Fricilla Andini Windari
Gadis cantik dan pintar biasa dipanggil Cila.
Dia diusir dari rumah akibat difitnah adik tirinya.
Tidak hanya itu, calon tunangan Cila juga ikut membatalkan pertunangan mereka. Betapa kecewa dan terluka hati Cila mengalami itu semua.
Akibat hal itu dendam melekat dihatinya. Saat sedang terpuruk, Tuhan mempertemukan Cila dengan sosok laki-laki tampan dan ternyata awal pertemuan mereka membuat laki-laki itu jatuh cinta kepada Cila.
Alfian Anggara
Laki-laki yang memiliki sifat humoris dan penyayang. Namun jika orang terdekat nya di sakiti dia akan langsung bertindak.
Pertemuan antara Cila dan Alfi berawal dari kecelakaan yang dialami Alfi.
Disitu awal kisah mereka dimulai.
"Dimana rumahmu gadis cantik?"
"Aku tidak memiliki rumah karena diusir oleh keluarga ku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 14 - Rencana Papa Reza
Di butik Mami Ara, Cila sedang memeriksa laporan keuangan bersama Mami Ara. Sedangkan Tante Hesti dan Dinda sedang melihat berbagai macam koleksi gaun.
Cila sudah paham dengan apa yang dijelaskan Mami Ara jadi Mami Ara tidak perlu menjelaskan kembali.
Mami Ara senang karena Cila termasuk orang yang pintar. Karena cepat sekali memeriksa laporan keuangan butik yang sudah 6 bulan belum diperiksa secara langsung oleh Mami Ara.
Sedangkan dirumah Keluarga Andara Vely dan orang tuanya sedang membahas masalah perusahaan. Karena akan diadakan nya rapat pemegang saham.
Mereka sedang membahas saham yang dimiliki keluarga mereka. Seharusnya mereka memiliki saham perusahaan sebesar 45% tapi karena Cila sudah diusir, saham yang mereka miliki hanya berjumlah 30%. Mereka hanya menjadi pemilik sahar terbesar kedua setelah investor yang membantu mereka kemarin.
"Pa bagaimana ini? Saham paling besar milik Tuan Anjar yaitu 35% berbeda 5% dengan kita." kata Vely.
"Iya bagaimana ini Pa. Jika seperti ini Vely tidak bisa memimpin perusahaan lagi." kata Mama Vely.
Papa Vely berpiki cukup lama tiba-tiba dia memiliki ide.
"Papa tahu bagaimana kita bisa menyaingi saham milik Tuan Anjar." kata Papa Vely.
"Bagaimana pa ?" tanya Vely dan Mamanya besamaan.
"Cari Cila dan minta dia tanda tangani surat pengalihan saham ke kamu Vely." kata Papa Vely.
"Tapi dimana kita mencari anak itu Pa. Kita saja tidak tahu sekarang dia berada dimana." jawab Mama Vely.
"Terakhir aku bertemu Kak Cila direstoran ma tapi aku lupa bertanya dia sekarang tinggal dimana." ucap Vely.
Vely jika didepan orang tuanya memanggil Cila kakak tapi jika tidak ada hanya namanya saja. Dia juga tidak menceritakan bahwa dia bertengkar dengan Cila. Itulah Vely, baik didepan buruk dibelakang.
"Apa dia bekerja sebagai pelayan restoran ?" tanya Papa Vely.
"Sepertinya tidak pa. Kak Cila memakai pakaian bagus dan sepertinya mahal." jawab Vely yakin.
"Dari mana anak itu bisa membeli pakaian bagus dan mahal ? Bukannya dia tidak membawa apa-apa saat kita usir." ucap Mama Vely.
"Apa dia menjual diri ?" cetus Papa.
"Vely tidak tahu Pa. Vely sempat meminta kakak pulang kerumah tapi dia bilang sudah tidak perduli lagi dengan kita. Dia juga memakai barang-barang branded." kata Vely menambah omongan yang tidak benar.
"Dasar anak tidak tau diuntung. Biarkan saja Vely. Cila memang tidak ada hak lagi kembali kerumah ini. Putri keluarga Andara hanya ada satu yaitu kamu." jawab papa emosi.
"Iya betul. Mama juga tidak setuju jika anak itu kembali lagi kerumah ini. Mau diletakkan dimana muka Mama mempunyai anak yang suka menjual diri. Kamu tidak usah memanggil nya kakak lagi Vely. Karena dia dia bukan kakak mu lagi." tambah Mamanya.
Vely tersenyum senang. Sudah dipastikan dia pewaris satu-satunya keluarga Andara.
"Vely Papa beri tugas ke kamu mencari Cila. Minta dia tanda tangan surat pengalihan saham. Jika dia tidak mau paksa saja dia. Kamu hanya punya waktu sebelum rapat pemegang saham diadakan." kata Papa.
"Iya pa. Besok Vely mulai cari Cila sesuai perintah papa." jawab Vely tersenyum.
"Ya sudah sekarang papa mau istirahat." kata Papa.
"Iya papa istirahat saja. Vely tidak mau Papa sakit lagi." ucap Vely perhatian.
Setelah Papa dan Mama nya pergi beristirahat, Vely pergi ke kamar nya untuk membersihkan diri dan beristirahat karena nanti malam dia akan bertemu seseorang.
Di sebuah apartemen ada dua orang pria. Yang berdiri didepan cermin dan yang satu duduk disofa.
"Apa kau yakin ingin menikahi Vely ?" tanya orang itu.
"Tentu saja. Bukankah Vely dia lebih baik dari Cila." jawab pria yang berdiri dicermin.
Ya orang yang sedang berdiri didepan cermin adalah Dika, mantan calon tunangan Cila yang sekarang menjadi tunangan Vely.
"Aku dengan hari ini perusahaan tunangan mu mangaali penurunan saham. Apa itu benar ?" tanya Nino teman Dika.
"Iya tadi Vely ada memberitahu ku dan dia berkata akan secepatnya menyelesaikan masalah tersebut." jawab Dika sambil duduk.
"Kau tidak berniat membantunya ?" tanya Nino.
"Biarkan dia menyelesaikan sendiri. Kami belum menikah. Jika sudah menikah pasti akan aku bantu." jawab Dika santai.
Mereka mengobrol banyak sampai sore hari. Entah apa yang mereka bahas hanya mereka berdua yang tahu.
Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Alfi dan Zay baru menyelesaikan pekerjaannya. Sedangkan Anjar sudah pulang terlebih dahulu.
Sempat tadi Alfi mengajak Anjar menginap dirumah tapi Anjar berkata lain kali saja. Sudah cukup siang tadi dia dicurigai dan diejek oleh Mami Ara. Alfi dan Zay tertawa mendengar jawaban Anjar.
Alfi dan Zay memutuskan pulang kerumah.
Di perjalanan pulang tidak ada percakapan apapun diantara mereka. Mereka memiliki menikmati pemandangan jalan raya.
Sampai dirumah mereka disambut Cila didepan pintu. Sedangkan Mami Ara sedang melihat kelinci peliharaan nya di samping rumah.
"Sore sayang." sapa Alfi
"Sore juga mas." balas Cila sambil menyalami tangan Alfi.
"Aduh enak ya pulang kerja disambut istri." ucap Mami Ara yang tiba-tiba datang menyindir Zay.
"Aduh ngak enak ya pulang kerja disambut sindiran Mami." jawab Zay.
Alfi dan Cila tertawa melihat Mami Ara dan Zay saling menyindir.
"Mami suka banget ngebully anak sendiri" kata Alfi.
"Abisnya dia belum nikah-nikah. Jangankan nikah punya pacar aja ngak. Awas aja jadi perjaka tua. Kelinci kesayangan Mami aja udah punya pasangan masa Zay belum pasangan. Kalah sama kelinci. " jawab Mami sambil melangkah masuk rumah.
Demi apa hati Zay tersisihkan gara-gara Mami Ara membandingkan dia dengan kelinci peliharaan Mami.
Alfi dan Cila hanya terkekeh mendengar jawaban Mami nya yang nyeleneh itu. Mereka memutuskan masuk dan membersihkan diri.
Zay ikut masuk dan langsung menuju dapur. Dia membuka kulkas mengambil air dingin lalu meminumnya tanpa gelas.
"Haus Zay. " tanya Mami yang rupanya ada didapur juga.
"Ngak Mi. Laper. " jawab Zay.
"Kalo laper tuh makan bukan minum " kata Mami Ara.
"Baru aja makan tadi didepan. " jawab Zay.
"Makan apa kamu didepan? Makan rumput ?" ucap Mami asal.
"Makan omongan Mami yang pedes" jawab Zay sinis.
Bukannya marah, Mami Ara malah tertawa mendengar jawaban Zay.
"Makanya cepet nikah. Kalo belum siap nikah minimal gandeng calon istri biar ngak Mami bully." kata Mami.
Bi Asih dan Bi Imah yang sedang memasak ikut tertawa melihat majikan mereka seperti itu.
"Inget kalo sampe nanti Alfi punya anak dan kamu belum nikah-nikah Mami bakal jodohin kamu sama anak temen Mami. " ucap Mami Ara.
"Iya Mi iyaa. Zay masih nyari calonnya kok. Kalo emang udah ketemu pasti Zay nikah." jawabnya.
"Mami juga ngak mau kalo kamu maksa anak orang buat jadi istri kamu kyak di drama-drama Korea yang Mami tonton. Kalo sampe kamu kyak gitu Mami minta Bibi beli karung goni dipasar buat ngarungin kamu terus Mami kirim ke kandang buaya. " ancam Mami.
Ya ampun ntah drama Korea yang mana yang membuat Mami nya berpikir buruk kepadanya.