Aruni sudah sangat pasrah dengan hidupnya, berpikir dia tak akan memiliki masa depan lagi jadi terus bertahan di kehidupan yang menyakitkan.
"Dasar wanita bodoh, tidak berguna! mati saja kamu!" makian kejam itu bahkan keluar langsung dari mulut suami Aruni, diiringi oleh pukulan yang tak mampu Aruni hindari.
Padahal selama 20 tahun pernikahan mereka Arunilah sang tulang punggung keluarga. Tapi untuk apa bercerai? Aruni merasa dia sudah terlalu tua, usianya 45 tahun. Jadi daripada pergi lebih baik dia jalani saja hidup ini.
Sampai suatu ketika pertemuannya dengan seseorang dari masa lalu seperti menawarkan angin surga.
"Aku akan membantu mu untuk terlepas dari suamimu. Tapi setelah itu menikahlah denganku." Gionino.
"Maaf Gio, aku tidak bisa. Daripada menikah lagi, bukankah kematian lebih baik?" jawab Runi yang sudah begitu trauma.
"Kamu juga butuh seseorang untuk menguburkan mu Runi, ku pastikan kamu akan meninggal dalam keadaan yang baik."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LFTL Bab 22 - Semuanya Akan Baik-baik Saja Bagiku
Adrian sesekali menoleh ke belakang di antara langkahnya menuju halte bus bersama sang ibu.
Tapi siang ini bukannya melihat mobil mewah milik tuan Gionino, Adrian justru melihat sosok sang ayah yang langsung bersembunyi ketika dia menoleh.
Deg! Jantung Adrian jadi berpacu dengan cepat. Sontak merasakan sebuah firasat yang buruk.
Ditatapnya lagi sang ibu yang terus tersenyum dengan bahagia, rasanya Adrian sungguh tak ingin membuat senyum itu hilang Dengan mengatakan bahwa Papa Hendra mengikuti mereka berdua.
'Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan sekarang. Kenapa Papa mengikuti kami? apalagi rencananya sekarang,' batin Adrian.
Tiba di Halte bus, mereka ikut mengantri dengan penumpang yang lainnya. Adrian menarik sang ibu untuk memilih tempat paling ujung sana, agar sang ayah tak mampu melihat mereka berdua.
"Adrian, kenapa malah kesini Nak. Di sini panas," ucap Aruni, padahal dia ingin anaknya mendapatkan tempat teduh untuk menunggu. Jika tepat waktu bus akan tiba sekitar 10 menit lagi.
"Maaf Bu, tapi aku seperti melihat Papa sedang mengikuti kita berdua," jawab Adrian dengan wajah cemas, akhirnya terpaksa dia katakan pula tentang hal ini pada ibunya.
"Lebih baik kita kabur saja, aku tidak mau bertemu dengan papa, Bu," pinta Adrian. Dia tak ingin sang ayah kembali menyakiti ibunya.
Kecemasan yang tergambar jelas di wajah Adrian membuat Aruni benar-benar merasa bersalah. Tanpa sadar dia pun melukai anaknya sendiri dengan tetap bertahan dalam pernikahan. Tapi mau bagaimana lagi, Aruni tak berdaya.
Seolah kemanapun langkahnya tertuju, hanya akan bahaya yang akan menyambut. Karena itulah dia pilih untuk tetap tinggal di rumah Hendra.
Namun kini secercah harapan telah Aruni dapatkan. Akhirnya muncul keberanian di dalam diri untuk memulai hidup yang baru.
"Kalau begitu ayo kita pergi," jawab Aruni, memanfaatkan banyak orang-orang di sana akhirnya mereka berdua meninggalkan halte bus.
Masuk ke sebuah gang dan bersembunyi di balik gardu keamanan yang kosong. Panas terik siang begini tak membuat mereka merasa tersiksa, asalkan tak bertemu dengan Hendra.
Ketika bus datang, tatapan Hendra semakin tajam melihat ke arah orang-orang tersebut. Tapi dari semua orang di sana dia tidak melihat Adrian dan Aruni.
"Sial, kemana mereka?" ucapnya dengan kesal, pasalnya tadi nampak jelas jika anak dan istrinya ikut menunggu di halte bus tersebut.
Hendra kemudian berlari ke arah bus, ikut masuk dan memeriksa semua penumpang. Tapi ternyata Adrian dan Aruni benar-benar tak ada di dalam sana.
Ketika bus itu hendak pergi, Hendra langsung melompat keluar.
"Kemana mereka berdua pergi?! dasar kurang ajar!!" maki Hendra, dia menuju gang yang dilewati oleh Aruni dan Adrian.
Saat Aruni dan Adrian melihat kedatangan Hendra mereka langsung menunduk dalam, bersembunyi agar sedikitpun tidak terlihat.
Setelah beberapa saat Adrian yang melongok untuk melihat keadaan, dia tak lagi melihat keberadaan ayahnya.
"Sepertinya sudah aman, Bu," bisik Adrian.
"Maafkan ibu, Adrian," ucap Aruni tiba-tiba.
Adrian jadi kembali berjongkok seperti ibunya, tidak langsung keluar dari tempat persembunyian tersebut. "Kenapa Ibu meminta maaf?" tanya Adrian.
Aruni tak mampu menjawab, sebab terlalu banyak kesalahannya pada sang anak. Dia yang mau Adrian terlahir ke dunia ini, namun tak bisa memberikan kehidupan yang layak.
"Ibu tidak perlu meminta maaf padaku, dengan adanya ibu di hidup ku sudah cukup. Semuanya akan baik-baik saja bagiku," ucap Adrian.
sehat selalu dimudahkan rezkinya aminnnnnnnn.
Adrian stelah ini pasti berubah 99 derajat jdi ank yg dingin dan arogan😅 boss muda ini siapa yg beruntung mndaptkanya 😀 dan mampu meluluhkan hatinya 😅
sehat selalu dimudahkan rezkinya aminnnnnnnn.
Adrian stelah ini pasti berubah 99 derajat jdi ank yg dingin dan arogan😅 boss muda ini siapa yg beruntung mndaptkanya 😀
good job Adrian pukul dia biar kpok
sekarang Adrian adalah seorang Tuan Muda Abraham...
oia gmn tuh Adruan ketemu pak Hendra? nach belum kan he..he.... mknya lanjutlah thor
adrian mainnya meluapkan emosi😪,,legaa ya....