Kebangkitan Sang Jenderal Di Dunia Modern

Ketika Ethan berjalan menuju mobil mewahnya setelah selesai bekerja, suara langkah cepat terdengar di belakangnya. Tanpa diduga, Clara tiba-tiba muncul dan dengan sengaja menjatuhkan diri di hadapan Ethan.

"Aduh!" Clara berseru, pura-pura kesakitan sambil menyentuh pergelangan kakinya.

Ethan berhenti sejenak, tatapannya dingin dan tajam tanpa sedikit pun menunjukkan niat untuk menolong. Keheningan itu membuat Clara merasa tidak nyaman, namun dia tetap berusaha memaksakan senyum lembut.

"Ethan ... aku tidak sengaja terjatuh," katanya dengan nada memelas, berharap mendapatkan perhatian pria yang pernah begitu mencintainya.

Namun, Ethan hanya mengangkat satu alis tanpa sedikit pun bergerak. "Kalau kau butuh perhatian, cari orang lain. Aku sibuk."

Clara terperangah mendengar jawaban dingin itu. "Tunggu! Aku hanya ingin bicara sebentar," katanya mencoba menghentikan langkah Ethan yang sudah hendak masuk ke mobil.

Ethan menatapnya dengan tatapan penuh ketegasan. "Aku tidak punya waktu untuk masa lalu, Clara."

Tanpa menunggu respons, Ethan masuk ke mobil, pintu tertutup rapat di belakangnya. Di belakangnya ada Keira tersenyum sinis menatap Clara.

"Permainanmu seperti anak kecil! Kau terlalu bodoh." setelah mengatakan hal itu, Keira ikut masuk ke mobil yang sama dengan Ethan.

Mesin mobil meraung dan Ethan pergi meninggalkan Clara yang masih berdiri terdiam dengan wajah yang mulai memerah karena malu.

****

Ethan memasuki mansion mewahnya dengan langkah tenang. Aroma khas teh yang diseduh segar memenuhi ruangan utama. Di sana terlihat tuan besar Long dan Mei Long duduk di ruang tamu, berbicara santai namun serius.

Tuan besar Long tersenyum tipis saat melihat cucunya mendekat. "Bagaimana hari pertama bekerja di perusahaan keluarga?" tanyanya dengan nada penasaran namun penuh wibawa.

Ethan duduk santai di sofa berhadapan dengan keduanya. "Ada tikus yang mencoba mengganggu," jawabnya datar sambil menyesap teh yang telah disediakan.

Tuan besar Long mengangkat alisnya, tatapannya berubah tajam. "Tikus, ya?"

Ethan mengangguk pelan. "Menantu dari Hector, Damian, dan Rosa. Mereka memanipulasi data keuangan perusahaan. Aku sedang mengumpulkan bukti lebih lengkap."

Mei Long tampak khawatir. "Kau harus berhati-hati, Ethan. Mereka tidak akan tinggal diam jika kau mengusik permainan mereka."

Ethan menatap ibunya dengan tenang. "Tidak perlu khawatir, Bu. Tikus-tikus itu akan segera keluar dari sarangnya—dengan atau tanpa paksaan."

Tuan besar Long tertawa kecil. "Kau benar-benar pewaris keluarga Long. Jangan beri ampun untuk penghianat."

Ethan mengangguk mantap, tekadnya semakin kuat untuk membersihkan perusahaan dari orang-orang licik yang selama ini bersembunyi di balik nama besar keluarga Long.

Beberapa hari kemudian, di ruang rapat utama perusahaan Long Group, suasana tegang memenuhi udara. Para direktur yang memegang kendali cabang perusahaan telah duduk rapi, menunggu dengan penuh rasa ingin tahu. Di depan mereka, Ethan berdiri tegap dengan ekspresi dingin dan penuh wibawa.

"Aku mengumpulkan kalian di sini, untuk mengumumkan sesuatu. Beberapa tikus perusahaan mencoba memanipulasi data perusahaan." Ethan membuka dengan suara dingin.

Para menantu Hector, Damian dan Rosa yaitu Jack, Darren dan Bruno mulai merasa was-was. Tapi mereka tetap diam karena merasa sudah aman menyembunyikan bukti yang selama ini tidak pernah tercium.

"Laporan ini," Ethan membuka presentasi digital yang menampilkan bukti-bukti manipulasi keuangan, "menunjukkan adanya pelanggaran serius yang dilakukan oleh tiga orang—menantu Tuan Hector, tuan Damian, dan Nyonya Rosa. Yaitu Tuan Jack, Darren dan Bruno."

Ruangan seketika riuh oleh bisikan kaget para direktur. Ketiga menantu yang duduk di barisan depan mencoba menjaga wajah tetap tenang meski jelas terlihat panik.

"Ini fitnah!" Jack menantu dari Hector berseru. "Data ini pasti dipalsukan!"

Ethan menatapnya tajam. "Kami memiliki bukti audit dari pihak independen. Semua manipulasi transaksi, penggelapan dana, serta aliran uang ke rekening pribadi kalian tercatat jelas."

Hector bangkit berdiri, mencoba menyelamatkan situasi. "Ethan, ini pasti salah paham. Beri mereka kesempatan untuk menjelaskan!"

Damian dan Rosa turut berbicara, berusaha membela menantu mereka. Namun Ethan tidak bergeming. "Tidak ada kesempatan kedua untuk penghianat perusahaan."

Dengan suara tegas, Ethan mengumumkan keputusannya. "Mulai hari ini, kalian bertiga resmi dipecat dari Long Group. Keputusan ini bersifat final dan tidak dapat diganggu gugat."

Ketiga menantu itu terkejut dan mencoba mendekati Ethan untuk memohon, namun Ethan mengangkat tangan menghentikan mereka. "Keamanan sudah diinstruksikan untuk mengawal kalian keluar."

Ruangan rapat yang semula tegang berubah menjadi medan kekacauan saat Jack, Darren, dan Bruno—menantu Hector, Damian, dan Rosa—kehilangan kendali atas amarah mereka.

Dengan wajah penuh kebencian, mereka bangkit dari kursi dan berlari ke arah Ethan, bermaksud menyerangnya.

"Kau pikir bisa mempermalukan kami begitu saja, hah?!" teriak Jack dengan mata melotot.

Namun sebelum mereka bisa menyentuh Ethan, Victor, pengawal setia Ethan yang telah dilatih secara profesional, bergerak dengan kecepatan luar biasa.

Bugh!

Brugh!

Aarrgghh!

Dalam hitungan detik, Jack sudah terhantam keras di perut dan jatuh terkapar di lantai, mengerang kesakitan.

Hap!

Krak!

Aarrgghh!

Darren mencoba menyerang dari sisi kiri, namun Victor menangkap lengannya dengan sigap dan memelintirnya hingga terdengar suara retakan kecil.

"Lepaskan! Dasar sialan!"

Darren berteriak kesakitan, lututnya langsung jatuh menghantam lantai.

Bruno yang paling besar dan kuat mencoba mengambil kesempatan saat Victor sibuk dengan dua lawannya.

Bugh!

Brak!

Namun Victor memutar tubuh dengan gerakan tajam dan menghantam rahang Bruno dengan pukulan keras yang membuat pria itu terjengkang mundur beberapa meter.

Para direktur yang semula panik kini terdiam, menyaksikan aksi pertarungan yang berlangsung singkat namun brutal itu. Hector dan kedua saudaranya hanya bisa menyaksikan dengan wajah merah padam, tidak mampu berbuat apa-apa.

Ethan, yang sejak awal berdiri tanpa bergerak, tetap mempertahankan ekspresi dinginnya. "Kalian seharusnya tahu tempat kalian," ujarnya tenang namun tajam. "Aku tidak memberi toleransi pada pengkhianat, apalagi yang berani mencoba menyerangku."

Victor melangkah maju, menarik ketiga pria itu yang kini tak berdaya. "Kami akan mengawal mereka keluar, Tuan Ethan," katanya sambil mengangguk hormat.

Ethan menatap para direktur yang masih syok. "Rapat selesai. Kalian tahu apa yang harus dilakukan untuk membersihkan nama perusahaan ini."

Dengan langkah tenang, Ethan meninggalkan ruangan, sementara Jack, Darren, dan Bruno diseret keluar dengan hinaan memenuhi udara dari para direktur yang marah atas tindakan mereka.

Di belakang ruangan, para direktur mengangguk setuju. Keberanian dan ketegasan Ethan memperkuat posisinya sebagai pemimpin yang tak gentar menghadapi kecurangan, bahkan dari keluarganya sendiri.

Hector serta kedua saudaranya hanya bisa menggertakkan gigi, menahan amarah yang membakar dada mereka.

Setelah ruang rapat sepi, ketiga saudara itu menghancurkan meja untuk melampiaskan kemarahan mereka.