seorang gadis bertemu dengan iblis dan di bawa ke dunia bawah,apakah ini takdir gadis tersebut?
hanya untuk umur 17 ke atas 👐🏻
(jangan lupa like and komen ya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 永島良太, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
"Sayang!" Mendekati liona.
Tatapannya makin tajam melihat 2 vampir yang duduk santai di sofanya, menarik liona kedalam pelukannya lalu mengarahkan satu tangannya ke dua vampir itu.
Panik, dua vampir itu berdiri.
Aron mengangkat kedua tangannya ke atas kepala, sedangkan Leo menarik aron ke belakang tubuhnya.
"Tunggu- Damon, jangan!"
Melirik liona tajam.
"Kenapa makhluk seperti kalian ada di kastilku?"
"Anu.. ee..." aron gugup.
"Duduk dulu, akan ku jelaskan." Kata liona
"Tapi sayang..."
liona agak lega saat Damon memanggil 'sayang', ini masih Damon yang ia kenal.
“Mereka tidak akan berani, bukan?”
liona menatap dua vampir itu yang di angguki cepat mereka berdua.
"Nah."
Damon menatap mereka berdua.
Mengangkat kedua jarinya, dia menunjuk ke matanya dan kemudian di layangkan ke arah mereka. Bermaksud mengancam.
Lalu Damon duduk di samping liona dengan angkuh, tangannya setia memeluk posesif bahu liona yang terlihat mungil di dekapannya.
"Jadi?" Kata Damon.
Kedua vampir itu masih berdiri.
"Kalian duduklah."
Mereka melirik ke arah Damon, Damon memutar matanya dengan malas dan hanya mengangguk tak tulus.
Mereka akhirnya duduk dengan lega.
"Mereka temanku."
"Hah?!"
"Ya... Mereka temanku sekarang, oke?"
"Sayang... Mereka bukanlah makhluk yang pantas untuk dijadikan teman. yang lain saja ya?"
"Tidak. Menurutku mereka cocok jadi temanku."
"Mereka itu vampir yang menculikmu kemarin, kan?"
Dua vampir itu seketika panik lagi.
"Iya... Tapi mereka tidak menyukaiku."
"Lalu kenapa mereka menculikmu?" Menatap liona dalam.
"Aku juga tidak tahu... Kenapa, aron?" Beralih ke aron
"Eh? Em..."
"Ceritakan saja." Bisik Leo.
aron mengangguk, ia menceritakannya mulai dari awal dia bertemu liona sampai bar itu di hancurkan oleh Damon.
Damon menahan semua rasa yang akan meledak saat mendengar cerita itu.
"Hah?? Lalu, Kenapa kalian bisa selamat?" Tanya liona.
"Karena aku mendapat firasat yang tidak enak, jadi sebelum kami lanjut melakukan 'itu', Aku menggendong tubuh lemas aron ke markas yang lain. Beberapa menit setelahnya, bar itu hancur tak tersisa."
liona kaget sekaget-kagetnya.
"Jadi, kalian sudah lakukan itu?!?!? Howw!?"
"Ya... seperti itulah." aron menutup wajahnya dengan jubah Leo.
Wajah Damon berubah santai lagi.
"Apakah enak?" Tanya Damon.
"Tentu, pangeran harus cepat melakukan 'itu' juga." Leo menyeringai.
"Oi!" aron mencubit pipi Leo.
"Baiklah..." Damon menyeringai melirik liona
"Apa?!" Kata liona garang.
"Hehe.." Damon nyengir lucu.
***
"Kau bisa memasak?" aron mengintip.
"Tentu."
liona sedang memasak untuk mereka semua, sementara Damon dan Leo sedang duduk di halaman belakang.
Karena aron agak merinding dengan aura mereka berdua jadi dia memutuskan untuk bersama liona di dapur walau tidak membantunya.
Dan sekarang, aron ada di belakang liona memperhatikan masakan dari celah bahu liona
"Ekhem!" Suara Damon mengintimidasi.
"Eh? Y-ya, Pangeran?" aron kikuk.
"Jangan dekat-dekat dengan pengantinku." Damon menyingkirkan aron dan memeluk liona dari belakang.
"Damon, aku sedang memasak! Menjauhlah."
"Em~ tidak mau." Mengendus leher liona.
Tak!
"Aduh!" Mengusap kepalanya yang kena getok spatula.
"Menjauh! Nanti ini gosong!" Kesal.
"Iya iya." Bibir Damon melengkung ke bawah, akhirnya dia duduk di kursi dengan dongkol.
Aron menutup mulutnya menahan tawa.
"Apa?!" Damon bertanya dengan sengit.
"Tidak, pangeran." aron ngacir menuju ke Leo.
Damon menopang dagunya, mengetuk-ngetuk meja bosan.
"Sayang..apa masih lama?"
"Lama, kalau tidak ingin menunggu pergi saja."
"Tidak mau! Nanti kamu dekat-dekat dengan vampir itu."
liona memutar matanya.
"Terserah."
