" aku takut untuk kembali patah setelah jatuh hati " ---
Ziva gadis cantik yang batal menikah karena suatu hal yang tak jelas. Lelaki yang ia percaya itu pergi meninggakkan dirinya sebelum hari pernikahan mereka dilangsungkan. menghancurkan segala mimpi setelah sekian lama di bangun bersama. Segala kesakitan itu membuat ziva sulit untuk kembali menjalin hubungan yang baru . Hingga kehadiran seorang lelaki aneh yang memberi warna baru dalam hidupnya. Namun banyak rahasia yang tersembunyi di balik kemunculannya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mia Riski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belum Pulih
Penawaran untuk melanjutkan kuliah ke London sebenarnya sudah pernah ia abaikan . Karena alasan ingin menikah dengan Kalvin . Ia bahkan rela untuk mengubur mimpinya mendatangi kota impiannya sejak kecil untuk menggapai cita citanya .
Tapi apa yang terjadi? Lelaki itu malah mengecewakan dirinya . Membuat semua yang ia korbankan terasa sia sia saja. Tak berguna .
Azima mengusap pundak ziva , ia begitu kasihan melihat sahabatnya menangis tersedu sedu .
" Dan yang paling menyakitkan , dia ngirim ini melalui kantor pos " ziva memberikan sebuah surat singkat .
" Dear ziva ..
Jangan mencari ku .
Jangan menghubungi ku .
Dan berhenti untuk mencintai aku . Karena hari ini aku akan menikah dengan orang lain . Aku sudah tidak melihat hubungan di antara kita ini baik . Kita selalu bertengkar sepanjang waktu . Ku harap kau bisa mengerti .. "
Azima memeluk ziva , ia bisa merasakan kesakitan sahabatnya ini . Mencintai memang sesakit itu . Apalagi jika tidak berbalaskan.
" Tenanglah ziv , lupakan masalalumu. Buka lembaran baru . Kau pasti bisa , aku teramat yakin.." azima memeluk ziva erat . Wanita itu terlihat tenang pada pelukannya.
" Aku tahu ini menyakitkan , tapi aku yakin kamu bukan wanita lemah ziva . Aku mengenalmu sangat baik.. "
" Tapi ini bukan tentang aku . Namun tentang banyak hati yang aku kecewakan . Karena cinta menutupi segala hal dari mataku. Membuat aku sangat egois untuk terus bertahan.
Aku bahkan tak tahu azima , dimana harus meletakkan wajah " ziva melepaskan pelukan . Ia berjalan mendekati jendela kamar , memandang kearah luar . Tampak jelas pemandangan kota London dari sini.
" Aku merasa telah mengecewakan papa dan mama , mereka harus menanggung malu di sebabkan aku. Pernikahanku gagal , sedangkan semua orang sudah mengetahuinya . "
Ziva menjeda ucapannya.
" Yang paling menyakitkan , aku mendengar mama menangis di dalam kamar . Suaranya begitu menyayat hati . Kau bisa bayangkan , betapa malunya mama dan papaku . Ketika tahu calon suami putri tunggal mereka kabur sebelum hari pernikahan . Bahkan omongan pedas mulut tetangga masih ku ingat jelas " Wanita itu tersenyum miris .
Ya , kecewanya tak seberapa di bandingkan rasa malu yang harus di tanggung mama dan papanya . Dimana ia adalah satu satunya harapan dari mereka . Tapi ia malah membuat malu mereka di hadapan keluarga besar dan kerabatnya.
" Aku bahkan malu untuk sekedar menatap mama dan papa. Aku merasa gagal dalam memilih pasangan , sejak awal papa memang kurang menyetujui hubunganku dengan Kalvin . Tapi aku tetap memaksanya dan lihat sendiri aku malah membuat mereka malu "
" Yang paling menyedihkan , saat oppa dan Oma mengatakan bahwa orang tuaku tak berhasil mendidik ku. Disitu aku hancur sekali. Aku tahu keluarga besarku menanggung malu karena pernikahan ku yang gagal menjadi perbincangan rekan bisnis mereka.
Aku seakan membenci diriku sendiri "
Azima menghampiri ziva , berdiri tepat di sebelahnya.
" Ziv , berhenti menyalahkan dirimu . Kau bahkan tak tahu bukan jika hari ini terjadi . Saranku mulailah memaafkan diri sendiri . Jika tidak percuma kau datang sejauh ini , kalau masih belum bisa mengikhlaskan apa yang telah berlalu " azima melirik ke arah ziva .
Ziva menghela nafasnya yang masih terasa sesak . Tapi yang azima katakan benar . Untuk apa ia jauh jauh datang kemari jika masih membawa luka lama .
" Thank you for everything azima " ziva memeluk azima erat .
" Berjanji padaku ya , jangan bersedih lagi " membalas pelukan ziva dan mengusap punggung nya dengan sayang .
" Ting tong.. " suara bel
" Sepertinya itu Gabriel yang ingin mengajak kita makan di luar . Sebaiknya kau memakai jacket tebal ziva karena suhu di sini bertambah dingin , aku akan membukakan pintu " ziva hanya mengangguk pelan . Ia meraih koper merahnya , mengambil jacket tebal pemberian papanya .
azima berjalan membuka pintu apartemen , terlihat Gabriel mengenakan jacket hitam tebal dan tersenyum manis kearahnya.
" Sudah siap? " Tanya Gabriel . Azima mengangguk . Pandangan mereka kini terfokus pada ziva yang menghampiri mereka .
Mereka hanya berjalan kaki menuju sebuah restauran di London yang tak jauh dari apartemen . Suasana terasa sangat hangat meski mereka tengah kedinginan . Obrolan panjang mereka begitu menyenangkan.
" Jadi kamu ingin kuliah di fashion designer ? " Tanya Gabriel melihat kearah ziva yang memotong steak dagingnya.
Ziva hanya mengangguk pelan . Tak banyak menunjukkan ekspresi . Pasalnya ia tak ingin dengan cepat membuka hati . Perasaannya sudah mulai mati untuk kembali merasakan jatuh kembali.
Azima memperhatikan dengan jelas bahwa Gabriel seperti tertarik pada ziva . Entah mengapa rasanya sakit sekali . Namun tak banyak yang ia lakukan . Selain menyimpannya seorang diri.
" Kau sangat lucu nona " kekeh Gabriel ketika melihat ada makanan di sudut bibir ziva . Dengan lembut ia membersihkan nya menggunakan sapu tangan .
Ziva terlihat gugup mendapatkan perlakuan seperti itu dari orang yang bahkan baru di kenalinya beberapa jam yang lalu.
" Sudahlah Gabriel , berhenti menggoda seorang wanita " azima melirik tajam kearah Gabriel . Yang di lirik hanya menggaruk tengkuknya . Ziva hanya memperhatikan kedekatan antara azima dan Gabriel. Apa mungkin hanya sebatas sahabat? Pikir ziva .
" Kau cemburu ? " Gabriel menaikkan sebelah alisnya . Tak bisa di pungkiri lelaki tinggi jangkung ini memiliki pesona memikat yang luar biasa . Senyuman manisnya mampu membuat sudut bibir yang melihat juga ikut tertarik keatas .
"omong kosong apa itu " membuang mukanya . Ia meneruskan makan tanpa memperdulikan ucapan gabriel. Sebenarnya azima sedang menahan malu , ziva bisa melihat ada ketertarikan dari wanita itu untuk Gabriel. Meski ia mencoba menepisnya.