NovelToon NovelToon
PESONA PENGAWAL TERKUAT

PESONA PENGAWAL TERKUAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa / Raja Tentara/Dewa Perang / Pengawal
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: SATO_WOW

Menceritakan kisah Raditya Sukma yang terjerat dengan Seorang CEO cantik bernama Amelia Artmaja.
Sebagai manusia terkuat dibumi ini.Raditia terpaksa patuh pada Amelia. dan berperan sebagai pengawalnya. tidak hanya itu, Raditia juga terjerat hubungan dengan beberapa wanita selama menjadi pengawal amelia. Hinga pada akhirnya, dia memutuskan menikahi setiap wanita yang memiliki ikatan cinta denganya..
So jika kalian penasaran langsung cekidot ceritanya!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SATO_WOW, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 6

Sedangkan dalam benak Raditia sangatlah sederhana. Siapa saja yang berani menyentuh istrinya, maka wajib di hajar.

Oleh karena itu, Terlepas dari apakah Amelia setuju atau tidak, Raditia tetap akan menghajar Dimas.

"Jangan keras kepala! Sekarang aku adalah suamimu dan sudah jadi kewajibanku untuk melindungimu." ujar Raditia, tangannya mengusap lembut rambut Amelia.

"Jangan sentuh aku!" bentak Amelia, menyingkirkan tangan Raditia.

"Hehehe" Raditia tersenyum sedikit, berbalik dan pergi ke pintu kantor.

Ketika Raditia membuka pintu kantor, dia melihat seseorang seperti sapi di depannya.

Pria ini sangat gendut, mungkin berat badannya sekitar 175 kilogram. Perutnya sangat buncit, dan ada lemak dimana mana.

Kameja yang tampaknya sudah tak muat ditubuhnya dan di kombinasikan dengan dasi kupu kupu, benar benar membuatnya sangat aneh.

Wajahnya bulat. Sangat bulat seperti bola. Jidatnya lebar, rambutnya klimis dan bau parfumnya sangat menyengat di hidung.

Raditia benar benar ingin muntah di tempat saat ini.

Melihat pintu kantor terbuka, Dimas pikir itu Amelia.

"Amel, akhirnya kamu membuka pintu, aku cukup lelah menunggumu disini. Jadi tolong terimalah cintaku dan menikah denganku!" seru Dimas, tangannya memegang buket bunga mawar merah yang tampak segar dan mengulurnya ke depan.

Memang gayanya seperti seorang pangeran ketika melamar sang putri, tapi sayangnya dia pangeran sapi.

"Hacimm" tiba tiba Raditia bersin.

"Brengsek! Kenapa kau memberiku bunga!? Aku alergi bunga sialan," serunya, matanya menatap Dimas galak.

Wajah Dimas yang tersemprot bersin Raditia benar benar jelek, mana ada ingus yang ikut keluar dan menempel di wajahnya.

"Brengsek! Siapa kau?!" tanya dimas.

"Kenapa kau ada dikantor Amel?" tambahnya.

Setelah mengatakan ini, Dimas juga mengeluarkan sapu tangan untuk membersihkan wajahnya.

"Aku suaminya!" tegas Raditia.

"Mustahil!" sangah dimas, mengelengkan kepalanya.

"Kau mengenakan pakaian satpam! Mana mungkin kau suaminya!" ujarnya.

Jelas dimas tak percaya.

"Tapi kami tidur di ranjang yang sama" ujar Raditia, segera menunjukan kunci yang baru saja di dapatkan dari Amelia. "Lihat! Ini kunci kamar apartemen kami!"

"Bajingan! Kau pasti mencurinya! Kau pasti ingin mencuri benda benda dari apartemen Amel kan!" geram Dimas, masih tak percaya.

Lagipula, pria di depannya mengenakan pakaian satpam.

Selain wajahnya yang agak tampan, untuk hal lainnya jelas bahwa dia pria miskin.

Dimas tak percaya Amelia akan jatuh cinta pada makhluk rendahan semacam ini.

"Ka- kau! Jangan omong kosong! Aku saja yang kaya raya belum bisa mendapatkan Amel!" teriak Dimas agak tergagap.

"Percuma kaya, badanmu seperti sapi!" cibir Raditia, menggelengkan kepalanya dengan ekspresi puas di wajahnya.

"Beli kaca dan lihatlah betapa menjijikannyan wajahmu!" perintahnya.

"Ka--" Dimas tersentak.

"Kecuali Amel membutikan sendiri! Aku takan pernah percaya!" tegasnya.

Saat mengatakan ini, Dimas memandang Amelia.

"Bukti! Baiklah!" seru Raditia.

Kebetulan sekali Amelia datang menghampiri pintu dan dia langsung ditarik ke dalam pelukan Raditia.

Tanpa ragu Raditia mencium bibir merah merona Amelia.

Sontak Amelia kaget dan ingin melepaskan diri.

Namun, ketika matanya melirik wajah kesal Dimas, Amelia memutuskan melanjutkan ciumannya dengan Raditia.

Meskipun, Raditia ini sampah. Tetapi Amelia masih memutuskan untuk membantu mengusir Dimas.

"Bajingan! Bajingan! Aku akan menghajarmu setelah ini! Kamu berani mencuri ciuman pertamaku," batin Amelia meronta ronta saat ini.

Setelah melakukan ciuman panas, Raditia melepaskan Amelia dan merangkul pinggangnya.

"Sayang, katakan padanya bahwa kita tidur di ranjang yang sama!" ujar Raditia, matanya menatap Amelia main main.

"Ya, ya." sahut Amelia, menggertakan giginya dan mengangguk.

"Dia benar, kita tidur diranjang yang sama," ujar Amelia sambil menatap Dimas.

Pada saat ini, Raditia menatap Dimas dengan penuh hinaan dan berkata. "Sudah dengar,kan? Perlu bukti apa lagi? lebih baik kau cepat pergi!"

"K-kau..." Dimas sebenernya masih tidak percaya dengan ucapan Raditia.

"Apa! Ingin aku hajar?" bentak Raditia, matanya tiba tiba memancarkan aura seorang pembunuh.

Brooot!

Mungkin karena ketakutan, dimas tidak sengaja kentut.

"Menjijikan! bau sekali," ujar Amelia, mengibas ngibaskan tangannya di depan hidungnya.

"Sial! Sapi ini malah mengeluarkan Bom nuklir!" Seru Raditia, tangannya meraih gagang pintu.

"Sayang, kita tutup pintunya, jangan sampai terkena Radiasi." tambahnya

Mengatakan ini Raditia membanting pintu kantor dengan keras.

Brakk

"Sialan! tunggu saja, Bajingan!" geram Dimas, menunjuk pintu yang telah di tutup.

"Masalah ini belum berakhir!" teriaknya.

Setelah mengatakan itu, dia berbalik dan pergi.

Dimas benar benar dibuat malu dan sekarang dia hanya ingin menemukan lubang untuk memasukkan kepalanya.

Di dalam kantor.

Setelah Dimas pergi. Raditia berbalik dan menatap Amelia sambil tersenyum.

"Sayang, Sudah selesai," ucapnya.

 PLAK

Tiba-tiba tamparan keras mendarat di wajah Raditia.

"K-kamu menodaiku! Kamu mengambil ciuman pertamaku!" bentaknya.

"Kamu tahu, aku selalu menjaga ini untuk suamiku!" tambahnya.

Setelah mengatakan ini, Amelia menutupi wajahnya dan menangis.

Raditia melihat ini merasa bersalah dihatinya.

"Itu cuman ciuman, kan? Kenapa begitu heboh?" gumamnya

"Sayang--"

"Jangan panggil aku Sayang!" bentaknya.

"Kamu bukan suamiku!" tegasnya.

Bos wanita yang begitu dingin dan tegas bisa menangis seperti saat ini?

Raditia benar benar dibuat bingung oleh sikap Amelia.

Namun, dia menyadari satu hal bahwa Amelia memiliki hati yang jujur.

Terlepas dari sikap kasarnya, hatinya benar benr murni.

Hal ini membuat Raditia semakin berhasrat untuk menaklukkan Amelia dengan benar.

Membuatnya jatuh cinta adalah pilihan terbaik dan menikah dengannya adalah bonus.

"Maaf! Aku hanya ingin melindungimu" ujar Raditia jujur.

PLAK

"Aku akan menghukum diriku sendiri!" serunya.

PLAK

PLAK

PLAK

...

"Bodoh! Hentikan!" teriak Amelia setelah melihat wajah Raditia memerah.

"Kenapa?" tanya Raditia.

"Aku tahu aku salah, seharusnya aku tidak mengambil ciuman pertamamu. Tapi jujur saja, itu juga ciuman pertamaku," ucapnya.

meskipun Amelia sangat marah saat ini, tetapi dia tidak tega melihat Raditia menyakiti dirinya sendiri.

Belum lagi dia melakukan itu untuk melindungi dirinya sendiri.

Amelia mendekati Raditia sambil membawa tisu basah.

"Tunjukan padaku!" perintahnya.

"Apanya?" tanya Raditia kebingungan.

"Wajahmu! Cepat angkat wajahmu!"

Raditia segera mengangkat wajahnya dan melihat wajah Amelia yang berdiri tepat di depannya.

"Benar-benar cantik," gumamnya pelan

"HAH?" Amelia, yang sedang menyeka luka di wajah Raditia, agak terkejut.

"Apa maksudmu?" tanyanya.

"Aku mencintaimu, Amel!" ujar Raditia tanpa ragu.

Namun...

"Brengsek! Masih berani saja menggodaku? Kamu benar benar bajingan!" bentak Amelia dan kembali ke tempat duduk.

Karena keduanya sangat dekat, Raditia bahkan bisa merasakan keharuman di tubuh Amelia.

Begitu harum sehingga dia keceplosan menembaknya.

Di sini, Amelia langsung terengah-engah, darah terasa mengalir lebih cepat dan sepertinya dia akan menjadi gila.

"Apa-apaan?! Barusan dia menyatakan cinta,kan? Tidak, tidak! Jelas itu modus! Dia hanya ingin menenangkan taruhan!" batin Amelia benar benar kacau saat ini.

"Kalau begitu, aku pergi dulu" ujar Raditia sambil terus mengusap pipinya.

Dia berbalik dan berjalan ke arah pintu.

"Tunggu, Raditia!" seru Amelia tiba-tiba.

"Ya?" Raditia berbalik lagi.

"Pergi ke Debby ruangan personalia. Aku sudah memintanya untuk mengatur pekerjaan baru untukmu!" perintah Amelia.

"Benarkah?" Raditia menatap Amelia dengan curiga.

"Tentu saja," amelia mengangguk.

"Baiklah! kalau begitu, sampai jumpa lagi nanti di rumah" sahut Raditia dan pergi.

Raditia benar benar pergi.

Amelia segera ke penampilannya Yang dingin dan mendominasi.

"Bajingan itu berani menciumku dan menyatakan cinta padaku. Benarkah dia melakukan itu karena inin melindungiku, atau hanya modus? Tapi dia tidak ragu melukai dirinya sendiri. Jika ini akting. Bukankah akting ini terlalu sempurna?" batin Amelia benar benar bergejolak saat ini.

Ini juga pertama kalinya dia berinteraksi begitu dekat dengan seorang pria.

Segera, dia mengambil ponselnya. Memutar nomer Debby dan menelponnya. "Debby, bantu aku menjaga Raditia."

"Jangan khawatir Bos! Saya akan menjaganya dengan baik." jawab Debby di ujung telepon.

Faktanya Debby adalah wanita yang terkenal pemarah dan kuat di Artmaja Grup.

Konon katanya wanita sudah berlatih karate sejak kecil. Dan kekuatannya lumayan.

Kepala satpam saja tidak ada yang berani berkelahi satu lawan satu untuk melawannya.

Pada saat yang sama. Debby juga merupakan sahabat baik Amelia.

"Ya, terimakasih Debby." ujar Amelia mengangguk, lalu berbalik dan kembali ke belakang mejanya.

Sekarang masalahnya adalah bagaimana menang taruhan dari Raditia dalam waktu dua bulan.

"Aku benar benar bingung! Kenapa kakek Sangat menyukai Raditia? Bukankah seharusnya dia hanya seorang penjaga satpam?" gumamnya.

Sambil mengelengkan kepalanya. Amelia mengambil ponselnya lagi dan memanggil seseorang.

"Hallo, Maya?" tanyanya.

"Ya! Ada apa Amel?" sahut Maya di ujung panggilan telepon.

Maya mulansari, teman sekelas Amelia saat SMA, sekarang dia bekerja dibadan Reserse kriminal Polrestabes bandung.

Meski sudah lama tidak bertemu, keduanya tetap saling berhubungan.

Ketika Amelia memiliki sebuah nama untuk diselidiki. Biasanya Maya akan membantu.

Amelia sangat berhati-hati terhadap mitra bisnisnya, jadi dia akan memeriksa latar belakangnya lebih dulu.

"Bantu aku menyelidiki orang ini..." Amelia menyebutkan informasi Raditia secara lengkap.

"Oh, Oke!" jawab Maya, lalu menutup telpon.

Setelah melewati pagi yang sulit dan rumit.

Akhirnya Amelia mulai pokus pada pekerjaannya.

Namun...

Gambaran ketika dirinya berciuman dengan Raditia terus muncul di benaknya.

"Sial! Kenapa ciuman pertamaku harus diambil seorang satpam!" keluhnya.

BERSAMBUNG.

Maaf yang temen temen uploadnya agak telat soalnya anthor punya kesibukan lain🙏

Terimakasih sudah membaca novel ini dan tunggu next vidionya ya👋

Tinggalkan like dan komen kalian.

Kasih vote dan hadiah lebih bagus.

1
Mr T
/Good//Good//Good/
SATO
SANGAT REKOMENDASI UNTUK DIBACA SAAT WAKTU SENGGANG
Guillotine
Wah, keren!
SATO: terimakasih
total 1 replies
paulina
Gemesin!
SATO: lanjutannya bakal lebih greget lagi lo ka😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!