Istri Tuan Muda Casanova

Reno yang kalang kabut, menyenggol lengan sekertaris Alan. terus sampai beberapa kali, Sekertaris Alan melirik Tuannya. namun apa yang bisa Alan lakukan? melawan para bapak bapak dengan sejumlah bambu rotan di tangan mereka. terlebih ini tempat umum, tak mungkin Alan harus mengeluarkan senjata api di balik jasnya. begitu juga dengan Tuan Muda, bukannya pria itu mempunyai senjata api yang sama di balik jas. kenapa tidak keluarkan, Tuan Muda pasti tak seceroboh itu. nah, sekertaris Alan pun sama halnya.

Berfikir, mencari ide untuk jalan keluar dari masalah yang tengah di hadapi. Alan lantas berdiri dari duduknya dan menatap datar namun menusuk para warga yang ada di ruang tamu kepala desa.

"Maaf Tuan dan Nyonya, kami sama sekali tidak melakukan hal apapun seperti yang kalian tuduhkan. Tuan saya tidak seperti itu dan Nona Carine juga demikian. adegan yang kalian lihat itu adalah musibah yang kebetulan saja." Ucap Sekertaris Alan menjelaskan pada para warga, supaya tidak memaksa mereka untuk menikah.

di antara Alan dan Tuan Muda. siapa yang hendak menikahi Nona Carine, Tuan muda mustahil untuk mau. sebab dendam pribadi yang disimpan Tuan Muda pada Nona begitu dalam. terus siapa yang harus bertanggungjawab, Alan? bisa dikuliti sekertaris Tuan besar hidup-hidup. setelah itu potongan dagingnya dijadikan makanan singa jantan dan betina di markas bawah.

"Siapa Carine? tidak ada yang bernama Carine disini. dan maksud Tuanmu itu Tuan siapa? apa kau sedang menyusun skenario Pria bule?" Ujar seorang warga, diangguki yang lainnya. Nona Carine, pria bule itu menyebut nama seseorang yang tak kasat mata.

sekertaris Alan menyibak rambutnya frustasi hingga mendapat tatapan aneh para warga, selain pergaulan bebas. Jangan-jangan pria bule ini mengkonsumsi narkoba, hingga omongannya ngelantur tak jelas. hal semacam itu kan sudah biasa dilakukan orang-orang berduit. prasangka semakin buruk.

"Kalian akan menyesal sudah berurusan denganku, kalian tidak tahu kalau aku in.." Ucapan Reno seketika dibungkam oleh tangan Carine, tandanya Tuan Muda tidak boleh mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya. bisa gawat nanti kalau warga tahu, dan syukurlah identitas Tuan Muda yang belum di publikan sebagai putra kedua pengusaha berpengaruh nomor satu setanah air. untuk itu tidak ada yang mengenal Tuan Muda, termasuk warga desa. selain bambu. mungkin benda lain akan melawang ke tubuh mereka. bukan tanpa sebab, Tuan Muda pemilik proyek tersebut. kalau penduduk desa tahu, pasti akan rusuh. dan mereka benar-benar dalam masalah besar.

"Jangan mengatakan siapa Anda yang sebenarnya Tuan Muda, bisa gawat, kita akan jatuh ke dalam masalah yang lebih besar dari ini, percaya padaku." Bisik Carine seraya melepaskan tangannya dari mulut Tuan Muda, dengan harapan pria itu mau menuruti perkataannya.

"Baiklah!" Reno menarik napas panjang sebelum mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Reno melirik sekertaris Alan sejenak, namun geleng-geleng kepala sekertaris Alan membuat Reno berdecih kesal.

"Aku akan menikahi gadis ini, siapa namamu? Della? kita akan menikah!. siapkan acaranya sesuai persyaratan. tiga puluh menit dari sekarang! aku sibuk!" Tutur Reno memerintah, Seketika Netra sekertaris Alan menatap lekat sang Tuan. sudah tidak ada jalan lain?

Carine terpaku dengan kesediaan Tuan Muda. Jadi Tuan Muda akan menikahinya, dan menjadi istri seorang Tuan Muda Reno. mulutnya begitu keluh untuk berbicara. dan terus menatap Tuan Muda tanpa henti.

"Della! bagaimana ini. Ibu tidak bisa melakukan apa-apa, hanya ibu dan bapak yang membelamu. sedangkan banyak warga mendukung untuk kau dinikahi." Tutur Narti mengusap punggung Carine, menguatkan wanita muda yang baru saja saling mengenal.

Carine dengan senyuman yang tak luput dari sudut bibirnya, berusaha terlihat baik-baik saja di hadapan Bu Narti dan Pak Herman. mungkin ini jalan keluar satu-satunya. bagaimana nantinya, Carine pasrahkan pada Tuan Muda, Carine siap kalau nanti Tuan Muda menceraikannya setelah ini.

Persiapan tak butuh waktu lama, penduduk desa yang siap sedia menjadi saksi. Adapun beberapa selaku perwakilan agama, hingga syarat utama. kedua mempelai saling berhadapan, mengucapkan janji suci dan saling mengikat dalam Bahtera rumah tangga. di saksikan oleh warga desa, Carine sudah terikat mejadi seorang istri Tuan Muda Reno. sepasang suami istri itu sah secara hukum dan agama.

"Carine Anastasya." Ucap Tuan Muda Reno sembari memerhatikan raut wajah wanita di hadapannya.

"Ya Tuan Muda." jawab Carine seraya memejamkan mata, mengira kalau Tuan Muda akan mencium bibirnya, namun perkiraannya salah besar. Tuan Muda menghempaskan tubuh Carine hingga jatuh ke lantai, Reno meninggalkan rumah kepala desa dan diikuti oleh sekertaris Alan. menyisakan Carine yang masih duduk terpaku memandang tubuh Tuan Muda yang mulai menghilang dari sudut pandang.

"Sinih Nak, biar pulang ke rumah Ibu dulu." Ajak Bu Narti memecah suasana yang sempat canggung. para warga menatap malang nasib seorang gadis bule yang habis nikah langsung ditinggal suaminya.

"Makasih Bu," Jawab Carine bangkit dari posisinya, Ia sudah lelah dengan tragedi hari ini. Carine memikirkan cara bagaimana Ia harus menjelaskan pada Bu Narti dan Pa Herman yang sedang menaruh curiga. Carine juga akan segera pergi dari desa itu besok pagi ke kantor pusat, menghadap Tuan Aston. dan memberi laporan hasil memata-matai.

...bersambung........