NovelToon NovelToon
Satu Biduk Dua Cinta

Satu Biduk Dua Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yeni Eka

Ini bukan kisah istri yang terus-terusan disakiti, tetapi kisah tentang cinta terlambat seorang suami kepada istrinya.

Ini bukan kisah suami yang kejam dan pelakor penuh intrik di luar nalar kemanusiaan, tetapi kisah dilema tiga anak manusia.

Hangga telah memiliki Nata, kekasih pujaan hati yang sangat dicintainya. Namun, keadaan membuat Hangga harus menerima Harum sebagai istri pilihan ibundanya.

Hati, cinta dan dunia Hangga hanyalah untuk Nata, meskipun telah ada Harum di sisinya. Hingga kemudian, di usia 3 minggu pernikahannya, atas izin Harum, Hangga juga menikahi Nata.

Perlakuan tidak adil Hangga pada Harum membuat Harum berpikir untuk mundur sebagai istri pertama yang tidak dicintai. Saat itulah, Hangga baru menyadari bahwa ada benih-benih cinta yang mulai tumbuh kepada Harum.

Bagaimana jadinya jika Hangga justru mencintai Harum saat ia telah memutuskan untuk mendua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni Eka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

"Hangga.“

“Hemm.”

“Apa suatu hari nanti kita bisa menikah?” tanya Nata menatap lekat lelaki pujaannya.

Hangga tertegun mendengar pertanyaan Nata. Ia teringat kalimat yang diucapkan Harum pagi tadi. Menikahi orang yang dicintai adalah harapan, tetapi mencintai orang yang dinikahi adalah kewajiban.

Sesungguhnya ia pun sangat ingin menikahi Nata. Akan tetapi, rasanya tiada jalan bagi mereka untuk bisa hidup bersama dalam ikatan halal pernikahan.

Hangga tidak mungkin mengorbankan keyakinannya agar bisa menikahi gadis itu. Dan ia pun tidak akan pernah memaksakan Nata untuk mengikuti keyakinannya. Ditambah kedua orangtua Hangga yang tidak mau memberikan restu. Membuat hubungannya dengan Nata menjadi semakin pelik.

Akan dibawa ke mana hubungan cintanya nanti, Hangga pun tidak tahu.

Yang pasti, ia tidak sanggup jika harus memutuskan hubungan cintanya dengan Nata sekarang, atau entah sampai kapan. Terbayang bagaimana hari-harinya akan begitu nelangsa tanpa cinta Nata.

Hangga sangat mencintai perempuan asli Manado yang berdarah Chinese itu. Ia akan tetap bertahan sampai akhir takdir cinta mereka berujung. Dan berharap semoga takdir cintanya bersama Nata akan indah.

Lalu kini ada sosok Harum yang hadir sebagai istri. Entah bagaimana jadinya jika Nata mengetahui bahwa dirinya telah menikah. Pasti gadis cantik itu akan marah, membenci, lalu meninggalkannya.

Seketika rasa penat menggeliat di kepala Hangga.

“Hangga, apakah nanti kita bisa menikah?” Gadis dengan rambut dicat warna tembaga itu mengulang pertanyaannya.

“Let it flow, Nata. Menikah atau tidak, kita tetap saling mencinta.” Hangga memberikan jawaban diplomatis.

“Apakah kita hanya ingin saling mencintai tanpa ingin saling memiliki?”

Hangga kembali tertegun mendengar pertanyaan kekasihnya. Kata orang, cinta itu tidak harus memiliki.

Omong kosong.

Mana mungkin cinta, tetapi tidak ingin memiliki. Jika ada orang yang berpendapat demikian, mungkin cintanya memang tidak cukup besar, sehingga lebih memilih untuk menyerah dan tidak memiliki.

Atau ungkapan cinta tidak harus memiliki adalah hanya untuk orang yang mencintai, tetapi tidak dicintai.

Hal tersebut jelas tidak berlaku pada Hangga, karena ia tahu betul Nata sangat mencintainya. Malah terkadang cintanya Nata berlebihan dan cenderung posesif.

Lalu, bagaimana dengan Hangga? Seberapa besar cintanya pada Nata? Tentu cintanya sangat besar untuk Nata. Tidak ada wanita lain di atas bumi ini yang ia inginkan kecuali Nata.

Sungguh, ia sangat menginginkan Nata. Memilikinya sepenuh jiwa dan raga. Membayangkan gadis itu yang akan dilihatnya saat awal pagi membuka mata dan saat akhir malam menjelang tidur. Semuanya pasti akan terasa lebih indah jika bersama Nata.

Hanya dengan Nata.

Akan tetapi, kisah percintaannya dengan Nata sangat rumit. Tembok penghalang mereka sangat tebal, kuat dan tinggi.

Secinta-cintanya Hangga pada Nata, ia lebih mencintai Sang Pemilik kehidupannya lebih dari apa pun.

Ah, kenapa kisah cintanya begitu rumit.

Sangat rumit.

“Permisi, ini pesanannya.” Seorang pelayan datang membawakan menu santap siang yang telah dipesan oleh Hangga.

“Makasih, Mbak,” ucap Hangga setelah pelayan itu selesai menghidangkan makanan.

“Sama-sama, selamat menikmati.”

“Ayo, makan dulu. Aku udah laper banget nih.” Hangga hendak mencomot seiris timun, namun segera ditepis oleh tangan mulus Nata.

“Cuci tangan dulu!” titah Nata sembari memukul pelan punggung tangan Hangga. “Kebiasaan!”

“Hehehe ... Maaf, Sayang, khilaf,” sahut Hangga cengengesan.

“Khilaf kok sering.”

“Hehehe. Ayo lah kita cuci tangan bareng,” ajak Hangga. Nata mengangguk menyetujui ajakan Hangga.

Keduanya hendak turun dari saung tempat mereka duduk ketika terdengar alunan lagu poco poco dari ponsel Nata. Dering ponsel itu membuat Hangga dan Nata kembali duduk di tempatnya.

“Bentar ya, ada telepon,” kata Nata. Lalu segera menjawab panggilan dari nomor kantor tersebut. Riak wajah Nata seketika cerah semringah saat menjawab telepon tersebut.

“Siapa yang telpon?” Hangga bertanya tanpa mengeluarkan suara, hanya dengan menggerakkan mulut saja. Ia merasa penasaran sebab kekasihnya itu tampak begitu senang menjawab panggilan tersebut.

Nata meletakkan telunjuk di bibir, memberi isyarat agar Hangga tidak bersuara.

“Baik, Bu. Saya akan datang besok. Saya senang sekali mendapat kabar ini. Terima kasih banyak,” ujar Nata mengakhiri panggilan teleponnya.

“Sayang, puji Tuhan, aku diterima kerja.” Nata menghambur ke dalam pelukan Hangga. “Aku seneng banget,” ujarnya riang.

Mmmucah, mmmucah.

Dua buah kecupan mendarat di pipi Hangga kanan dan kiri. Hangga turut semringah dibuatnya.

“Alhamdulilah. Diterima kerja di mana, Yang?” tanya Hangga.

“Di sini, dong,” jawab Nata.

“Di sini?” lontar Hangga dengan kening mengerut.

“Iya. Di Tangerang. Aku 'kan udah lama masukin lamaran ke Bank xxx di sini. Baru dapat panggilan sekarang."

“Pulang pergi?”

“Enggak lah. Masa iya pulang pergi Jakarta Tangerang. Aku nanti cari kontrakan di sini. Yang dekat rumahmu kalau bisa, biar kita bisa lebih dekat ‘kan. Kita bisa sering ketemu nantinya. Dan aku bisa sering-sering main ke rumah kamu,” kata Nata dengan senyum mengembang.

“Oh, gitu.” Riak wajah Hangga tampak gelisah.

Jika saja Hangga belum menikah, kondisi ini tentu membuatnya bahagia. Berdekatan dengan Nata dan bisa bertemu gadis itu setiap hari tanpa ada bentang jarak 36km yang memisahkan Tangerang – Jakarta.

Namun, kini ia telah menikah dengan Harum. Berdekatan dengan Nata memungkinkan tumbuhnya masalah-masalah pelik di kemudian hari. Begitu pikirnya.

“Kenapa, Yang? Kamu enggak seneng aku kerja di sini dekat kamu?” tukas Nata.

“Oh, aku seneng kok. Tapi, bagaimana dengan Oma di Jakarta?”

“Aku udah izin kok sama Oma, dan beliau mengizinkan. Di rumah Oma ‘kan ada tante aku, ada sepupu-sepupu aku. Jadi, enggak perlu mengkhawatirkan Oma. Banyak yang bisa menjaga Oma di sana,” tutur Nata.

Hangga mangut-mangut mendengar penuturan Nata. “Ayo, kita cuci tangan!” ajaknya pada Nata.

Usai acara santap siang bersama Nata, Hangga kembali ke kantornya. Sementara Nata pergi ke rumah salah seorang temannya yang bertempat tinggal tidak jauh dari restoran tempat mereka santap siang tadi. Tentu saja dengan diantar Hangga.

Hangga berpesan agar Nata menunggunya. Pulang bekerja nanti, ia berjanji untuk mengantarkan Nata pulang ke rumah omanya di Jakarta.

Setelah menikah, biasanya Hangga memilih untuk berlama-lama di kantor. Mengerjakan pekerjaan di kantor terasa lebih menyenangkan daripada cepat-cepat pulang ke rumah dan bertemu Harum. Seringnya, selepas magrib baru ia akan pulang ke rumah.

Namun, kali ini ia memilih untuk pulang cepat, bahkan menolak lembur. Hal itu dikarenakan janjinya pada sang kekasih untuk mengantarkannya pulang.

Pukul 16.20 Hangga sudah meninggalkan kantor lalu bergegas menuju mobilnya. Di dalam mobil ia menelepon Nata dan memintanya untuk bersiap. Agar begitu Hangga sampai nanti, mereka bisa langsung jalan.

Lima belas menit kemudian, mobil yang dikendarai Hangga sampai di kediaman Melly--salah seorang sahabat Nata. Gadis cantik berwajah oriental itu sudah menunggu di depan teras rumah Melly saat mobil Hangga sampai di sana.

Hangga melambaikan tangan pada kekasihnya itu. Nata berpamitan pada Melly, lalu lekas menghampiri Hangga yang tetap duduk di belakang kemudi, tanpa berniat turun.

“Langsung jalan nih?” tanya Nata.

“Iya, langsung jalan aja, biar enggak kemalaman,” jawab Hangga.

“Oke.” Nata masuk ke dalam mobil, duduk di kursi penumpang depan bersama Hangga.

“Hangga, enggak mau mampir dulu nih?” seru Melly dari tempatnya berdiri.

“Enggak, Mel, kapan-kapan aja deh,” balas Hangga dengan sedikit berteriak karena jarak di antara mereka. “Thanks ya, udah jagain Nata,” serunya lagi.

Melly menjawab dengan mengacungkan jempol tangannya. “Oke.”

Tiba-tiba Melly teringat sesuatu. Kemudian berlari kecil menuju mobil Hangga. Ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada kekasih sahabatnya itu.

“Oya, Ga. Gue waktu itu jalan ke Anyer sama Jeremi,” ujar Melly.

“Oya, kapan?” lontar Hangga.

Jeremi adalah kekasih Melly dan juga salah seorang teman Hangga saat berkuliah dulu.

“Sekitar dua minggu yang lalu, pas hari Minggu. Terus pulang dari Anyer, kita muter-muter Cilegon. Jeremi telepon lu, tapi nomor lu enggak aktif. Tadinya kalau lu lagi mudik, kita mau mampir gitu.”

“Sebentar, dua minggu yang lalu gue pulang enggak ya. Emm ....” Hangga berusaha mengingat masa dua minggu yang lalu.

“Tapi akhirnya kita tetap lewat rumah lo, karena Jeremi pengen kasih tahu rumah orangtua lu ke gue. Waktu itu rumah lu lagi rame banget, kayak lagi ada acara nikahan," ujar Melly lagi saat Hangga masih sibuk mengingat.

Hangga merasa bodoh sendiri. Betul, dua minggu yang lalu adalah hari pernikahannya dengan Harum.

“Nikahan siapa, Ga?”

"Nikahan siapa, Yang?" tanya Melly dan Nata berbarengan.

1
Siti Rahayu
harum lebay pisan plinplan
Siti Rahayu
hahaha liat kandangnya saja
delfastri
ehh..Thor asal elu tau ya si nata mang kagak jahat..yang jahat itu eluu..Napa bikin story kek gini banget..coba lu bikin karakter jelek si nata..mungkin gua bisa ketawa jahat sekarang..tapi gimana mau ketawa mau nangis aja rasanya gimana..jadi bingungkan gua padahal cuma tinggal baca aja..maaf ye thoorrr
delfastri
lah ya banyak cuyyy..jgnkan modelan Hangga sekaliber kiyai yg kita duga pemegang kuncinya syurga aja masih banyak yg lebih dari Hangga jangan kata pacaran bini aja bisa sampai..lebih dari 2 dengan dalih ikuti sunahnya nabi..walau itu cuma sebagai alibi..yg di ikuti cuma banyak jumlahnya aja tapi gak sanggup ngikutin hal sebenar poligaminya nabi..dimana yg dinikahin Janda banyak anak Ama umur lebih diatas 60..ada satu yg mudahan dikit lw gak salah 45 an umurnya gitu..yg dilihat status jandanya aja ma bohaynya..malah ada noh ngejandain bini demi ngebiniin janda..error gak tuh..🤣🤣🤣
Bunda Iwar
Luar biasa
Henrita Henrita
tdk layak untuk di baca
Nadia
jujur aku bacanya tak loncat loncat emang dasarnya aku gak suka cerita poligami, 🤭🤭
Nadia
ya sama Yuda saja, jgn balikan sama si hangga
Nadia
pisah aja si Hanum, rumah tangga gak sehat
Anonymous
ceritanya menarik
Alfi Yah
Lumayan
Alfi Yah
Kecewa
MFay
eng, ing, eng, seru uyy
sungguh nikmat kn mas Hangga poligami itu 😈
MFay
Lah, sabar donk Nat 🤭 Harum kn istrinya jg 😁
asya yussi
Luar biasa
dhedoy wahyudi
cerita ngacak.. mna harum yang mau di bawa ke kantor
Idah Faridah
y nggak.jahat
yg bener nggak sadar diri
perempuan yang merendahkan diri sendiri demi cinta yg akhirnya di telan waktu
Aas Khasbiyah Khalik
Hangga kan gak berkulit putih dr.yuda pasti
Asma Rani
Luar biasa
Nasriati Bakri
kenapa baca novelmu thor seakan aku menbaca kisah ka2k laki2ku menikah dg wanita di jodohkan dgnnya dan meninggalkan kekasihnya di manado pdh sangat mencintainya namun perbedaan keyakinannya yg mengharuskan menyalani perjodohan walaupun bundaku sangat menyayangi ka micke tp dlm agama kami tk bisa menikah berbeda keyakinan.tapi ka2kku setia pd istrinya walaupun tk memiliki anak smpai skrg.bersyukurnyaf dia dan ka micke mereka bershbt sampai hr ini.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!