NovelToon NovelToon
Sekretarisku Yang Mungil

Sekretarisku Yang Mungil

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Kantor / Romansa / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:569.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lunoxs

6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.

Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.

"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SMY Bab 5 - Seperti Patung

"Ku perhatikan saat pertemuan tadi kamu tidak fokus, lain kali tetap lihat ke arahku. Bisa saja sewaktu-waktu Aku membutuhkan bantuan mu," ucap Adrian, bicara disaat mereka mulai meninggalkan restoran hotel.

Pertemuan Adrian dengan sang kolega telah berakhir tepat di jam 3 sore.

"Baik, Tuan," jawab Ansara patuh.

Juan sejak tadi lebih banyak diam, hari ini memang seperti training bagi Ansara. Bagaimana Ansara harus membiasakan diri dengan pola bekerja mereka.

Dari Four Season Hotel mereka tidak langsung kembali ke kantor, hari ini jadwal mereka cukup padat.

Sampai hari menjelang malam belum ada tanda-tanda bahwa Ansara bisa pulang.

Sungguh, Ansara cukup terkejut dengan pekerjaan yang dia lakukan. Ansara pikir para atasan memiliki pekerjaan yang lebih sedikit, tapi ternyata lebih banyak bertemu dengan para kolega dan klien.

Ansara mulai ingat bahwa dia harus siap 24 jam andai tuan Adrian membutuhkan. Jika sewaktu-waktu Adrian memintanya untuk bertemu di jam malam pun dia harus siap.

Jadi sekretaris pribadi jam kerjanya memang tidak menentu, hanya bisa beristirahat di saat sang Tuan beristirahat pula. 11 12 dengan pekerjaan asisten Juan.

Padahal pagi tadi Ansara pamitnya pada sang ibu akan pulang saat sore hari.

"Tuan," panggil Ansara lirih, tak bisa bicara dengan suara keras karena saat ini mereka tengah menghadiri sebuah undangan.

"Apa?" balas Adrian.

Reflek Ansara menarik lengan Adrian sampai pria bertubuh tinggi tersebut sedikit menunduk, sebab Ansara ingin bisik-bisik.

"Apa boleh saya izin keluar sebentar, saya harus menghubungi ibu saya jika malam ini pulang terlambat," bisik Ansara.

"Katakan padanya kamu akan menginap di apartemen."

"Jadi apartemen itu sungguhan?"

"Iya," jawab Adrian.

Ansara bingung harus senang atau sedih. Di satu sisi Ansara mendapatkan fasilitas yang tak main-main, di sisi lain dia akan tinggal terpisah dengan sang ibu.

Selama ini Ansara dekat sekali dengan ibunya, jadi ada perasaan mengganjal ketika hendak berpisah. Takut jika nanti ada sesuatu yang buruk terjadi pada ibunya, sementara dia tidak ada di rumah.

Selesai bisik-bisik barulah Adrian kembali berdiri dengan tegap, resiko memiliki sekretaris yang pendek.

Sementara Ansara perlahan keluar dari ruangan tersebut.

"Halo Bu," ucap Ansara setelah panggilan teleponnya terhubung oleh sang ibu.

"Ans, kamu dimana Nak? Katanya sore sudah pulang, tapi sampai sekarang kamu belum tiba di rumah," jawab ibu Ansara.

"Maaf Bu, aku lupa menjelaskan bahwa pekerjaan ku memang waktunya tidak menentu. Jika bos ku masih punya pekerjaan aku harus selalu mendampinginya."

"Oh jadi seperti itu pekerjaan sekretaris pribadi, tapi bos mu baik kan?"

"Baik Bu, kan aku sudah bilang dia teman SMA ku dulu."

"Jadi kira-kira kamu pulang jam berapa?"

Ansara langsung menjelaskan tentang beberapa inventaris yang dia dapatkan, mulai dari mobil dan juga apartemen. Jika sedang sibuk begini Ansara akan tinggal di apartemen yang dekat dengan kantor, jika waktunya senggang baru Ansara bisa pulang.

Ibu Ansara bisa memahaminya, selama ini pun dia tidak pernah mengekang sang anak dalam dunia kerja. Ibu Ansara percaya bahwa anaknya mampu menjaga diri, jadi apapun keputusan Ansara pasti akan dia dukung.

Setelah sama-sama sepakat akhirnya panggilan itu pun berakhir, Ansara kembali masuk ke dalam ruangan untuk mendampingi sang Tuan.

"Sudah?" tanya Adrian.

Ansara reflek kembali menarik lengan Adrian demi menjangkau telinga sang sahabat. "Sudah," jawab Ansara.

Terkadang sering lupa bahwa pria ini adalah bosnya. Tapi mau bagaimana lagi, kenangannya dengan Adrian semasa SMA sebenarnya masih melekat dengan jelas di dalam ingatan.

Sepertinya baru kemarin mereka berpisah dan kini kambali bertemu.

Nyaris jam 9 malam barulah Adrian dan Juan mengantarkan Ansara ke apartemen wanita tersebut.

Namun ada satu hal yang membuat Ansara bingung, sebab yang turun dari mobil hanya dia dan Adrian. Sementara asisten Juan langsung pergi membawa mobilnya.

"Tuan," panggil Ansara dengan kebingungan, dia menenteng banyak paper bag dan mengikuti langkah Adrian memasuki lobby.

Adrian tidak ada niat sedikitpun untuk membantu, masih memberi jarak bahwa mereka adalah atasan dan bawahan.

"Kenapa yang turun dari mobil malah Anda, bukankah harusnya asisten Juan?" tanya Ansara, dia pikir alurnya begini ... Ansara dan asisten Juan mengantarkan tuan Adrian pulang lebih dulu ke rumahnya, lalu nanti asisten Juan lah yang mengantarkan Ansara ke sini untuk menunjukkan unit apartemen Ansara.

Tapi ternyata dugaannya selalu salah.

"Karena aku juga tinggal di apartemen ini," jawab Adrian dengan entengnya.

"Apa?" tanya Ansara terkejut dan keceplosan.

Tapi Adrian tidak menjawab lagi, membuat Ansara tak mampu berucap banyak.

Tiba di lantai 10 Adrian langsung menunjukkan unit apartemen milik Ansara. "1001 unit apartemen mu, 1002 unit apartemen ku. Besok bangunkan aku tepat jam 5 pagi," ucap Adrian seraya memberi perintah.

Ansara tercengang.

'Tunggu dulu, apa ini juga tugasku?' batin Ansara, dia seperti tersesat di tengah-tengah hutan rimba. Tak ada satupun orang yang memberi petunjuk.

Setelahnya Adrian juga menyerahkan 2 access card sekaligus pada Ansara, yaitu access card miliknya dan juga Ansara sekaligus.

Karena kedua tangan Ansara sudah penuh dengan paper bag, Adrian justru mengarahkan dua kartu itu di mulut Ansara.

Dan seperti anjjing yang patuh pada tuannya, Ansara langsung membuka mulut, menerima kartu akses tersebut dan dia jepit menggunakan bibirnya.

Jika sudah seperti ini Ansara benar-benar tak mampu bicara lagi, dia sudah seperti patung saat Adrian pergi menuju unit apartemennya sendiri.

Berjalan beberapa langkah lalu menghilang dari pandangan Ansara.

'Kenapa dia tinggal di sini juga? Apa istri anaknya juga tinggal di apartemen itu? Lalu kenapa memintaku untuk membangunkannya besok?'

1
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
Istrinya Orang
💯💯💯💯💯
Istrinya Orang
mantap Adrian..kamu harus pertahankan prinsipmu,,jangan mudah diatur orang,harus jadi diri sendiri yg TDK mudah disetir siapapun
Naviah
dah kayak lem ya Ar /Joyful//Joyful//Joyful/
SAL💞🇲🇾
good Adrian 👍🏼
Istrinya Orang
Budi apa yg mau dibalas...gak ngaca ya kalian...siapa yg menciptakan penderitaan di hidup Runi dan adrian...emang sebesar apa Budi kalian di kehidupan Adrian? hanya karna dia diangkat jadi pemimpin Abraham Kingdom?? dasar benalu
Rita
qt lht
Rita
ipar ternyata
Rita
ngga sadar diri
Rita
duh Gio sadar ngga sih ini ipar atau saudara lupa 😁,ini klrgamu licik
Rita
hmmm ternyata hahhh yg pntg kmu sdh ada bukti ht2 ma waspada aja
Rita
bagus gertak lagi
Eka Kaban
jangan lupa kasih bintang 5 biar author senang sering sering update
Rita
dih ngancem ayo Adrian tunjukkan kinerjamu kmu jg g bkln klh dukungan klo ayahmu tau kelakuan saudara atau iparnya
Rita
to the point g usah basa basi bagus
Rita
tempat ternyaman versi Adrian
Rita
cosplay jd kembar siam ya Yan
Tuti Tyastuti
bagus adrian singkirkan benalu
Tuti Tyastuti
yeela si om
Lydia
Lanjut Author... terima kasih 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!