"Apa kurang dari ku, Mas? Kamu dengan tega nya berselingkuh dengan Winda" teriak Mora dengan penuh air mata.
"Kau tidak kurang apapun, sayang" lirih Aron dengan menatap manik mata Mora dengan sendu.
"Kau yang membawa ku kemari , kau yang berjanji akan memberi ku banyak kebahagian, tapi apa Mas? Kau mengkhianati ku dengan teman ku sendiri" tegas Mora.
"Pergilah dan ceraikan aku secepat nya" ucap Mora dengan penuh ketegasan.
DEG.
Aron langsung saja menatap Mora dengan tidak percaya. Wanita yang sangat di cintai nya kini tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Matahari sudah menampakan cahaya yang sangat cerah, bahkan cahaya tersebut masuk ke dalam kamar Hotel melewati celah gorden.
Tetapi itu tidak mengganggu kedua insan yang baru saja terlelap kembali setelah menjalankan rutinitas nya dan rutinitas tambahan baru, hehe.
Mora menggeliatkan tubuh nya karena merasa tidak nyaman dengan cahaya tersebut, ia mengerjapkan mata nya dan membuka nya perlahan.
"Eumm, jam berapa sekarang" gumam Mora dengan meraba ponsel nya di nakas pinggir ranjang.
Seketika netra mata nya membola saat melihat jam menunjukan pukul 11 siang.
"Ya ampun, ini sudah siang sekali" ucap Mora dengan kaget.
Dan refleks ia beringsut hingga duduk di atas ranjang. Mora tidak menyadari bahwa hal tersebut membuat Wildan terbangun.
"Emm, ada apa?" tanya Wildan dengan serak.
Ehh.
"Aku lupa" batin Mora tersenyum geli.
"Maaf mengganggu mu tidur" ucap Mora tak enak.
Wildan menggelengkan kepala nya, lalu ia ikut duduk bersama Mora.
"Jam berapa sekarang?" tanya Wildan.
Mora hanya tersenyum dan menunjukan jam di ponsel nya pada Wildan, Suami nya.
"Jam 11, udah siang ternyata" gumam Wildan tersenyum kecil pada Mora.
"Aku mandi duluan ya, Mas" ucap Mora tersenyum.
"Yaudah, aku akan pesenkan makanan buat kita, sayang" balas Wildan mengusap lembut rambut Mora yang tergerai.
Mora hanya membalas nya dengan anggukan, ia lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan cara jalan yang berbeda.
Wildan sontak saja langsung bangun dari duduk nya dan berjalan cepat ke arah Mora, lalu tanpa ba bi bu lagi ia menggendong Mora.
"Aaa Mas" jerit Mora karena kaget.
"Biar aku bantu sampai ke dalam, maaf ya pasti perih?" ucap Wildan sedikit bersalah.
"Tidak apa, Mas. Aku hanya sedikit ngilu saja mungkin karena baru pertama kembali" cicit Mora dengan malu.
"Berendam dengan air hangat akan mengobati nya kok, jangan merasa bersalah begitu" ucap Mora kembali dengan tersenyum tenang.
"Yasudah, kalau begitu Mas pergi dulu keluar menunggu makanan nya datang" balas Wildan mengecup kening Mora lembut.
Mora hanya menganggukan kepala saja, lalu ia menanggalkan seluruh pakaian nya setelah Wildan pergi dari sana.
Ia langsung saja masuk ke dalam bathup untuk merendam diri nya agar lebih rilexs dan enakan.
Sedangkan Wildan sendiri, ia sedang membuka seluruh gorden dan otomatis cahaya masuk ke dalam kamar tersebut karena ruangan itu mendominasi dengan kaca.
Setelah itu, Wildan menyiapkan pakaian Mora dan ia bahkan membereskan tempat tidur nya.
Hingga tak lama kemudian Mora keluar dari kamar mandi dengan wajah yang segar.
"Loh kok udah rapi" gumam Mora dengan melangkah ke arah ranjang.
"Mas, ini" ucap Mora dengan tak enak.
"Tidak apa sayang, Mas hanya bosan saja" balas Wildan tersenyum lembut.
"Pakailah pakaian nya, sebentar lagi makanan nya akan sampai" ucap Wildan memeluk Mora dan menghirup wangi dari tubuh Mora.
"Yasudah, kamu mandi dulu sana Mas" balas Mora mengusap lembut punggung Wildan.
"Hemmm, sebentar lagi ya sayang" ucap Wildan dengan menguselkan kepala nya di dada sang Istri.
"Mas, terimakasih ya sudah mau menerima ku apa adanya. Aku ini bahkan hanya seorang janda dan tidak mempermasalahkan itu semua nya" ucap Mora pelan.
Wildan lalu melepaskan pelukannya, ia lalu menangkup wajah Mora dengan lembut.
"Aku sama sekali tidak masalah walaupun kamu seorang wanita miskin selalipun, karena apa? Karena aku mencintai mu dengan tulus bukan karena fisik maupun harta" balas Wildan tegas.
"Jangn bicara seperti itu lagi, ya. Aku sangat menyayangi mu, mencintaimu Mora istri ku" ucap Wildan lembut.
"Aku juga mencintai mu, Mas" balas Mora dengan memalingkan wajah nya malu.
Wildan sontak saja merasa bahagia saat Mora sudah bisa membalas cinta nya.
Ia langsung saja memeluk Mora dengan hati yang membuncah bahagia.
"Sudah sudah, cepat sana mandi Mas" ucap Mora dengan tersenyum lembut.
"Baiklah, sayang" balas Wildan.
Lalu ia meninggalkan Mora dan pergi dari hadapannya menuju ke kamar mandi.
Mora menggelengkan kepala nya dengan tingkah Wildan yang baru saja ia ketahui.
Mora langsung saja memakai pakaiannya setelah kepergian Wildan, setelah itu ia mengeringkan rambut nya terlebih dulu.
*Tok
Tok*
"Ah pasti itu makanannya" gumam Mora sambil mengambil kerudung instan nya.
Mora lalu membuka pintu nya dan ia melihat Hari yang membawakan makanan untuk mereka.
"Apa kamu menginap di Hotel, Hari?" tanya Mora sambil menerima troli yang berisi makanan.
"Tidak Nyonya, saya baru kemari tadi pagi" jawab Hari menundukan kepala nya.
"Oh yasudah, terimakasih ya" ucap Mora dengan ramah.
Hari menganggukan kepala dan berlalu dari sana setelah Mora masuk dan menutup pintu nya.
Mora menata makanan tersebut di atas meja yang ada disana, bahkan meja tersebut langsung mengarah ke arah luar yang menyejukan mata.
"Sayang" panggil Wildan yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.
"Kenapa Mas, itu pakaian nya sudah aku siapkan" ucap Mora lembut.
"Bisa tolong keringkan rambut ku?" tanya Wildan
"Bisa, duduklah di sini" jawab Mora mendudukan Wildan di kursi meja rias nya.
Dengan lembut, Mora mengeringkan rambut Wildan dengan handuk kecil yang sudah Wildan berikan.
Setelah itu, Mora mengeringkannya dengan pengering rambut.
"Sudah, sana segeralah berpakaian dan kita akan makan" uvap Mora dengan tersenyum.
"Baiklah, tunggu sebentar" balas Wildan dengan cepat meraih pakaiannya.
Mora tersenyum, lalu ia segera menuju ke meja yang sudah tertata banyak makanan disana.
Ia menuangkan air putih untuk Wildan, lalu menyiapkan terlebih dulu nasi nya.
Setelah Wildan datang, Mora mengambil beberapa lauk nya untuk sang Suami makan.
Lalu ia memberikannya pada Wildan, dan ia mengambil untuk nya sendiri.
Mereka berdua lalu makan dengan diam dan lahap, sesekali Mora menatap keluar jendela yang sangat cerah.
**
Sedangkan di lobby Hotel, terlihat Hari sedang duduk di kursi tunggu yang khusus di sebuah ruangan.
Ia sedang melakukan meeting online dengan karyawan yang berada di Negara A.
"Ya ampun, Bos sedang enak bulan madu nah aku yang harus pusing dengan semua ini" gerutu Hari dengan menutup laptop nya karena sudah selesai.
"Ahh rasanya aku juga harus segera mencari wanita untuk aku nikahi" gumam Hari kembali dengan tersenyum.
Lalu ia membereskan semua nya dan pergi keluar dari sana, ia akan menunggu Tuan dan Nyonya nya yang sebentar lagi akan keluar.
Dan benar saja, baru saja ia akan keluar dari ruangan sudah terlihat bahwa Tuan dan Nyonya nya sudah keluar dari lift khusus.
"Selamat siang, Tuan, Nyonya" sapa Hari dengan sopan.
"Siang, kita langsung saja ke mansion Widiatma dulu ya, Hari" balas Wildan dengan wajah datar dan dinginnya.
"Baik lah Tuan" balas Hari patuh.
Wildan lalu merangkul Mora dengan posesif, lalu mereka masuk ke dalam mobil yang sudah di siapkan Hari sejak tadi.
Mereka langsung saja pergi ke mansion Widiatma lebih dulu untuk berpamitan.
.
.
.
Jangan lupa Vote , Like dan Coment nya ya Readers. Bisa dengan bunga ataupun kopi ya☺️
Mu itu untuk Sang Pencipta.
mu itu untuk orang
Nya itu untuk Sang Pencipta.
nya itu untuk ciptaanNya