu?"
Revan yang mendengar suara itu sontak langsung mendongak. Ara datang ke kelasnya? ada apa? apakah cewek itu mencarinya?
Para murid lain juga menatap Ara dengan tatapan aneh, siapa yang tidak tahu gadis itu, seisi kelas bahkan sudah mengenal Ara, termasuk Romi dan Vero yang juga terlihat heran dengan kedatangan Ara di kelas mereka.
"Ada apa, Ara?"
"Ada murid baru di kelas Ibu, dia sekarang ada di luar kelas," jawab Ara tanpa menatap Bu Ranta, meski dia tahu saat ini pasti sudah di perhatikan oleh seisi kelas, tapi Ara tidak peduli. Toh dia ke kelas itu bukan untuk memcari Revan seperti sebelum-sebelumnya.
"Suruh langsung masuk saja, tadi Pak kepala sekolah juga sudah memberitahu," Ara mengangguk, kemudian menyuruh Gilang masuk.
"Wow, ada murid baru!"
"Gantengnya," suara riuh dari murid perempuan mulai menggelora dengan masuknya Gilang yang memang tampan itu.
"Udah ya, Gue kembali ke kelas," bisik Ara di telinga Gilang. Dan hal itu tidak lepas dari pandangan Revan yang merasa tidak suka.
Bahkan Ara tersenyum manis untuk murid baru itu. "Makasih ya, nanti istrirahat Gue traktir makan di kantin," jawab Gilang yang juga berbisik. Ara tersenyum dan berpamitan pada Bu Ratna.
"Apa-apaan cewek bodoh itu, pake senyum-senyum segala, masih gantengan Gue kemana-mana," batin Revan semakin kesal.
Dulu Ara selalu tersenyum seperti itu padanya, senyum manis yang dulu selalu Ara tampilkan buat Revan, tapi sekarang Ara juga tersenyum untuk cowok lain.
"Lo kenapa, Bro,, lihatnya gitu amat!" bisik Romi menyenggol lengan Revan.
"Gue gak kenapa-napa,"
"Siapa murid baru itu? kok Ara bisa kenal?" tanya Romi. Revan hanya mengangkat kedua bahunya tanda tidak peduli. Padahal hatinya saat ini merasa sangat penasaran.
Apalagi sejak kemarin chat yang dia kirim untuk Ara belum di buka sama cewek itu membuat Revan semakin emosi.
Gilang berjalan ke arah kursi kosong di pojokan sambil mendapatkan sapaan dari beberapa murid perempuan yang memang sudah kagum sejak pertama kali melihat Gilang masuk kelas.
###
"Ra, ada yang nyariin Lo, cowok cakep," ucap Nita.
Ara tahu siapa yang di maksud, karena tadi Gilang sudah janji mau mentraktir dia makan di kantin. "Siapa dia, Ra? kenalin ke Gue donk!"
"Namanya Gilang, murid baru yang Gue ceritain tadi," jawab Ara bersiap pergi.
"Oh,, ganteng banget ya dia," ujar Nita sambil senyum-senyum sendiri.
Sedangkan Ara langsung keluar kelas dan melihat Gilang yang sedang di kerubungi oleh murid perempuan di depan sana.
"Eghem,, jadi gak?" Gilang yang melihat Ara langsung tersenyum dan melangkah mendekat.
"Jadi donk, kan Gue udah janji, ayok," Ara menepis tangan Gilang yang tiba-tiba merangkul bahunya.
"Awas, tangan Lo lama-lama bisa Gue patahin kalau gak sopan!!" Gilang langsung mengangkat jarinya membentuk huruf V sebagai tanda bercanda.
Hal itu tidak lepas dari pandangan para siswi yang menatap Ara dengan tatapan yang tidak senang.
###
"Sayang, nanti pulang sekolah anterin aku ke salon, ya? rambutku mau ku warnai," ucap Angel manja.
"Heemm!" hanya itu jawaban dari Revan. Saat ini mereka berdua sedang makan di kantin. Angel semakin manja pada Revan dan entah kenapa hal itu membuat Revan tidak suka. Padahal dulu Revan begitu menyukai sikap manja dari Angel.
Tiba-tiba matanya melihat pemandangan yang memuakkan, di hadapannya saat ini Ara dan murid baru itu itu duduk berduaan. Gilang memesan dua mangkuk bakso dan dua gelas jus jeruk.
Revan mengepalkan tangannya dan membuang muka, dia tidak suka melihat pemandangan itu, melihat Ara bersama cowok lain membuat hati Revan merasakan sesuatu yang menyayat.
"Sayang, suapin donk!" ucap Angel.
Revan diam saja sambil mengaduk-aduk soto sapi tidak berselera. Bahkan Angel yang saat ini ada di sampingnya tidak di anggap gara-gara memikirkan Ara.
"Sayang, kamu kenapa, sih? dari tadi diem mulu, gak semangat amat!" seru Angel sedikit keras hingga membuat Ara dan Gilang bisa mendengar. Ara menoleh ke belakang, melihat Angel yang marah-marah dengan Revan.
"Dia itu kan ketua kelas, siapa namanya? Revan ya!, tadi cowok itu nyari masalah sama Gue, padahal kita gak saling kenal tapi sepertinya dia kaya ngajak perang dingin gitu, eh ternyata ceweknya galak banget!" ucap Gilang mengejek Revan.
Ara hanya diam dan terus makan baksonya, dia juga sudah malas mendengar cerita tentang Revan.
Sedangkan Revan yang muak dengan sikap Angel memilih pergi dari kantin.
Bersambung.
Parah kali Cere cuma Krena masalah yg sbenarnya gaada😭 rill miss komunikasi+salah paham ini sampe kandas prnikahaan🤦