Setelah ibunya meninggal sejak usianya tujuh tahun, kini Naira terpaksa tinggal dengan ibu serta kakak tirinya, pilihan ayahnya kali ini cukup membuat kehidupan Naira serasa di neraka.
Penyiksaan yang selalu Naira dapatkan selama ini, pada akhirnya telah membuat nya mulai berani melakukan perlawanan, dirinya sudah sangat lelah karena selalu mengalah dan terus-terusan ditindas oleh ibu serta kakak tirinya.
Suatu ketika, telah terjadi peristiwa memalukan dalam hidupnya, hingga membuat dirinya terpaksa di nikahkan dengan seorang pria misterius oleh warga satu kampung,nah loh! Kira-kira apa yang membuat mereka sampai di paksa harus menikah? Serta telah membuat warga satu kampung menjadi murka ? Mengapa pria misterius tersebut bisa datang secara tiba-tiba dalam kehidupan Naira dan malah menjadi suami dadakannya.
Lantas siapakah pria misterius tersebut?
Jangan lupa ikuti kisahnya hanya di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah menjadi pasangan suami istri
Setelah Naira resmi menikah dengan pria yang mengaku memiliki nama Sehun tersebut, bukannya bahagia tapi malah menangis penuh dengan luka, di usianya yang masih sangat belia, yakni sembilan belas tahun ini, kini Naira telah berganti status menjadi seorang istri dari seorang pria asing yang tidak jelas asal-usulnya.
Lilis dan juga ibunya merasa bahagia karena telah membuat hidup Naira semakin menderita, mereka berdua pun sangat berharap jika Naira dan suaminya segera angkat kaki dari rumah ini beserta dengan Pak Rojak
"Seharusnya si Nai itu angkat kaki dari sini Bu, tapi gak apa-apalah, setidaknya saingan beratku untuk mendapatkan mas Dimas kini telah musnah, Ibu tahu sendiri kan anaknya juragan Karso sangat menyukai Naira, kayaknya si Nai juga suka sama Mas Dimas." tuduh Lilis sambil berbisik di telinga ibunya.
"Itu artinya Den Dimas itu tidak berjodoh dengan si Nai, tapi jodohnya sama kamu Lis!" kata Bu Salma meyakinkan putrinya yang sempat putus asa.
Mendengar ibunya berkata seperti itu, Hidung Lilis menjadi kembang kempis di buatnya, serta wajah meronanya telah terpancar, ia pun membayangkan jika dirinya saat ini telah menjadi kekasih pria pujaan hatinya.
Kini Naira dan Sehun mulai sungkeman kepada Ayah Rojak, Naira sendiri tiada hentinya menangis.
"Kamu yang sabar ya nak, mungkin ini sudah menjadi suratan takdir dari Allah." kemudian Pak Rojak melirik ke arah menantunya yang sedang tertunduk dan enggan untuk menatapnya."Nak Sehun, Ayah yakin jika kamu adalah pria yang baik, Ayah titip Naira ya, jangan pernah kamu menyakitinya, karena dia adalah harta yang paling berharga dalam hidupku!" kata Pak Rojak sembari mencengkram kuat pundak Sehun.
Lalu Sehun pun menggenggam tangan Ayah mertuanya."Saya berjanji akan menjaga Naira Pak, jadi anda tidak perlu khawatir!" sahut Sehun masih dengan penampilan kusutnya, rambut gondrongnya telah menutupi sebagian wajah tampannya, karena terburu-buru dan terus di desak warga untuk menikahi Naira, ia pun tidak sempat untuk membersihkan diri, bagi Naira ini adalah pernikahan yang paling buruk di dalam hidupnya. Padahal dari relung hatinya yang paling dalam, ia berharap bisa menikah secara meriah dan menjadi ratu dalam sehari dengan lelaki yang selama ini telah di sukainya, dan pria itu adalah Dimas, yang saat ini sedang kuliah semester akhir di salah satu universitas terkemuka Di Jakarta. Dan kini semua mimpi serta harapan nya telah sirna, dan mau tidak mau ia harus menjadi seorang istri dari pria yang samasekali tidak di cintainya malah Naira begitu sangat membencinya.
Sore menjelang Magrib, akhirnya Sehun memutuskan untuk membersihkan dirinya, ia pun di berikan beberapa pakaian ganti milik Pak Rojak yang sepertinya seukuran dengannya, meskipun menantunya ini memiliki postur tubuh lebih tinggi darinya.
Sedangkan Naira sedang mempersiapkan masakan untuk di santap nanti setelah salat Magrib.
"Cie, gimana rasanya jadi seorang pengantin dengan pria Kumal seperti gembel itu hah? Kasihan banget sih nasibmu Nai! Kebayang gak tuh kamu malam pertama dengan pria buruk rupa seperti itu, ihhhh... Jijik deh!" ejek Lilis dengan sengaja. Bu Salma pun begitu puasnya mentertawakan Naira.
"Ini tuh hukuman buat kamu karena telah berani membangkang terhadapku dan juga Lilis!" sungut Bu Salma sembari memelototi Naira.
Kali ini Naira tidak bergeming samasekali, jika dirinya meladeni duo Mak lampir di hadapannya, pasti bakalan ribut besar, dan Naira pun tidak mau sampai itu terjadi, cukup sudah kejadian tadi pagi yang telah membuat energinya terkuras habis.
Ketika Sehun keluar dari dalam kamar mandi, Naira, Lilis dan juga Bu Salma sangat terkejut akan penampilan pria di hadapannya.
"Loh Buk, bukannya dia si pria buruk rupa suaminya si Nai kan?" tanya Lilis masih menatap tidak percaya ke arah Sehun.
Saat ini dengan santainya Sehun mengelap wajahnya dengan handuk kecil karena ia baru saja mencukur bulu-bulu halus yang telah tumbuh di sekitar area wajah nya, dan kali ini penampilannya jauh berbeda dengan yang tadi.
"Kamu Mas Sehun kan?" tunjuk Naira kearah Suaminya.
Sehun pun menatap aneh istri nya saat ini."Iya, ini aku, Sehun Suamimu, memangnya kenapa dengan diriku?" tanya Sehun dengan dahi mengkerut.
"Akh, tidak apa-apa kok, cuma agak lain saja sama yang tadi!" jawab Naira terlihat kikuk oleh sikapnya sendiri.
'Alamak kenapa kau bisa berubah menjadi tampan begini, kau itu mirip sekali dengan pangeran kodok, dan kini telah menjelma menjadi seorang pangeran tampan, bahkan ketampananmu itu setaraf dengan Sehun EXO idolaku, aish...kenapa aku tiba-tiba jadi oleng begini?' batin Naira menjadi tidak karuan.
'Cih, sialan kau Naira, ku fikir kau akan berjodoh dengan pria buruk rupa, tapi nyatanya pria itu jauh lebih tampan dari Mas Dimas, dari tampangnya sepertinya pria itu bukanlah pria biasa! Aarrkkkhhh....aku iri padamu Nai, kau selalu menang dariku, kenapa tuhan selalu bersikap tidak adil padaku?' gerutu Lilis dalam hati.
Menjelang makan malam, Pak Rojak sempat terkejut saat melihat menantunya yang sudah merapihkan dirinya, dan baju yang ia berikan untuk menantunya kenakan ternyata cukup, hanya saja celananya yang ngatung.
Kini Naira duduk bersebelahan dengan Suaminya. Saat dirinya akan menuangkan nasi untuk Ayahnya, tiba-tiba Pak Rojak menolaknya.
"Nai, saat ini yang harus kau layani adalah suamimu, bukannya Ayah, biar Ibumu yang mengambilkan makanan untuk Ayah!" perintah Pak Rojak tersenyum ramah tapi tidak dengan Bu Salma.
"Ayah ambil saja sendiri nasinya, aku malas!" Sahut Bu Salma yang kemudian pergi begitu saja dari meja makan di susul oleh Lilis yang mengikuti jejak ibunya tersebut.
Naira sendiri hanya bisa menghela nafasnya secara kasar atas sikap ibu serta kakak tirinya.
Setelah selesai makan malam, Pak Rojak memutuskan untuk beristirahat di kamarnya karena merasa sangat lelah dengan kejadian hari ini.
Dan kini tinggal Naira dan Suaminya berada di kursi meja makan. Lalu Naira merapihkan sisa piring yang kotor dan membawanya ke dapur, tidak lupa Sehun ikut membantu istrinya, Naira pun senang atas sikap peka suaminya kepadanya, karena dirinya memang membutuhkan bantuannya.
Setelah semuanya selesai, Naira memutuskan untuk istirahat sejenak di dalam kamarnya.
Setibanya di dalam kamar, ia terkejut melihat Suaminya sedang meringis kesakitan di sekitar kepala nya.
Naira pun buru-buru menolongnya.
"Mas Sehun kenapa? Kepala nya sakit?" tanya Naira begitu paniknya.
Sehun hanya bisa mengangguk sembari menjambak rambutnya.
"K kepalaku terluka Nai, dan ini mulai terasa sakit!" pekik Sehun sembari menunjukan bekas luka di kepalanya. Naira pun terkejut bukan main saat melihat luka robek di bagian belakang kepalanya.
"Sebaiknya kita ke klinik ya Mas, aku takut kamu kenapa-kenapa!" usul Naira, ia pun sangat mengkhawatirkan suaminya, padahal tadi ia begitu sangat membencinya.
Kemudian Naira buru-buru membawa Suaminya ke Klinik dengan menggunakan sepeda motor kopling miliknya, lalu Sehun pun di bonceng olehnya menuju rumah sakit. Dengan kecepatan penuh Naira bergegas membawa Suaminya ke Klinik, karena jarak tempuhnya yang lumayan jauh.
Sempat hampir terjatuh akibat Naira membawa motornya dengan ngebut, Sehun pun terpaksa memeluk istrinya, kedua tangannya ia lingkarkan di sekitar pinggang.
Naira sendiri sangat terkejut dan tidak percaya atas apa yang telah di lakukan Suaminya padanya, ia pun sempat berfikiran yang tidak-tidak.
"Hey, kenapa kau malah memelukku?" omel Naira dengan jantung yang berdebar, karena ini adalah yang pertama baginya bisa sedekat ini dengan seorang laki-laki.
"Aku takut jatuh Nai, kau bawa motor sudah seperti orang gila saja, bisa pelan kan?" keluh Sehun.
"Iya maaf!" jawab Naira.
'Ku fikir kau sengaja melakukan tindakan yang tidak senonoh padaku, tapi aku faham karena memang aku yang salah, ayo Nai, kau itu bukanlah seorang pembalap, sebaiknya aku harus mengganti sepeda motorku dengan motor matic, bisa bahaya kalau terus-terusan pakai motor ini, jiwa pembalap ku seolah membara saat mengendarai motor ini!' ucap Naira dalam hati.
Bersambung...
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
gk tega aku thor, klo Naira diduakan😭