Andara adalah gadis yang cantik pemilik kios bunga .Suatu hari dia harus menelan pil pahit sebuah penghianatan dari sahabat dan kekasihnya yang dipacarinya selama hampir 6 tahun. Tapi takdir berkata lain dan membawanya pada seorang pemuda dingin yang lumpuh putra seorang konglomerat.
Entah bagaimana mereka bisa bertemu di atas menara setinggi 50 kaki. Dan dari sanalah cinta mereka bersemi .
Nah untuk mengetahui cerita lebih lanjut, yuk simak di novel terbaruku.
Novel kali ini bergenre remaja labil yang mudah mudahan bisa menginspirasi para kaula muda untuk tidak putus asa dan tidak pernah menyerah.
Tetap semangat dan selamat membaca 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CDAM: 9
Andara tersenyum lebar dan berlari ke arah Devan.
Begitu pun Devan sangat bahagia bisa bertemu dengan Andara.
" Devan, kamu ke sini? Sama siapa? Ada urusan apa? Terus kok tahu aku di sini? "
" Eh satu satu dong pertanyaannya aku bingung mau jawab yang mana dulu " Jawab Devan dengan senyum lebarnya.
"Oh iya maaf Dev kebiasaan nerocos, kalau Vania bilang seperti kereta api ekonomi" Andara tiba tiba terdiam dan tidak melanjutkan ucapannya membuat Devan menatapnya dengan senyumnya "Hei kok diam, ehm Vania siapa? sahabat kamu? "
"Eh bukan bukan siapa siapa, sudah yuk Dev masuk ke kiosku, kamu boleh ambil bunga manapun yang kamu suka".
" Benarkah? "
"Ehem"
"Aku suka mawar merah boleh aku minta satu? "
Andara tersenyum dan meraih setangkai mawar merah yang paling bagus dan segar.
Devan pun menerimanya dan menciumnya dengan memejamkan matanya.
"Kamu sangat suka ya? " Tanya Andara dengan tatapan mata yang teduh.
Devan membuka matanya dan terlihat ada sesuatu yang berbeda. Hatinya bergetar hebat ketika tatapannya bertemu dengan tatapan Andara.
Deg
Deg
Deg
Sejenak mereka saling diam.
"Hei, Dev, Ada apa kok menatapku seperti itu ada yang salah ya dengan diriku? ".
Devan tersentak dan menunduk sejenak kemudian menyunggingkan senyumnya.
"Tidak kok Andara, kamu sangat cantik dan segar sangat berbeda dengan pertama kali kita bertemu di atas menara waktu itu" Jawab Devan yang membuat Andara salting dan senyum senyum sendiri dengan malu-malu.
Tiba tiba ada seorang gadis yang datang ke kios untuk membeli bunga.
"Kak aku bisa melihat bunga paling bagus di sini? ".
" Oh bisa kak, ini ada berbagai jenis dan warna mawar tapi yang jadi ikon di toko kami adalah mawar merah" Jawab Andara kemudian beranjak.
Gadis itu pun masuk ke dalam kios dan melihat koleksi bunga mawar, namun matanya tertuju pada bunga mawar merah yang dipegang oleh Devan yang juga berada di sana.
"Eh kak boleh aku minta yang dipegang masnya itu"
Andara mengernyitkan keningnya " Jangan kak, yang itu sudah menjadi milik orang lain, silahkan pilih yang lain saja".
"Tidak! aku mau yang itu! "
Devan menatap Andara kemudian menyodorkan bunga yang dia pilih untuk menyenangkan pembeli " Ini nona untuk kamu saja".
"Tidak Dev, jangan! Itu milikmu! Pertahankan apa yang kamu miliki atau kamu akan menyesal kalau kamu tidak memperjuangkannya" Ucap Andara yang membuat Devan terdiam dengan semua pikirannya karena setiap yang Andara katakan seakan menjadi tamparan untuk dirinya.
Gadis itupun mendengus kesal dan melipat mukanya " Hhhh kalau kamu minta imbalan aku bisa kok memberimu uang banyak asalkan bunga itu untukku".
Andara melotot tajam dan berjalan menghampiri gadis itu " Kak, tolong ya jangan pernah merendahkan orang lain dengan hartamu. Tidak semuanya bisa dinilai dengan uang".
"Halah jangan munafik kak, kamu butuh uang kan? Sudah terima saja, lagi pula pria lumpuh ini bisa apa".
" Stop! Cukup kak, kalau kamu hanya ingin mengacau di sini lebih baik kamu pergi dari sekarang juga" Gertak Andara dengan mata merah menyala karena kemarahannya.
Gadis itu pun dengan tatapan sinis segera melangkah pergi dari kios bunga Andara.
Devan mencoba menghentikan Andara
" Dara, sudah Dar aku tidak apa apa kalau kamu mengusirnya kamu akan kehilangan satu pembeli''.
"Biarkan saja Dev, satu pembeli kurang ajar tidak akan berpengaruh padaku"
Devan menghela nafasnya dengan berat
" Maafkan aku Dara, karena aku kamu kehilangan satu pelanggan".
"Tidak apa apa Dev. Aku benci orang yang suka merendahkan orang lain. Lagipula sekarang kita kan berteman".
" Berteman? "
"Iya" Jawab Andara dengan senyum lebarnya.
Devan pun tak henti hentinya menunjukkan senyumnya yang mempesona.
Dari kejauhan, Aldo juga ikut senyum senyum sendiri melihat sahabat sekaligus atasannya sudah bisa berubah dan nampak lebih bahagia. Devan yang dulu adalah sosok yang ramah, ceria dan hangat. Karena wanita dia berubah menjadi sosok yang dingin, angkuh dan kaku.
" Dev, kamu telah menemukan kembali jati dirimu. Andara telah mengembalikan semangat hidupmu dan jiwamu" Gumam Aldo dari dalam mobil.
Seharian itu Devan membantu Andara berjualan di toko bunganya. Tak sedikit pembeli yang memuji ketampanan Devan meskipun dia lumpuh dan duduk di kursi roda.
...🦈🦈🦈...
"Mas, kita harus meminta Devan segera pulang ke rumah untuk menghadiri pesta peluncuran produk baru perusahaan kita "
Ucap seorang wanita cantik yang usianya tidak terpaut jauh dari Devan kepada seorang laki laki yang duduk di kursi kebesarannya.
Dia adalah Nara, Ibu tiri Devan yang kontroversial. Bagaimana tidak, sebelum menikah dengan Dimas Mahendra (Ayahnya Devan) Nara Amalia adalah kekasih Devan sejak masih sekolah. Karena keegoisan orang tua Nara yang menjodohkannya dengan pria berumur dengan Dimas yang ternyata ayahnya Devan kekasihnya sendiri.
Hati Devan hancur berkeping-keping melihat kenyataan pahit ini dan memutuskan untuk pergi dari rumah dan tinggal di apartemennya sendiri yang dia beli bersama mendiang ibunya sebelum meninggal dunia .
Bertahun tahun Devan mengubur perasaannya kepada Nara yang sekarang menjadi ibu tirinya.
Devan kembali dipertemukan dengan gadis yang tak kalah cantiknya dengan Nara, dia adalah Siska seorang model dan putri orang kaya pemilik perusahaan yang menjadi partner bisnis perusahaan Mahendra.
Meskipun luka di hatinya belum sembuh sepenuhnya, Devan mencoba mengobatinya dengan berusaha mencintai Siska dan memberikan hatinya sepenuhnya seperti yang dulu dia memberikannya kepada Nara.
Dimas Mahendra menghela nafas dan menyandarkan kepalanya di sandaran kursinya " Sayang, mas tidak yakin apakah anak keras kepala itu mau menurut pada kita".
"Kita harus mencobanya, aku tahu orang seperti apa Devan itu, meskipun keras kepala dia orang yang penyayang dia sangat menyayangi kamu mas" Ucap Nara dengan tatapan teduh.
Dimas pun tersenyum tipis dan meminta istrinya untuk duduk di pangkuannya " Itulah yang membuat mas sangat menyayangimu, kamu tidak pernah berprasangka buruk pada siapapun meskipun kamu tahu dia salah".
Nara yang duduk di pangkuan suaminya kemudian memeluknya dengan lembut " Iya mas, bagaimana mungkin aku berprasangka buruk pada Devan.Dia sudah cukup menderita, entah seperti apa hancurnya saat ini setelah malam itu dia tahu istrinya selingkuh di depan matanya. Setelah sebelumnya aku membuat hatinya hancur karena aku menikahi papanya. kini dia kembali merasakan sakit hati untuk kedua kalinya, maafkan aku Devan" Batin Nara.
Dimas mengedarkan pelukannya " Baiklah, mas akan mencoba datang ke apartemennya nanti untuk membicarakan hal ini, karena kehadiran Devan sangat penting. Selain CEO di perusahaan, dia adalah pencetus produk baru tersebut jadi pasti para tamu ingin bertemu dan bertanya banyak hal padanya".
Nara tersenyum dan mengangguk.
###
Sementara itu, Bayu yang mulai lebih sering menghabiskan waktunya di Bar, membuat Vania sangat kesal. Dia sering menyusul Bayu di Bar dan membawanya pulang dalam keadaan mabuk berat.
Sementara ini Bayu tinggal bersama Vania di apartemennya karena dia diusir dari apartemen miliknya karena tidak mampu membayar cicilannya.