Pernikahan paksa seorang gadis muda yang harus membayar hutang keluarganya dengan seorang pria dewasa yang tak pernah dikenalnya sebelumnya.
memiliki suami yang kaya raya namun tak menjadikan bahagia karena tak selayaknya rumah tangga pada umumnya.
Zeva Ramona di nikahi oleh Dewangga sudiro pria matang yang berusia hampir kepala empat dan belum menikah, membuat keluarganya khawatir dan mencarikannya jodoh
memaksa dewangga untuk setuju dengan pilihan orang tuanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melisa ketahuan
"mau kemana?" dewa selesai berolah raga melihat zeva sudah siap dan terlihat rapih
"saya?" tanya zeva
Rasanya semakin takut dengan sikap dewa, padahal zeva sudah nyaman dan senang jika seperti sebelumnya saat dewa tak peduli atau keduanya tak saling sapa
"iya kamu, ngga ada orang lain kan?" dewa menegaskan
"mau jalan sama teman" jawab zeva
"siapa? Kemana?" dewa ingin tahu
"mau ke toko buku sama temen dari kampus, ada apa ya om?"zeva balik bertanya pada dewa mungkin ada hal yang perlu disampaikan atau ada acara yang mengharuskan zeva ikut pikirnya
"engga, ya sudah" dewa meninggalkan zeva begitu saja setelah banyak bertanya tanpa menjelaskan apa maksud dan tujuaannya
"aneh banget sih om-om tua!" ucap zeva tanpa mempedulikan dewa lalu pergi dengan teman yang sudah janjian dengannya untuk mencari buku yang akan dijadikan sebagai refrensi judul skripsinya
Meski masih semester depan tapi zeva sudah mempersiapkan semuanya agar nanti tinggal pengajuan dan bimbingan dengan dosen
Zeva pergi naik taksi dan bertemu dengan temannya di toko buku yang sudah disepakati bersama
Dua jam perjalanan karena cukup macet parah dan zeva sudah mengabari temannya agar tak berangkat lebih dulu dan mengunggu lama
"maaf pak saya telat, pasti udah nunggu lama banget ya" zeva mengatupkan kedua tangganya meminta maaf
"baru aja sampai kok, tadi ada rapat dadakan dengan beberapa dosen jadi saya pikir saya yang telat" ucap erwin padahal sudah satu jam menunggu zeva
"oh, syukurlah kita mau ke toko buku mana pak?" zeva meminta rekomendasi pada erwin
"bisa ngga saya minta panggil nama aja atau panggilan lain ke saya. Ini bukan di kampus!" erwin risih dipanggil pak oleh zeva
"hehe, maunya apa?" zeva bingung sejak jadi supirnya zeva sudah memanggilnya begitu jadi agak susah diubah apalagi zeva sekarang mahasiswanya
"sayang kalau bisa!" jawab erwin becanda
"kak saja, kak erwin ayo bantu saya cari buku" ucap zeva
Keduanya berjalan menyusuri lantai mall dan menuju toko buku yang akan didatangi
"tristan"
"melisa!"
Erwin menyapa tristan yang sesama dosen dan juga anak dari teman mama erwin
Dan zeva melihat temannya juga berada dekat dengan dosen galaknya itu
"kalian kenal?" tanya tristan pada melisa dan juga zeva
"engga pak, saya hanya salah orang saja!" zeva kesal melisa tak memberitahunya apa-apa
Melisa mendekati zeva dan berpamitan pada tristan
"abang aku ngobrol sebentar sama zeva" ucap melisa
Lalu menari tangan zeva dan mengajaknya menyingkir
"apa?" zeva yang kesal melampiaskan kemarahannya
"kamu kenapa ze, dengerin dulu! Ternyata dia orang yang mau dijodohkan denganku oleh mama. Please jangan marah aku baru pertama bertemu hari ini" melisa memohon pada sahabatnya agar tak marah
Zeva malah terkejut " pak tristan?" tanya zeva
melisa mengangguk "hm" dengan mata dikedip kedipkan
"wow! Diluar dugaan ya, lalu bagaimana kedepannya? Jadi dosenku jadi suamiku kalau jadi judul film!" balas zeva pada melisa yang sempat mengejeknya
"udah diem aku juga belum tahu nanti gimana, kamu ngapain pergi sama erwin?" melisa bergantian mengintrogasi
"itu cuma minta temani cari refrensi buku aja buat pengajuan judul nanti" ucap zeva jujur
"yakin cuma itu?"
"iya, cuma itu aja! Udah jangan mengalihkan pembicaraan, ayo masuk" ajak zeva kembali ke toko buku
"kak erwin kenal pak tristan?" tanya zeva
"ibu kami sangat akrab dan kami jadi terbiasa bertemu" jawab erwin
"cari buku apa?" tanya tristan
"itu pak masih mau cari-cari dulu yang cocok makanya ngajak pak dosen" ucap zeva agak takut
"bagaimana kalau habis ini kita makan siang bersama!" ucap melisa
"boleh! " erwin juga antusias dan setuju sementara tristan dan zeva hanya ikut saja
semoga sukaaa ya sama karya baru author
selamat membaca!