NovelToon NovelToon
Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Bertahan Tanpa Nafkah Suami

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Ida Nuraeni

Sudah sepantasnya kalau seorang istri menuntut nafkah pada suaminya. Namun bagaimana jika si suami sendiri yang tidak ada keinginan untuk menunaikan kewajibannya dalam menafkahi keluarga? Inilah yang dialami Hanum Pratiwi, istri dari Faisal Damiri selama 5 tahun terakhir.

Hanum memiliki seorang putra bernama Krisna Permana, yang saat ini masih kuliah di Jurusan Informatika. Tentu saja Hanum masih memerlukan biaya yang cukup banyak untuk biaya pendidikan putranya, ditambah juga untuk biaya hidup mereka sehari-hari. Hanum harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, bahkan seringkali meminjam kepada saudara dan teman-temannya. Beruntung sang anak bersedia membantu menitipkan kue di kantin, yang bisa dijadikan sumber income keluarga. Namun pendapatannya yang tak seberapa itu, hanya cukup untuk transport dan uang saku sang anak, kalaupun ada lebih untuk membeli beras.

Bagaimana Hanum bertahan dalam 5 tahun ini? Apakah kesulitan ini mengharuskannya menyerah? Lalu bagaimana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Judol (Judi Online)

Hasil tidak akan mengkhianati proses, ungkapan ini bermakna bahwa jika kita melakukan sesuatu dengan serius atau berupaya dengan sungguh-sungguh, maka kita akan mencapai hasil yang gemilang. Hanum sangat percaya dengan prinsip itu, dan dia selalu berusaha menerapkannya dalam setiap pekerjaan. Membuat adonan Cireng untuk 2kg tepung tapioka sebetulnya tidaklah banyak secara kuantitas, tapi untuk menjaga kualitasnya bisa jadi lebih lama proses pembuatannya. Untuk mencetak 2kg adonan cireng itu bisa menghabiskan waktu sampai 4 jam bagi Hanum. Bukannya Hanum tidak punya mesin giling yang bisa dipakai untuk membuat kulit cireng itu, tetapi kembali pada tekstur yang diinginkannya. Kalau memakai mesin giling, tekstur harus lebih garing, jadi mudah digilingnya. Tapi setelah dingin, cireng itu akan lebih keras dan kurang nikmat. Oleh karenanya dia tetap bertahan menggiling adonan secara manual, jadi tekstur kulit cireng bisa tetap terjaga kelembutannya.

(Pasti pembaca ngomel nih, kok malah cerita tentang adonan cireng. Hihihi ..)

Alhamdulillah Cireng produksi Hanum banyak yang suka, dan selalu habis setiap harinya, bahkan info dari Teteh penjaga kantin diantara semua gorengan yang dijual, Cireng ini yang paling cepat habis. Mereka minta ditambah lagi jumlahnya. Sekarang ini jumlah titipan roti isi 60 pcs dan cireng 150 pcs, dan mereka bersyukur karena sekarang mau beli beras atau isi token listrik tidak harus pakai pay later lagi. Semua penerimaan masuk di rekening Faras, baru nanti dia yang bagi untuk belanja bahan dagangan, makan sehari-hari, dan menyisihkan untuk berjaga-jaga. Tapi keanehan beberapa kali Hanum alami, sisa uang belanjanya berkurang tanpa tahu kemana. Pernah suatu hari Hanum yakin,masih ada sisa di dompet 40 Ribu, tahu-tahu pas perlu tersisa 30 ribu. Pokoknya berkurangnya itu selalu 10 ribu. Pada awalnya Hanum berfikir mungkin dia yang salah hitung atau lupa nyimpan, tapi karena sampai beberapa kali akhirnya merasa aneh juga.

"Bu, minta tolong transfer ke rekening Ayah 20 ribu saja supaya masih ada kalau nanti dipotong biaya administrasi bank." pinta Faisal ketika Hanum sedang mengecek M-banking.

"Sudah ditransfer Yah" ujar Hanum kemudian dia menutup aplikasi M-banking nya dan ke dapur untuk mengecek stok gas.

"Ya sudah masuk." Faisal pun kembali ke kamar dengan hp yang tidak lepas dari tangannya

"Faras, coba transfer ke nomor Tante yang jualan gas belakang mesjid itu. Stok gas kita sudah menipis, takutnya habis saat menggoreng besok pagi. Uang kas Ibu kurang untuk beli 2 tabung gas" pinta Hanum

"Memang Ibu pegang kas berapa? Faras ada 30 ribu nih."

"Ibu juga ada Rp 30 ribu, ya sudah sini uangnya biar bayar tunai saja sekalian."

"Ehhh sebentar... tumbenan ku punya uang kas, biasanya nggak ada melulu. Habis narik untuk bensin ya?" tanya Hanum merasa heran anaknya pegang uang kas.

"Beberapa hari yang lalu, Ayah minta transfer ke rekeningnya untuk nutup administrasi bank, terus uang kas Ayah dikasih ke Faras. Makanya Faras punya uang kas" Faras menceritakan kronologisnya tanpa melihat muka Hanum yang sudah masam.

"Pinter juga kamu ngakalin Ibu, Yah. Lihat saja beberapa hari lagi nanti" monolog Hanum dalam hatinya.

Hanum langsung menyambungkan kejadian uang belanja di dompetnya yang tiba-tiba berkurang kelipatan 10 ribu beberapa kali, uang dari mana coba, sedangkan suaminya itu keluar rumah saja nggak pernah.

"Sudah berapa kali Ayah meminta kamu transfer?" tanya Hanum lagi

"Minggu lalu pernah juga, minta transfer 20K tapi an Sutiah, katanya beli pulsa belum bayar. Terus pernah minta pakai QR 10 ribu atas nama siapa gitu" Jawab Faras, lalu dia mengernyit melihat wajah kesal ibunya. Otaknya langsung bekerja menganalisa kenapa bisa Ibu berekspresi seperti itu setelah dijelaskan.

"Nanti kalau minta transfer lagi tanya yang detil dulu, soalnya ke Ibu juga begitu. Alasannya buat ngisi saldo biar tidak habis dipotong admin."

...🌾🌾🌾🌾🌾...

Ibarat pepatah pucuk dicinta ulam pun tiba. Dua hari setelah Hanum membicarakan permintaan Faisal untuk transfer dengan Faras, tiba-tiba hari ini juga dia meminta ditransfer lagi ke Mandiri an Sutiah.

"Ibu minta tolong transfer lagi ya sebesar Rp 20 ribu, kalau sekarang transfernya ke Mandiri an Sutiah. Kan sesama Mandiri tuh, jadi bebas biaya transfer" pinta Faisal dengan nada penuh bujukan.

"Memang buat apaan sih mesti transfer ke orang lain? Mau sedekah?" tanya Hanum pura-pura tidak faham.

"Ya nggak lah, cuma mau bayar pulsa. Ayah malas keluar, jadi sudah bilang ditransfer saja"

"Memang kapan Ayah beli pulsanya? Perasaan Ayah nggak pernah keluar rumah, terus tahu Sutiah menjual pulsa itu dari mana?"

"Nggak perlu tahu lah dari mana Ayah kenal dia, pokoknya sekarang minta transferin!" kekeh Faisal tanpa mau menjawab pertanyaan Hanum

"Kalau nggak mau bagaimana? Sudahlah jujur saja sekarang sebenarnya uang itu untuk apa. Sudah ngambil uang diam-diam dari dompet belanja, terus minta anaknya untuk transfer diganti kas. Ibu juga bukan orang bodoh yang tidak bisa menyatukan benang merahnya. Uang Rp 20 ribu bisa untuk beli 2 kg tepung tapioka, bisa untuk 150 pcs Cireng."

"Alah bilang saja nggak mau ngasih, nggak usah merembet kemana-mana. Cuma Rp 20 saja, ribetnya sudah kayak jutaan" omel Faisal yang tidak terima dipersalahkan.

"Ya memang Rp 20 ribu itu hanya uang receh yang tidak ada harganya, tapi saat nggak punya beras nilai itu bisa untuk beli beras 1kg lebih, bisa untuk beli token. Belum kali kalau ditotalkan itu bisa sama dengan modal buat roti goreng satu hari"

"Mulai berani ya sekarang perhitungan seperti itu, dulu Ayah lagi banyak uang Ayah nggak pernah perhitungan sama Ibu." intonasi suara Faisal mulai menaik karena kesal.

"Dulu... Itu sudah berapa tahun yang lalu Yah? Sudah berapa tahun Ayah tidak pernah ngasih nafkah keluarga? Sudah berapa tahun Ayah lebih suka duduk di kamar main handphone? Pernah berfikir nggak anak istri bisa makan nggak hari ini?"

"Nyesel minta transfer sama kamu, Bu"

"Bagus dan memang sudah seharusnya merasa demikian. Sekarang jujur saja buat apa uang itu, kami tidak Ridha dikasih uang haram ya!" tegas Hanum

"Kok ngomongnya begitu?"

"Ya sudah sekarang beritahu uang itu untuk apa" Hanum kekeh meminta suaminya untuk jujur.

"Baiklah kalau benar-benar ingin tahu. Uang itu ditransfer untuk beli togel, beli nomor" beritahu Faisal dengan suara pelan

"Ya Allah ternyata benar apa yang Ibu khawatirkan. Ayah... Ayah... hidup kita ini sedang susah, ngapain juga kita harus berbuat dosa seperti itu. Togel itu kan termasuk unsur judi, kelakuan yang dibenci Allah. Saat hidup kita susah harusnya kita banyak berdzikir, berdoa dan berikhtiar, bukan nungguin nomor yang nyantol. Astaghfirullah, maafkan kami Ya Allah"

Faisal tak berucap satu katapun, seperti biasa dia akan masuk ke ruang semedinya. Hanum hanya memang dalam diam, namun di sudut hati terdalamnya dia menjerit, memohon pertolongan Allah untuk membukakan hati dan fikiran suaminya, menyadarkan dari semua kelalaian yang diperbuat. Kalau memang dia sebagai istri sudah tidak bisa lagi mengingatkannya, dia berharap tangan Allah yang langsung menolongnya.

Faras menatap Ibunya dengan mata berkaca-kaca. Sungguh dia sangat ingin membantu meringankan beban ibunya, namun hingga saat ini dia belum dapat kerjaan juga. Hanya membantu menitipkan kue yang bisa dilakukannya saat ini. Faras pun sangat kesal dengan Ayahnya yang melepaskan tanggung jawab begitu saja.

Tak lama Hanum tampak sudah rapih bersiap ke pengajian. Faras baru ingat kalau sekarang hari Rabu, waktunya Hanum mengajarkan tahsin untuk ibu-ibu di komplek.

"Faras, Ibu pergi ngaji dulu. Kalau mau makan sayurnya masih di panci, terus sebaiknya ngambil tempat kue dari sekarang saja, khawatir sore turun hujan deras" pesan Hanum sebelum keluar rumah

"Bu, pulang ngambil tempat kue mau terus ke kontrakan Dadan dan Cakra. Kami hendak bahas rencana mendaki Gunung Kerinci awal bulan depan" beritahu Faras

"Loh kok baru ngasih tahu sih, ibu belum ada uang untuk biaya kamu berangkat."

"Ibu tenang saja, Faras punya tabungan kok, cukup untuk ongkos travel PP, palingan nanti kita patungan beli logistik untuk 5 hari saja"

"Benih nih, nggak maksain diri berangkat kan? Ibu nggak mau ya kamu berangkat malah jadi merepotkan teman-temanmu."

"Nggak akan Bu. Pokoknya Ibu cukup restui dan doakan perjalanan Faras dan teman-teman."

"Ya sudah, kalau masih ada kue yang diretur kamu bawa saja ke sana, buat ngemil di kontrakan. Ya sudah ibu berangkat dulu. Assalamualaikum"

"Wa'alaykumsalam."

Hanum sampai di mesjid terlambat 5 menit dari biasanya. Beruntung masih banyak yang belum hadir.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh ibu-ibu Sholihah" salam Hanum sambil menyalami satu persatu jamaahnya.

"Wa'alaykumsalam warahmatullahi warahmatullahi" jawab ibu-ibu bersamaan.

"Alhamdulillah Bu Hanum sudah sehat, sudah bisa kumpul lagi bersama kami" ujar Bu Eti dengan raut bahagia

"Alhamdulillah nih berkat doa ibu-ibu semua. Jazakumullah khoyron katsiron untuk doa dan pertolongannya ibu-ibu."

"Wafi jazakillah khoyr Bu. Jadi hasil periksa sakitnya apa?" tanya Bu Hani

"Gejala Anemia dan kadar HB nya agak rendah sedikit, jadi itu yang bikin lemas dan sakit kepalanya."

"Apa yang jadi penyebabnya Bu?" tanya Bu Danti

"Penyebab itu berbeda-beda setiap orangnya. Kalau untuk kasus saya, karena memang tensi darah saya dibawah normal, terus kurang istirahat dan kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi."

"Terus penanganannya bagaimana Bu? Maklum anak saya juga kan punya tensi darahnya rendah" Bu Manaf nampak antusias

"Saya kemarin diberi vitamin yang berhubungan dengan zat besi, terus sama konsumsi Toni...bay.. penambah darah. dan tetap juga disupport dengan konsumsi sari kurma dan susu kambing"

"Waduh mantap ini dopingnya, lumayan bisa menipiskan isi kantong' canda Bu Hani sambil tertawa

"Makanya ibu-ibu jangan pernah lalai dengan kesehatan ya, mahal di akhir. Pencegahan dini jauh lebih baik"

Hanum merasa bahagia bisa berkumpul di majelis ilmu seperti ini, tidak ada lagi kesumpekan yang dirasa seperti saat di rumah. Benarlah makna hadist berikut

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek bagaikan berteman dengan pemilik minyak wangi dan pandai besi. Pemilik minyak wangi tidak akan merugikanmu; engkau bisa membeli (minyak wangi) darinya atau minimal engkau mendapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau mendapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari, no. 2101)

1
Nancy Nurwezia
ceritanya menarik..
Amelia Quil
Penulis hebat! Ceritanya bikin ketagihan! ❤️
Ida Nuraeni: Terimakasih kakak untuk apresiasinya🙏
total 1 replies
Ida Nuraeni
terima kasih kakak sudah mampir di karya saya
Dr DarkShimo
Gemes banget 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!