Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
"Deandra kamu kenapa?" lambaian halus di depannya membuat Dea seketika tersadar dari lamunan sesaat, di depannya Kevin menatap bingung sementara kini ia masih memegang ponsel dengan tangan gemetar.
Tak sengaja kevin membaca pesan di layar ponsel Dea seketika matanya membeliak kaget dan langsung paham dengan situasi yang terjadi pada wanita itu.
"Dea, aku tak tahu harus bagaimana, tapi-"
"Bisakah kamu mengantar ku pulang? " Dea menatap kevin dengan sendu hingga pria itu tak melanjutkan ucapan yang sempat terpotong oleh nya.
Kevin bisa melihat jelas mata wanita itu yang sudah mulai berkaca- kaca, iba untuk Dea seketika menyelimuti hatinya, kevin menghela nafas pelan sebelum akhirnya mengangguk.
"Baiklah." hanya itu yang di katakan nya, dia sendiri tak tahu harus bersikap bagaimana karena ini adalah masalah rumah tangga athar dan Dea jadi dia sadar diri dan tak mau terlalu ikut campur.
Dea berdiri, kakinya terasa lemas apalagi kondisi hatinya saat ini yang sudah remuk redam, namun di depan kevin dia masih berusaha untuk tenang.
Saat berjalan Dea sedikit linglung, reflek Kevin terkejut dan bertindak untuk menahannya. "Kau tidak apa- apa. "
Dea mengangguk tangannya terulur isyarat dia bisa berjalan sendiri, kevin mengangguk dan mereka pun pergi meninggalkan resort.
Di hotel, Athar saat ini berada di posisi yang sulit gerakannya kini di tahan kuat oleh kedua tangan yang membelit pinggangnya dengan begitu kencang.
"Lepaskan aku Ranty! jika tidak terpaksa aku akan melakukan kekerasan! "
Pekik athar yang sudah sangat lelah dengan permainan konyol perempuan itu, seandainya tadi dia tidak langsung percaya dengan kata-kata wanita licik ini athar tak akan mungkin sampai terjebak di sini.
"Tidak mau! " suara ranty terdengar lebih keras.
"Memang apa bagusnya Deandra? dia hanya pengganti ku kan, setelah aku kembali akulah satu- satunya wanita yang di cintai mu kan athar, tapi kenapa kau dengan cepat berubah? dan malah berpindah hati pada si upik abu itu! "
Trak! mendengarkan kalimat wanita itu membuat athar seketika naik pitam, tangannya dengan cepat melepaskan jeratan ranty dari tubuh nya.
Bruk! wanita itu seketika tersungkur di lantai.
Awalnya athar tak mau melakukan kekerasan seperti ini namun begitu mendengar istrinya yang di hina- hina, dia tak bisa lagi diam.
"Namanya adalah Deandra, bukan upik abu! dia adalah istri ku! "
Ranty meringis, kini ia tersadar benar-benar sudah tak ada namanya lagi di hati pria itu. Posisinya sudah tergantikan oleh Deandra yang dulu ia anggap hanya seorang pengganti.
"Athar! kamu berubah, hiks, hiks! " ranty menangis tersedu- sedu, rasanya sia- sia pengorbanan nya untuk kembali ke sisi athar, pria itu benar-benar tak ingin menerimanya kembali.
"Terserah! " hanya itu yang di lontarkan athar, dia sudah muak dan berlalu pergi dengan cepat.
Ranty masih berusaha untuk mengejar langkahnya namun athar dengan cepat menghilang di balik pintu.
"Athar! " ranty berteriak seperti orang gila, tak ia pedulikan apakah penghuni hotel lain akan terganggu mendengar suaranya atau tidak.
Kesedihan yang awalnya menyelinap kini berubah menjadi kemarahan dan dendam.
"Deandra, gara-gara si upik abu itu athar jadi berubah!" nafas Ranty naik turun menahan gelora amarah.
"Lihat saja deandra, jika aku tak bisa memiliki athar maka kau pun tak bisa, " ucap ranty dengan mata menyalak merah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Bisakah jangan mengantar ku ke rumah mas athar, " pinta Dea saat mereka sedang dalam perjalanan.
Permintaan Dea sontak membuat Kevin menoleh terkejut. "Maksud mu? "
"Tolong antar aku ke alamat lain, aku akan menunjukkan tempat nya padamu. "
Hati Dea perlu ketenangan saat ini, bertemu athar bersama ranty nantinya hanya akan membuat nya semakin hancur, maka tujuannya saat ini adalah menghindari mereka. Dea juga merindukan kenangan masa kecil bersama orang tuanya jadi dia memutuskan untuk ke rumah lama orang tuanya yang kini masih ada.
Melihat deandra yang semakin sendu dan kelabu, lantas kevin hanya bisa mengiyakan permintaan wanita itu.
Di sisi lain Athar dengan kecepatan penuh mengendarai mobilnya ke resort kembali, jam menunjukkan pukul 11 malam itu berarti hampir dua jam dia pergi meninggalkan Dea, istrinya itu pasti sedang menunggu nya.
Tiba di resort, athar terkejut karena meja yang di tempatinya bersama Dea kosong melompong, istrinya tak ada kursi nya.
"Dera, di mana kamu? " Athar berteriak mencari ke sekeliling penjuru.
"Deandra! "
Namun tak terlihat sama sekali keberadaan istrinya di mana pun, tak menyerah Athar menuju meja resepsionis.
Dari info yang ia dapat ternyata deandra sudah pergi bersama kevin.
Rasa janggal mendadak muncul di hatinya, cemburu? mungkin iya karena deandra ternyata tidak menunggu nya kembali malah pergi bersama pria lain yang adalah temannya sendiri.
Perasaan berkecamuk dengan cepat hinggap di hatinya, tak ingin menaruh curiga, athar lantas memutuskan untuk mencari keberadaan mereka dulu.
Mobil kevin tepat berhenti di pelataran rumah sederhana yang di arahkan Dea.
"Terima Kasih karena sudah mengantar ku, " ucap Dea mencangkol tas nya di pundak.
Kevin mengangguk. "Tapi di mana ini? tempat ini juga terlihat sepi. "
"Ini rumah lama peninggalan orang tua ku, tepatnya ini rumah peninggalan almarhumah ibuku. "
"Oh begitu rupanya. " kevin manggut-manggut paham. "Tapi bukankah athar perlu tahu keberadaan mu sekarang."
" Tidak! " Dea dengan cepat menyela. "Dia tidak boleh tahu aku ada di sini! "
"Tapi--"
"Ku mohon, " lirih Dea dengan mata penuh permohonan.
Kevin akhirnya mengerti lantas ia mengangguk paham. "Oke aku akan merahasiakan nya tapi tolong jaga dirimu baik- baik di sini. "
Dea mengangguk. "Iya, terimakasih kevin."
"Sama-sama."
Blam! Dea menutup pintu mobil setelah keluar, lalu dia melambaikan tangan sekilas saat kevin mulai menutup pintu mobil.
Setelah nya Dea berbalik menuju ke dalam rumahnya namun pertahanannya ternyata tak sekuat itu, setelah kevin pergi, Dea mulai menitikkan air mata yang sejak tadi ia tahan- tahan.
Lalu tetesan- tetesan itu perlahan berubah menjadi banjir bandang, Dea tak kuasa menahan sakit di hatinya, dia menagis terisak- isak sambil memukul dadanya yang terasa sesak.
Tanpa Dea sadari, ternyata kevin masih ada di sini, mobil pria itu tak jadi pergi dan justru berhenti tak jauh dari rumah Dea.
Kevin menatap sendu dari balik kaca mobil, melihat Dea yang menangis sesakit itu membuat hatinya juga merasakan pilu.
...----------------...
Bugh!
Saat Kevin kembali ke resort, Tiba-tiba dia mendapatkan serangan yang tak terduga, athar menatap sengit setelah melayangkan tinju ke wajahnya.
"Lo bawa kemana deandra, breng*sek! " umpat athar yang di penuhi amarah menggelegar.
Kevin bukannya terkejut justru tersenyum semrik. "Serius lo nyalahin gue?"
"Ya, karena gue nyariin deandra saat ini dan resepsionis lo bilang kalian pergi berdua entah kemana! kemana kalian hah?! "
"gob* lok harusnya gue yang nanyain gitu ke lo! "
"Apa maksud lo hah? jangan mengalihkan pembicaraan! " sentak athar.
"Lo ga inget udah ninggalin deandra sendirian? oh ya apa karena ketemu sama mantan terindah otak lo jadi pelupa, sampai gak inget ada istri lo yang hampir dua jam nunggu lo disini! "
Apa? " athar seketika terdiam amarahnya yang sempat meluap- lup kini hilang entah kemana.
Berubah menjadi sebuah penyesalan.
*
*
*
Bersambung
semua hal2 baiknya..