“Tuan, Nyonya mengajukan gugatan cerai pada, Anda!”
“Hah! Apa dia seberani itu?! Biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan, kita lihat, pada akhirnya dia akan kembali meminta maaf dan memohon.”
Pada akhir yang sesungguhnya! si Tuan Muda, benar-benar ditinggal pergi tanpa jejak apapun hingga membuatnya menggila dan frustasi. Dan, empat tahun kemudian, di sebuah klub malam Kota Froz, ia di pertemuan dengan seorang wartawan yang sedang menjalankan misi penyamaran, untuk menguak kasus penculikan bayi empat tahun yang lalu, dan wartawan itu adalah wanita yang membuatnya frustasi.
“Dengan kamu pergi begitu saja apa kamu pikir bisa lepas begitu saja! Urusan kita di masa lalu belum selesai, istriku.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Menginap, Kejadian Tidak Terduga
Alea menempelkan telinganya di pintu, guna memastikan apa ada orang di dalam.
CEKLEK….. tiba-tiba pintu bilik mandi itu terbuka dari dalam. Alea yang terkejut mundur seketika. Dia ada disini! Bukankah sudah pulang! Alea kaget melihat siapa yang keluar dari sana.
“Kenapa! Kau terkesima padaku?” Abraham, lelaki ini menggunakan jubah mandi berwarna putih, ia bertanya dengan wajah dinginnya, melihat Alea yang berdiri tepat di depan pintu, menatapnya tanpa berkedip.
“Tidak!” Sahut Alea singkat dan langsung berlalu dari sana.
Abraham berjalan mengikuti Alea, “Dimana bajuku?” Ini bukan pertanyaan melainkan perintah. Bisanya apa yang lelaki ini butuhkan Alea sudah menyiapkannya dengan sangat baik tanpa harus diminta.
Alea yang ingin keluar kamar terhenti, melihat Abraham yang masih menatapnya. Ingin tidak menggubris tapi ini kediaman Tuan Liam dan ada Nenek Rossela. Tanpa bicara lagi, Alea menuju lemari besar, meskipun dia tidak tahu di mana baju Abraham disimpan, tapi feeling nya kuat, ada di dalam lemari.
Benar saja, tumpukan baju Abraham tersusun rapi di sana, mungkin ini kamar yang memang dikhususkan untuk lelaki itu.
“Ini!” Tanpa melihat pada lelaki yang sejak tadi memperhatikannya, Alea meletakkan sepanjang pakaian, kemeja putih dan celana bahan panjang berwarna hitam.
“Belum ada satu bulan kamu tidak mengurusiku, kamu lupa pakaian seperti apa yang aku gunakan untuk tidur?”
Gunakan untuk tidur….
Alea mengangkat wajahnya, menatap Abraham, “Kamu mau pergi, kan?”
“Pergi! Tidak, aku menginap disini.”
Menginap! Bukankah kurang dari satu jam yang lalu dia menolak untuk menginap! Dasar plin-plan! Alea kembali menuju lemari dan mengambil sepasang pakaian santai lalu meletakkannya di atas kasur.
Setelahnya Alea meraih tasnya, berniat keluar dari sana.
“Siapa yang mengantarmu?” Satu pertanyaan terdengar begitu berat. Sesungguhnya Abraham kesal karena harus bertanya lebih dulu, harusnya wanita itu yang langsung memberi penjelasan.
Alea kembali menghentikan langkah kakinya, “Taksi online.”
Abraham terkekeh, “Kamu membohongiku?”
Alea menatap tajam lelaki di depannya, “Kamu tidak percaya?”
Abraham menggeleng, “Tidak!”
“Tidak masalah!” Sahut Alea dan kembali melangkahkan. Semakin hari Alea semakin menunjukkan pemberontaknya.
Abraham menarik tangannya membawa wanita itu semakin dekat dengan dirinya, “Ingat Alea, jangan memancing opini orang diluar sana. Kamu harus menjaga kelakuanmu.”
Tanpa senyum sedikitpun, Alea kembali menatap tajam Abraham. Apa maksudnya memintaku untuk menjaga kelakukan, sedangkan dirinya sudah membuat heboh jagat maya bersama Jessika.
Sambil menepis tangan Abraham, Alea berkata, “Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu, aku tau apa yang harus aku lakukan.”
“Kau mau kemana?” Tanya Abraham, saat wanita itu sudah benar-benar menenteng tasnya.
“Ke kamar Nenek.”
Abraham terlihat kesal, tiba-tiba ia mengangkat pakaian yang tadi Alea ambilkan, “Aku tidak mau pakaian yang ini, ganti!”
Percayalah! Alea sudah sangat geram dengan lelaki itu, tapi dia harus sabar, bertahan untuk beberapa hari lagi sampai semuanya selesai. Ia berjalan melewati Abraham, kembali pada lemari besar.
Abraham, lelaki ini memperhatikan dengan lekat Istrinya yang tengah memilih baju dari ujung kaki sampai kepala. Penampilan wanita itu sangat berbeda dari biasanya, Image Nyonya Abraham yang anggun sudah tidak terlihat lagi. Biasanya wanita itu selalu menggunakan pakaian rapi yang tersedia di Villa dengan tatanan rambut yang diatur sangat sempurna, tapi kali ini, Alea hanya menggunakan kaos putih polos lengan pendek dan celana denim panjang, rambutnya pun diikat asal juga tanpa makeup, wajah naturalnya yang bertahun-tahun tertutup riasan tebal kini terpancar, inilah Alea yang sesungguhnya! Selama ini ia berusaha menjadi cantik dengan dandanan yang tebal, ‘kamu masih kecil, usiamu dan Abraham cukup jauh, lelaki itu menyukai wanita dewasa yang seumuran’ inilah kata-kata yang memprovokasi Alea, segera menjadi wanita dewasa agar sepeda bersanding dengan lelaki pujaannya. Tapi itu dulu, saat ini ia ingin mengembalikan dirinya sendiri.
Entah dalam keadaan sadar atau tidak, dari belakang tiba-tiba Abraham melingkarkan kedua tangannya di pinggang Alea. Sudah pasti Alea terlonjak sampai menjatuhkan baju yang ada ditangannya. Lelaki itu menciumi rambut Alea, wangi shampo dari rambut berwana hitam itu menyeruak di hidungnya, segala sistem yang ada di badan gagahnya bereaksi. Ingatan malam itu menari-nari dikepala Abraham. Darah didalam tubuhnya pun ikut berdesir seirama dengan degup jantungnya yang memacu, Abraham menghirup dalam-dalam aroma wanita yang sudah tiga tahun ini tidak pernah ia sentuh. Masih dengan gerakan lembut, wajah lelaki itu mulai turun ingin menuju ceruk leher jenjang dan putih milik wanitanya.
Tapi....
"Abraham! Jaga kelakuanmu!" Alea marah, ia melepaskan kedua tangan besar lelaki itu dari pinggangnya. Alea berbalik menatap wajah tampan Abraham yang tiba-tiba sayu, cukup kejadian malam itu, aku tidak mau terulang lagi. Dengan cepat Alea mendorong Abraham, dan ia berjalan menuju pintu....tapi gerakan kaki wanita itu kalah cepat dengan kelincahan tangan Abraham, ia kembali menarik Alea dan memeluknya, Abraham menundukkan kepalanya, mendekatkan bibirnya ke bibir wanita itu. Alea menolak dan kembali melepaskan diri.
Sebelum Alea mencapai pintu, lagi-lagi Abraham menangkapnya, "Diam! Alea!" Abraham bicara dengan suara bergetar, lelaki itu sedang menahan sesuatu.
"Abraham, lepas! tolong biarkan aku pergi!"
Abraham yang tidak pernah menerima penolakan, langsung mengangkat wanita itu, membawanya menuju ranjang.