Alika tak pernah menyangka sebuah tragedi yang merugikannya akan membawa dia bertemu dengan seorang tentara tampan yang menyelamatkannya, cinta pandangan pertama langsung ia sematkan kepada tentara itu.
Tapi bagaimana bisa Alika mengatakan cinta pandangan pertama karena wajahnya saja Alika tidak pernah melihatnya karena wajah tentara tersebut tertutup oleh masker sehingga Alika sendiri tidak tahu tapi sudah mengatakan cinta padangan pertama hanya dengan melihat matanya saja dan belum tentu mereka akan bertemu kembali.
Bagaimanakah perasaan sang tentara apakah dia juga merasakan getaran pertama sama seperti Alika atau hanya berniat menolong karena Alika adalah korban yang harus di tolong??
Follow IG : Lala_syalala13
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 2_Sandera
Malam harinya setelah pulang dari rumah sakit Alika langsung saja berangkat menuju ke bandara untuk berangkat ke Bali, dengan senangnya Alika memasuki pesawat.
Belum sampai Bali saja Alika sudah merasakan senang bagaimana nantinya kalau dia sudah sampai dan berkesempatan untuk bertemu dengan penulis kesukaannya coba.
Sampai di Bali Alika segera menuju ke hotel yang sudah dia booking dari aplikasi, saat sampai di hotel dia melihat kamarnya yang sangat luas dan juga bagus membuatnya sangat puas padahal hotelnya cukup murah untuk ukuran Bali namun kualitas nya sangat bagus, hotel ini juga sangat dekat dengan tempat perilisan dan tanda tangan buku besok sehingga Alika senang dan membuat Alika tidak menyesal dan pasti akan kembali lagi ke hotel ini jika ia berkunjung ke Bali tapi itu akan sangat sulit karena pekerjaan nya.
Karena dia tiba saat Bali masih ramai ramainya Alika pun memutuskan untuk berkeliling sebentar di daerah sekitaran tempat ia menginap dan menuju ke toko pakaian dekat hotel yang cukup ramai meski pun waktu sudah menjelang malam membuat Alika sangat antusias akan hal tersebut.
Senang rasanya bisa berkunjung ke Bali sendirian dan tak harus bersama pasangan karena memang dia tidak punya pasangan sih namun Alika tetap menikmati malam ini dan berharap bisa kembali ke Bali dengan pasangannya kelak nanti.
Namun saat sedang berjalan jalan di toko tersebut bukan Alika saja tapi juga pengunjung yang lainnya di buat terkejut akan suara tembakan yang terdengar membuat semua orang menundukkan kepala dan badannya begitu pun Alika karena dia melihat ada orang yang terkapar tepat di depannya membuat dia langsung berhadapan dengan para penjahat membuat Alika takut dan gemetaran.
"Semuanya diam jongkok!" perintah seseorang dengan menggunakan penutup wajah sehingga wajahnya tidak bisa di kenali.
Semua orang menurut saja karena penjahat tersebut rombongan dan membawa banyak pasukan mungkin bisa di pastikan jika ada yang menentang mereka maka orang tersebut akan musnah sama seperti pria di depan Alika yang sepertinya masih bernafas karena dia mengerang kesakitan.
Sebagai seorang dokter nalurinya begitu ingin membantu tapi di saat seperti ini sungguh tidak mudah.
Toko sudah sangat kosong padahal tadi waktu Alika datang toko cukup ramai namun sekarang para pengunjung dan pegawai sudah menjadi sandera dan tidak bisa keluar dengan semua akses masuk dan pintu keluar sudah di blokir oleh para penjahat, Alika yang juga ada dalam sandera pun mereka sangat takut karena ini adalah kejadian pertama kalinya yang ia alami sehingga membuat pikiran Alika terguncang bagaimana pun meski dia seorang dokter tetapi jika mengalami hal seperti ini dia juga tetap merasakan takut.
"Diam!" pekik para penculik tersebut saat mendengar ada suara anak kecil yang menangis dan langsung di tenangkan orang sang ibu.
Semua orang yang menjadi sandera berada di sudut ruangan dengan ketakutan dan jongkok di lantai, para penculik ada sekitaran sepuluh orang dengan membawa senjata api dan juga senjata tajam, entah apa motif sebenarnya dari para penjahat ini.
Sedangkan di sisi lain setelah menyebarnya berita tentang penculikan di sebuah toko besar, tim penyelamat pun segera bergegas menuju ke tempat kejadian, setelah sampai tim penyelamat pun diberitahukan bahwa penjahat yang berada di dalam ternyata mereka adalah para tero*is yang akan meledakkan dirinya bersama dengan para sandera yang masih berada di sana.
"Kapten, saya sudah mencari tahu ternyata di sana ada sekitar lima belas orang sandera lima laki-laki, empat anak anak dan enam perempuan." ucap Bima anak buahnya yang sekaligus wakil kapten dari pasukan elit rajawali.
"Kalau begitu kita segera jalankan rencana kita," perintah kapten Ethan.
"Baik, kapten."
Ethan Emery Arkatama sesosok kapten tampan dengan sejuta pesonanya di umur yang terbilang masih muda yaitu 27 tahun dia sudah berhasil menduduki jabatan sebagai seorang kapten dari pasukan elit rajawali, pasukan ini sebenarnya bermarkas di jakarta tetapi karena ada pelatihan dengan pasukan lainnya di Bali sehingga mereka sudah dua bulan berada di Bali.
Saat sedang berada di markas pasukan rajawali tiba-tiba ada panggilan masuk dari atasan dan menugaskan pasukan elitnya untuk menyelamatkan sandera yang sedang dalam bahaya karena adanya penyanderaan di sebuah toko dengan segera mereka pun bergerak cepat menuju ke arah tempat kejadian.
Sudah hampir dua jam namun tembok pertahanan dari para penjahat tidak kunjung menunjukkan hasilnya sehingga proses penyelamatan sangat susah apa lagi banyaknya ranjau yang di pasang oleh para penjahat menyulitkan proses penyelamatan, sedangkan di dalam toko suasana sedikit mencekam.
DORRR DORRR
Pelatuk pistol sudah terdengar di lepaskan ke udara dan satunya lagi mengarah kepada anak kecil yang terus saja menangis, Alika yang merasa tidak tega pun langsung mengorbankan dirinya untuk terkena timah panas yang langsung mengenai kaki kirinya.
"Aaaaaaaa!" pekik semua orang saat menyaksikan kejadian tersebut.
"Awwww!" jerit Alika yang merasakan sakitnya kaki kirinya karena timah panas bersarang di kakinya namun dia berusaha untuk menahannya hingga tim penyelamat datang karena sekarang bukan waktunya untuk mengeluh dan sakit akan hal ini.
"Bos, di depan sudah ada tentara yang mengepung kita!" ucap anak buah dari penjahat tersebut.
"Kalau begitu segera kita ledakkan saja b*m ini," perintah bos mereka.
Semua orang yang berada di dalam pun mulai khawatir karena takut jika mereka akan merenggut nyawa mereka di toko ini padahal awalnya mereka datang ingin membeli sesuatu tapi bisa saja saat keluar nanti mereka akan menjadi abu dan tak bernyawa.
Alika tak pernah bermimpi kalau hari ini akan menjadi tragedi yang sangat menakutkan sekali baginya bahkan dia yang biasa berada di meja operasi pun tak bisa berbuat apa-apa saat kakinya terluka dan kesadarannya sedikit demi sedikit berkurang.
"Pak tolong mbk nya ini sudah sangat lemah karena kekurangan banyak darah," ucap ibu ibu yang berada di samping Alika karena tak tega melihat wanita muda itu yang berani mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan anak kecil tersebut.
"Diam!" pekik bos penjahat tersebut.
Sedangkan di luar para tentara sudah mulai bersiap dalam barisannya, sedangkan Ethan sudah berada di posisinya untuk masuk ke dalam toko tersebut dan menyelamatkan para korban.
Mereka pun segera melancarkan aksinya sebelum para penjahat tersebut semakin brutal karena sudah terdengar dua kali tembakan dari dalam takutnya jika lebih lama lagi maka b*m bisa saja di ledakkan oleh pasukan mereka.
"Kapten, sepertinya ada yang tertembak!" ucap Bima.
"Ikuti aba-aba saya!" ucap Ethan.
Ethan pun segera memberi isyarat kepada anak buahnya dari hitungan satu sampai tiga untuk segera melancarkan aksinya saat para penjahat itu lengah, Ethan sendiri berada di atap toko dan berencana untuk masuk melalui ventilasi toko tersebut dan anak buahnya yang lain berada di sekeliling toko dan siap menyerbu masuk ke dalam saat suasana sudah mulai baik.
Ethan mengawasi semua orang yang berada di dalam untuk memberikan instruksi kepada anak buahnya kapan waktu yang tepat untuk menyerang karena musuh ada begitu banyak bukan hanya satu atau dua tetapi hampir sepuluh lebih.
"1...2...3... Maju." perintah Ethan.
.
.
Bersambung..........