NovelToon NovelToon
Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem
Popularitas:399
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Leluhur

Muak seluruh semesta saling membunuh dalam pertikaian yang baru, aku kehilangan adikku dan menjadi raja iblis pertama kematian adikku menciptakan luka dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

The Massacre

Arata terhempas keluar dari portal dimensional, tubuhnya gemetar hebat. Darah masih mengalir dari luka di bahunya — luka yang seharusnya bisa dia sembuhkan dengan mudah, tapi entah mengapa tetap terasa membakar. Ada sesuatu dalam energi Noah yang menghalangi proses penyembuhannya.

"Mustahil..." dia berbisik pada dirinya sendiri, masih belum bisa melupakan apa yang baru saja dia saksikan. "Kekuatan itu... tidak mungkin..."

Tapi ingatannya membantah. Mata hitam dengan cincin api putih itu, energi yang mengoyak realitas, aura yang membuat seluruh eksistensinya gemetar ketakutan — semua itu nyata. Terlalu nyata.

Dengan tangan bergetar, Arata mengeluarkan gulungan kuno dari dimensi penyimpanannya. Gulungan yang selama ini dia simpan sebagai referensi tentang legenda para dewa. Ketika membukanya, matanya terpaku pada satu paragraf khusus:

"Dan akan datang seorang raja yang melampaui para dewa, yang dalam dirinya mengalir darah para leluhur pertama. Matanya akan membawa kehancuran dan energi Dewata melampaui para leluhur, dan kekuatannya akan mengguncang fondasi realitas itu sendiri. Dia adalah Raja Iblis Pertama yang terlahir, pembawa keseimbangan sekaligus kehancuran..."

"Tidak..." Arata menggeleng keras, gulungan di tangannya jatuh ke tanah. "Noah... dia tidak mungkin..."

Tapi semua tanda-tandanya ada di sana. Kemampuan Noah menggunakan Venuszirad dengan sempurna, kekuatannya yang bisa menyegel Alnaturyu, dan sekarang... transformasi mengerikan ini.

"Raja Iblis Pertama..." Arata tertawa getir. "Pantas saja dia bisa memisahkan esensi Alnaturyu. Pantas saja dia bisa menciptakan dimensi seperti Enesberno. Itu semua kekuatan yang hanya dimiliki oleh..."

Kata-katanya terputus ketika merasakan resonansi aneh dari Agroname. Pedang di tangannya bergetar ketakutan — sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bahkan senjata legendaris ini mengakui kehadiran kekuatan yang jauh melampaui dirinya.

"Apa yang telah kulakukan?" Arata berbisik ngeri, menyadari kebodohannya. "Aku baru saja membunuh adik dari... Raja Iblis Pertama..."

Dalam kepanikannya, Arata mulai memahami situasinya. Dia tidak hanya telah membangkitkan amarah seorang kakak yang kehilangan adiknya. Dia telah membangunkan kekuatan purba yang seharusnya tetap tertidur — kekuatan yang bahkan para dewa sendiri takutkan.

Arata bangkit dengan tergesa, mengabaikan rasa sakit di tubuhnya. Dia harus bergerak. Harus bersembunyi. Tapi ke mana? Dimensi mana yang cukup jauh untuk menghindari amarah Raja Iblis Pertama?

"[Search]," Arata membentuk segel dengan tangan gemetar, mencoba melacak keberadaan Noah.

Matanya melebar ketika melihat hasil pelacakannya. Energi Noah telah menyebar ke berbagai dimensi, seperti jaring laba-laba yang perlahan tapi pasti akan menemukannya. Bahkan sekarang, dia bisa merasakan bagaimana realitas di sekitarnya mulai beresonansi — Noah sudah mulai berburu.

"Aku harus menemukan cara..." Arata menggenggam Agroname erat. "Harus ada cara untuk menghentikannya... atau setidaknya menyegel kekuatan itu..."

Tapi dalam hati, Arata tahu. Tidak ada yang bisa menghentikan Noah sekarang. Tidak setelah apa yang dia lakukan pada Lera. Yang bisa dia lakukan hanyalah berlari dan bersembunyi, berharap amarah Raja Iblis Pertama tidak menemukannya.

Karena jika Noah menemukannya... bahkan kematian akan terasa seperti belas kasihan dibanding apa yang menunggunya.

Tiba-tiba, di tengah kepanikannya, sebuah pikiran melintas di benak Arata. Dia terdiam, matanya menerawang jauh sementara tangannya masih menggenggam erat Agroname yang bergetar.

"Tunggu..." bisiknya pada diri sendiri. "Mungkin ini bukan akhir..."

Agroname berdenyut di tangannya, seolah merasakan perubahan dalam pikiran tuannya. Arata menatap pedang legendaris itu, mengamati bagaimana cahayanya meredup dan menguat dalam irama yang aneh.

"Kau juga merasakannya, kan?" Arata berbicara pada pedangnya. "Ketakutan ini... kekuatan yang jauh melampaui kita... tapi bukankah itu justru membuktikan bahwa masih ada tingkatan kekuatan yang belum kita capai?" dia berbicara entah pada siapa.

Sebuah senyum gelap perlahan terbentuk di wajahnya. Ya, dia ketakutan. Ya, dia sedang diburu oleh makhluk yang bahkan para dewa takuti. Tapi justru karena itulah...

"Jika aku terus lari, aku hanya akan mati ketakutan seperti tikus," Arata mengangkat Agroname, mengamati pedang nya — pedang kuno yang dirancang khusus untuk menghancurkan esensi jiwa. "Tapi jika aku bisa mendapatkan kekuatan yang setara... atau bahkan melampaui para Dewa Perang..."

Arata memejamkan mata, memusatkan konsentrasinya. Pikirannya hanya tertuju pada kekuasaan dan kekuatan.

"Luqavarfa..." nama itu terasa seperti racun di lidahnya.

Dengan tekad baru, Arata membuka [Transfer Dimensional]. Kali ini bukan untuk melarikan diri, tapi untuk mencari kekuatan. Di Luqavarfa, konon dua Dewa Perang terkuat — Athulya sang Penguasa dan Nurgha sang Dewa pengadilan — diberikan kedudukan karena mencegah hal Absurd serta menegakkan hukum leluhur.

"Jika aku bisa mengalahkan mereka..." Arata melangkah ke dalam portal, "...mungkin aku bisa mendapatkan kekuatan yang bahkan bisa menandingi Raja Iblis Pertama. Tidak masalah walau sedikit."

Portal dimensional menutup di belakangnya, membawanya turun ke kedalaman Luqavarfa. Udara di sini terasa berat dan beracun, dipenuhi energi chaos yang bahkan membuat Agroname mengeluarkan dengungan pelan.

Di kejauhan, dua sosok megah berdiri di atas singgasana kristal hitam — Athulya dan Nurgha dalam wujud dewa mereka yang agung. Energi divine mengalir dari tubuh keduanya, membuat udara bergetar dan realitas berkerut di sekitar mereka.

Athulya, dengan jubah putihnya yang berkibar tanpa angin, adalah yang pertama menyadari kehadiran Arata. "Dewa Arzhanzou Arthur Fartha — Arata..." suaranya bergema seperti guntur. "Beraninya kau mengin—"

*slash*

Kata-kata Athulya terputus. Sebuah garis tipis muncul di lehernya, dan dalam sekejap, kepalanya terpisah dari tubuhnya. Bahkan Nurgha belum sempat bereaksi ketika sosok Arata muncul di belakang rekannya, Agroname berkilat dalam cahaya ungu gelap.

*slash*

Kedua kepala dewa itu jatuh bersamaan, menggelinding di lantai kristal sebelum tubuh mereka ambruk. Tidak ada darah — hanya cahaya keemasan yang memudar, tanda esensi divine mereka tercerai.

Arata berdiri di antara kedua mayat dewa itu, Agroname masih terangkat dalam posisi tebasan terakhir. Matanya kosong, dingin, tanpa setitik pun keraguan atau penyesalan.

"[Soul Absorption]," bisiknya pelan.

Dua orb cahaya — satu putih keemasan, satu hitam keunguan — melayang dari tubuh kedua dewa, tertarik ke dalam bilah Agroname. Pedang itu bergetar hebat, menyerap kekuatan divine yang jauh melampaui kapasitas normalnya.

Seluruh proses tidak memakan waktu lebih dari tiga detik. Dua Dewa Perang telah jatuh bahkan sebelum mereka menyadari apa yang terjadi. Tidak ada dialog. Tidak ada gertakan. Hanya efisiensi brutal yang bahkan membuat udara beracun Luqavarfa terasa membeku.

Arata menatap kedua tubuh di hadapannya. Athulya sang Penguasa dan Nurgha sang Dewa Pengadilan — tumbang oleh tebasan yang bahkan tidak mereka lihat datang. Mungkin mereka mengira tidak ada makhluk yang cukup gila untuk menyerang mereka secara langsung. Mungkin mereka terlalu terbiasa dengan protokol dan formalitas dunia dewa.

Tapi Arata tidak punya waktu untuk itu. Tidak ketika Noah masih memburu. Tidak ketika setiap detik bisa berarti perbedaan antara hidup dan mati.

"Satu langkah," bisiknya, merasakan kekuatan baru mengalir dalam pembuluh darahnya dan Agroneme memiliki kekuatan darah Dewa perang yang berpijar. "Ini baru langkah pertama..."

1
Fastandfurious
Gemesin banget nih karakternya, bikin baper!
Leluhur: tidak ada karakter menggemaskan kaka
total 1 replies
yeqi_378
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!