Samudra Pandu Wirayuda, seorang suami yang merasa tidak bahagia dengan kehidupan pernikahannya dengan Cassandra Morgan. Istrinya yang cantik dan muda tidak mau melayani kebutuhannya dengan baik sebagai seorang istri, baik di ranjang maupun di kehidupan sehari-hari. Alasannya, Cassandra tidak mau bentuk tubuhnya berubah.
Kehidupan pernikahan yang retak ini memancing Samudra untuk mencari kepuasan di luar. Ia kemudian terjebak dalam perselingkuhan dengan Davina Grizelle Ayudia, anak pembantunya yang cantik dan perhatian. Davina selalu ada di kala Samudra membutuhkannya, dan ia merasa sangat bahagia dan puas dengan kehadiran Davina.
Namun, perselingkuhan ini tidaklah mudah. Samudra harus berhadapan dengan konsekuensi dari tindakannya, dan Davina juga harus menghadapi risiko kehilangan pekerjaannya dan reputasinya.
Apakah Samudra akan mampu mempertahankan perselingkuhannya dengan Davina?Ataukah ia akan memilih untuk kembali kepada Cassandra dan memperbaiki kehidupan pernikahannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Demi untuk bisa mendapatkan maaf dari ibunya,Davina pun berjanji kepada ibunya kalau ia akan melepaskan perasaannya kepada Samudra.Davina berjanji kepada Bi Atun kalau ia akan melupakan Samudra dan tidak akan pernah mencintainya lagi.
"Aku berjanji,Bu.Aku akan melepaskan perasaanku kepada Samudra dan akan melupakannya.Davina hanya ingin mendapatkan maaf dari ibu dan memperbaiki semua kesalahan Davina sama ibu." ucap Davina yang berusaha untuk menguatkan dirinya sendiri saat mengucapkan janji itu kepada ibunya.
Bi Atun terlihat sedih dan kecewa,tapi ia juga terlihat lega karena Davina telah berjanji untuk melepaskan perasaannya kepada Samudra.
"Baiklah,Davina.Ibu memaafkan mu,tapi jangan pernah kau melanggar janjimu.Jangan pernah mencintai Samudra lagi." ucap Bi Atun dengan tegas kepada Davina.
Davina terlihat sedih dan berusaha untuk memahami permintaan ibunya.Ia tahu bahwa ia harus melepaskan perasaannya kepada Samudra,tapi ia tidak tahu apakah ia bisa melakukannya.Davina hanya bisa berharap bahwa ia bisa melupakan Samudra dan memperbaiki hubungannya dengan ibunya.
Setelah terkuaknya hubungan antara dirinya dengan Samudra,kini Davina tidak diperbolehkan keluar dari kamarnya oleh Bi Atun.Bi Atun juga tidak memperbolehkan Davina untuk melayani kebutuhan Samudra.Semua ini Bi Atun lakukan untuk menjauhkan putrinya dari masalah lebih lanjut.
Pada saat makan malam,Samudra dibuat bingung lantaran ia tidak melihat Davina yang biasa menghidangkan makanannya ke atas piring.Samudra berusaha bertanya kepada Bi Atun mengenai keberadaan Davina namun Bi Atun mengalihkan pertanyaan Samudra ke pembicaraan yang lain.
"Pak Samudra,bagaimana kabarmu hari ini?" Bi Atun bertanya dengan nada yang ramah.
Samudra terlihat sedikit kecewa karena tidak bisa bertanya tentang Davina, tapi ia tidak ingin membuat Bi Atun merasa curiga kepadanya.
"Aku baik baik saja, Bi.Terima kasih sudah bertanya mengenai ku hari ini," Samudra menjawab dengan nada yang sopan.
Cassandra yang duduk di sebelah Samudra terlihat sangat senang karena untuk pertama kalinya ia melihat Samudra merasa hampa tanpa kehadiran Davina.Ia merasa bahwa akhirnya ia bisa membuat Samudra menderita akibat ulahnya sendiri.
Sementara itu,Davina yang terkurung di dalam kamarnya merasa sangat sedih dan terisolasi.Ia tidak tahu apa yang terjadi di luar kamarnya.Ia tidak bisa bertemu dengan Samudra.Davina hanya bisa berharap bahwa suatu hari nanti semuanya akan berjalan seperti awal sebelum ia jatuh cinta kepada Samudra dan menjalani kehidupannya dengan tenang.
Sementara itu Samudra yang merasa khawatir karena ia tidak bisa bertemu dengan Davina,akhirnya memutuskan untuk mendatangi kamar Davina.Ia ingin tahu mengapa Davina tidak menemuinya malam ini.
Sesampainya di depan pintu kamar Davina,Samudra mengetuk pintu kamar Davina dan menyuruhnya untuk keluar menemuinya.
"Davina,aku ingin bertemu denganmu.Tolong keluarlah," Samudra berkata dengan nada yang lembut.
Namun Davina sama sekali tidak mau keluar ataupun menjawab perkataannya.Samudra mengetuk pintu kamar Davina beberapa kali lagi,tapi Davina tetap tidak mau keluar.
Samudra merasa putus asa karena tidak bisa bertemu dengan Davina.Ia tidak tahu apa yang terjadi pada Davina dan mengapa ia tidak mau keluar menemuinya.Samudra hanya bisa berdiri di depan pintu kamar Davina,merasa kecewa dan putus asa.
"Apa yang terjadi padamu, Davina? Kenapa kau tidak mau menemui ku?Aku ingin bertemu denganmu Davina, tapi kenapa kamu tidak mau keluar?Apa yang salah denganku?" tanya Samudra dengan nada suaranya yang sedih.
Samudra menunggu beberapa saat lagi,tapi Davina tetap tidak mau keluar.Akhirnya,Samudra pun memutuskan untuk meninggalkan kamar Davina dan kembali ke kamarnya sendiri.Ia merasa kecewa dan putus asa karena tidak bisa bertemu dengan Davina.
Sementara itu,di dalam kamar Davina,Davina terlihat sedang menangis dengan keras.Ia merasa sedih dan bersalah karena tidak bisa bertemu dengan Samudra.Davina hanya bisa berharap bahwa suatu hari nanti samudra akan mau memahaminya mengapa ia melakukan ini kepadanya.
