Kumpulan Kisah horor komedi, kisah nyata yang aku alami sendiri dan dari beberapa narasumber orang-orang terdekatku, semuanya aku rangkum dalam sebuah novel.
selamat membaca. Kritik dan saran silahkan tuliskan di kolom komentar. 😘😘😘😘😘😘
Lawor di mulai!!! 😈😈😈😈😈
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ady Irawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9. The Legend Of Kuntilanak
Acara pernikahan adiknya ibukku tetap berlangsung di waktu yang telah ditetapkan. Walaupun ada keributan dan kepanikan, pesta berlangsung dengan baik. Lalu. Sehari setelah aku bertemu dengan ibukku. Teman-temanku yang ada di Desa Sumbermanjing Wetan datang menjengukku.
"Jeng. Kamu baik-baik saja?" Tanya Subak.
"Alhamdulillah baik." Jawabku. "Lihat," Aku melompat-lompat di ruang tamu rumahnya nenekku. "Kenapa?"
"Ini kan hari kami terakhir di sini. Apa kamu mau mampir ke rumah kami?" Tanya Sugiarti.
"Gimana ya?" Aku ragu-ragu, karena kemarin nya, aku sudah di wanti-wanti oleh ibukku supaya tidak keluyuran terlalu jauh dari rumah nenek. "Aku ijin dulu ke emak ku ya?"
"Ok."
Nex
Aku mendapat ijin, tapi tidak boleh sampai tengah hari, karena nanti sore aku ternyata sudah harus balik ke Desa Mulyorejo. Jadi, tanpa membuang waktu lagi kami langsung keluar rumah dengan riang gembira. Aku seperti melupakan kejadian yang aku alami beberapa hari terakhir ini.
Rumah terahir yang aku kunjungi itu rumahnya Suhartini. Lumayan jauh, jalan menuju kesana harus melewati jalanan yang penuh lobang dan lumpur. Di sekeliling jalan itu adalah hutan kayu jati. Siapapun pemilik lahan ini, kalau sudah panen kayu jati. Bisa dipastikan dia akan menjadi seorang jutawan.
Waktu itu musim hujan, dan daun jati penuh dan rimbun. Cahaya matahari tidak mampu menembus mereka. Kalaupun ada yang berhasil menembusnya, itu hanyalah berkas cahaya yang menyorot seperti lampu senter di kegelapan malam.
Ada sungai di samping rumah Suhartini, sungai itu sangat besar dan penuh bebatuan yang besar juga. Airnya sejernih kristal, banyak ikan-ikan berenang di sana. Ada kakek tua sedang menjala ikan di sana. Dan di setiap tarikan jala, jala selalu menangkap lebih dari lima ekor ikan. Kakek itu ternyata kakeknya Suhartini. Dia menyambut kami dengan penuh semangat. Membakar kan ikan yang dia tangkap untuk kami makan.
Asal kalian tahu ya. Orang Desa itu kebanyakan selalu menyambut tamunya dengan penuh hormat. Selalu menyuguhkan apa saja yang mereka punya, tanpa pamrih sama sekali. Itulah alasannya kenapa aku begitu mencintai orang-orang Desa.
Nex
Waktu berlalu dengan cepat. Aku sudah harus kembali pulang. "Begitulah. Aku pasti akan sesekali main ke Sumbermanjing kok." Kataku saat pamit ke teman-temanku. Saat ini aku dan mereka sudah berada di depan rumah nenekku. Perpisahan ini begitu membekas di hatiku.
Kenapa?
Karena ada sebuah kejadian yang tidak dapa di lupakan. Saat kami terlarut dalam air mata perpisahan. Dari arah hutan yang ada di depan rumahnya nenekku, teman-teman ku secara serempak menoleh ke sana. Lalu, tidak ada angin tidak ada api. Tiba-tiba mereka berlari pulang ke rumahnya masing-masing sambil berteriak. "Kyaaaaaa. Kuntilanak!!!!!"
Aku tidak sempat bertanya-tanya lagi. Karena saat itu juga, ibukku keluar rumah kerna terkejut dengan kehebohan teman-temanku. Dan memaksaku untuk segera masuk ke dalam rumah. Asal kalian tau ya gaes. Aku tidak melihat ada kuntilanak dari arah hutan yang mereka lihat.
Nex
Di Sekolah.
"Begitulah akhir dari ceritaku." Aku menutup kisahku.
"Hee. Tak kira masih panjang kali lebar." Protes Adit.
"Masih ada sih. Cuma bukan aku yang mengalaminya. Tapi orang-orang yang ada di sekelilingku yang mengalaminya." Aku berubah posisi dudukku yang mulai tidak nyaman. "Biasanya, mereka akan melihat ibu kandungku setelah mereka aku beri tahu cerita tadi."
"Heeee!!!" Teriak mereka serempak. "Jangan bercanda ah." Semprot Siti.
"Pasti bohong." Kata Joni.
"Semoga tidak dengan saya. Saya cukup dengan setan kepala buntung mrenges saja." Adit membuat gerakan memohon-mohon, entah ke siap aku tak tahu.
"Jadi, Kamu sekarang yang bercerita. Jon, Joni." Kataku sambil memalingkan wajah ke arah dia.
"Waduh. Aku lupa mau cerita apa nih." Jawabnya.
"Dih, mulai alasan."
Nex!!!!