"No way! Ngga akan pernah. Gue ngga sudi punya keturunan dari wanita rendahan seperti Dia. Kalau Dia sampai hamil nanti, Gue sendiri yang akan nyingkirin bayi sialan itu dengan tangan gue sendiri. Lagipula perempuan itu pernah hamil dengan cara licik! Untungnya nyokap gue dan Alexa berhasil bikin Wanita sialan itu keguguran!"
Kalimat kejam keluar dengan lincah dari bibir Axel, membawa pedang yang menusuk hati Azizah.
Klontang!!!
Suara benda jatuh itu mengejutkan Axel dan kawan-kawannya yang tengah serius berbincang.
Azizah melangkah mundur, bersembunyi dibalik pembatas dinding dengan tubuh bergetar.
Jadi selama ini, pernikahan yang dia agung-agungkan itu hanyalah kepalsuan??
Hari itu, Azizah membuat keputusan besar dalam hidupnya, meninggalkan Suaminya, meninggalkan neraka berbalut pernikahan bersama dengan bayi yang baru tumbuh di dalam rahimnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maufy Izha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAH MENJANDA
Azizah tersenyum menatap wajah lelap Tasya. Tampak damai dan tenang.
Azizah tiba-tiba membayangkan rupa bayinya kelak, apakah akan semenggemaskan Tasya?
Bagaimanapun Ayahnya sangat ganteng, Azizah yakin anaknya tidak akan jauh-jauh dari rupa ayahnya.
Yang penting sifatnya jangan sampai seperti Ayahnya. Aamiin...
'Kriing'
Ditengah lamunannya, ponselnya berdering, menandakan ada panggilan masuk.
"Kakek?"
Gumam Azizah saat melihat nama sang penelepon.
Tak menunggu lama, Azizah segera menjawab panggilan itu.
"Assalamualaikum, Kakek??"
Wanita berhijab itu tersenyum bahagia, Ia sangat merindukan kakeknya itu. Adhitama tak kalah sumringah. Sudah lama Ia tak menghubungi Azizah karena Adhitama tahu Azizah sibuk bekerja di pabrik.
"Waalaikumsalam, Apa kabar nak?"
"Alhamdulillah baik kek, Kakek apa kabar? Kok baru menelepon?"
"Alhamdulillah Kakek juga baik nak... Iya, karena Kakek tahu kamu sibuk...
Cicit kakek apa kabar? Sehat kan? "
"Hehehe, Alhamdulillah sehat kek, doakan semoga lancar sama utun lahir nanti..."
"Aamiin, Kakek pasti doakan nak..."
"Oya Kakek tumben sekali menelpon malam-malam begini, ada apa Kek?"
"Kakek membawa kabar bahagia..."
Ucap Adhitama, membuat Azizah menjadi penasaran.
Kabar bahagia? Apa itu? Batinnya.
"Kabar bahagia apa Kek?"
"Manov sudah mengirimkan akta cerai kamu dan Axel, Kamu dan cucu Kakek yang durjana itu sudah resmi bercerai nak"
Deg
Azizah mematung. Ia bingung harus berekspresi bagaimana. Disisi lain Ia merasa lega juga bahagia karena sudah terlepas dari pernikahan yang penuh luka itu.
Namun disisi lain Ia juga sedih, karena kegagalannya membina rumah tangga, Kini Ia harus siap dengan status barunya yang sudah sah menjanda.
"Azizah?? Kenapa diam?"
Tanya Adhitama yang tak kunjung mendapatkan respon dari cucu menantunya itu. Maksudnya mantan cucu menantu.
"I-iya kek... Alhamdulillah kalau semua sudah selesai Kek... Mudah-mudahan bisa menjadi pengalaman hidup yang berharga buat Zizah"
"Aamiin... Nanti Kakek kirim akta cerainya ke alamat rumah Bibi Kamu ya"
"Memangnya kakek tahu dimana alamat rumah Bibi?"
"Tahu dong, apa sih yang Kakek Adhitama tidak tahu hehehe"
Gurau Adhitama yang sukses membuat Azizah cekikikan.
"Azizah senang kakek sudah kembali ceria"
"Asal Kamu bahagia nak, Kakek akan ikut berbahagia"
Ucap Adhitama, matanya mengembun.
Gadis yang malang. Batinnya
"Terima kasih Kek"
Azizah juga berkaca-kaca, rasa haru menyelimuti hatinya. Sungguh Ia bersyukur karena Adhitama selalu mendukungnya selama ini.
"Ya sudah, istirahat jangan tidur terlalu malam, tidak baik untuk ibu hamil"
"Hehehe iya kek, Kakek juga istirahat ya, jangan lupa minum obatnya dan makan teratur"
"Siap komandan!!"
"Hahahah, kakekkk... Azizah jadi pengen ketemu kakek!!"
"Insya Allah kalau kondisi kakek Semakin baik, kakek akan terbang ke Surabaya. Menjenguk cucu Kakek yang cantik ini"
"Beneran??"
"Insya Allah"
"Aamiin, mudah-mudahan di Qabul sama Allah SWT ya kek..."
"Aamiin, Ya sudah kakek tutup teleponnya ya, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Klik. Panggilan pun berakhir.
'Ya Allah, hamba tahu bahwa perceraian adalah hal yang paling Engkau benci, tapi hamba sudah tidak mampu mempertahankan pernikahan itu, Ampuni hamba Ya Rabb'
Sebulir bening mengalir di wajahnya. Tapi Azizah segera menghapusnya.
"Mulai hari ini tidak boleh lagi ada air mata. Aku harus mencari kebahagiaanku sendiri, bersama kamu nak. Kita akan bahagia bersama orang yang mengasihi kita, Insya Allah"
***
"Aaargh! Brengsek!!!" Axel melempar dokumen yang baru saja di terimanya.
Yup, Axel baru saja menerima akta cerai yang di kirim oleh pengadilan agama Jakarta Selatan.
Tut. Axel menekan tombol interkom.
"Linda, hubungi Manov. Suruh dia datang menemui Saya sekarang!"
"B-baik pak"
Linda sampai tergagap karena kaget mendengar suara Axel yang menggelegar seperti petir di siang bolong.
Brak!!!
Axel menggebrak meja dengan keras.
Bagaimana bisa?
Ia sudah meminta Manov untuk membatalkan proses perceraiannya dengan Azizah. Kenapa sekarang Dia malah menerima akta cerai?
Yang artinya mereka sudah bukan suami - istri lagi.
Sudah berlalu 30 menit, Manov Sagara tak kunjung datang, Axel sudah tidak sabar menunggu, kegelisahan, kemarahan meliputinya.
Dengan geram Ia mengendorkan dasinya dan melepas jasnya kemudian melemparnya ke sembarang arah.
Sampai akhirnya...
Tok tok... Suara ketukan pintu ruangannya mencuri atemsinya.
"Siang pak, Pak Manov sudah datang"
Ucap Linda dengan sangat formal. Ia tak berani menatap sepupunya itu lama-lama, melihat wajahnya yang gelap, sudah bisa dipastikan Axel sedang sangat emosional.
"Oke, persilahkan beliau masuk"
Linda mengangguk, kemudian masuklah Manov dengan wajah tenangnya. Ia sama sekali tidak terpengaruh dengan tatapan mematikan yang dilayangkan oleh pria muda di hadapannya itu.
"Selamat siang Tuan Axel, maaf saya terjebak macet, jadi sedikit terlambat"
"Hmn, silahkan duduk"
Axel berbicara dengan dingin seraya menunjuk sofa di sudut ruang kerjanya. Kemudian ikut menjatuhkan bokongnya di sofa itu.
"Ada apa Tuan Axel meminta saya datang?"
Tanya Manov dengan tenang. Yang sebenarnya Ia sudah tahu alasannya.
"Anda benar-benar tidak tahu atau... hanya pura-pura?"
Tanya Axel dengan tatapan penuh intimidasi.
"Maksud Tuan? Saya... Sungguh tidak mengerti"
Jawab Manov tenang.
"Apa Anda benar-benar tidak tahu tentang Akta cerai yang sudah dikirim pengadilan untuk Saya?"
Desis Axel sinis.
Axel sepertinya tahu jika Manov sudah membohonginya. Dan Ia pantang di bohongi.
Manov tetap berusaha terlihat tenang meskipun jantungnya mau copot.
Siapa yang tidak mengetahui tempramen seorang Axel William Djaja?
Tapi Ia sudah memutuskan untuk membantu Tuan Adhitama, jadi apapun yang akan terjadi, Manov sudah siap menerima apapun resikonya.
Bersambung...
Terima kasih atas kunjungannya teman-teman semoga terhibur dan cerita gaje ini dapat dipahami ya ☺️
Terima kasih atas semua dukungan dan komennya juga, setiap komentar akan Aku jadikan masukan.
akan tetapi lebih baik jika menggunakan kata-kata yang sopan dan santun ya teman-teman. Karena komenan teman-teman kemungkinan dibaca oleh para pembaca lain juga, yang mungkin akan menilai negatif teman-teman semua.. Kalo Aku sendiri sih santuy aja hehehe
luvv banyak-banyak ❤️🌹🤩
Oh ya untuk karya Aku 'Terjerat Cinta The wolf' untuk sementara Hiatus dulu karena mau menyelesaikan novel Azizah ini. Hehe
semoga sesuai ekspektasi dan bisa menghibur teman-teman semua...
Aamiin ❤️❤️❤️
axel harus menyesali seumur hidupnya