NovelToon NovelToon
Ikatan Tuan Muda

Ikatan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:779
Nilai: 5
Nama Author: Nida

Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Dengan Kenyataan

Sesuai ucapan Fiyoni, aku benar-benar dilatih keras olehnya. Walaupun tubuhku terjatuh dan terluka, Fiyoni terus menerus melatih fisik dan mentalku selama bertahun-tahun.

Hari ini tepat dimana musim dingin terjadi, salju turun sangat derasnya. Fiyoni memberikan aku tugas selama dia pergi ke pertemuan khusus petinggi organisasi wilayah bagian utara dan selama aku disini aku belum pernah bertemu dengan kembaranku sama sekali.

"Huuhh sudah selesai..." desahku menatap tugasku dan berbaring diatas tanah yang tertutup salju.

"Ayah... ibu... kalau aku bukan anak kalian, kenapa kalian sangat mencintai dan menyayangiku sampai anak asli kalian membenciku? Apa yang sebenarnya terjadi?

Dan... seperti apa ayah dan ibuku?" Gumamku memejamkan kedua mataku.

Udara dingin menusuk ke dalam tulangku, aku merasakan setiap salju yang turun di wajah dan tubuhku ini.

Kata Han kalau Besok adalah hari ulang tahunku tepat ulang tahunku yang bersamaan hari Valentine dan juga ulang tahun seluruh kakakku dan kembarku, nama Valentina dan Valentino diberikan karena tanggal ulang tahun kami sama hanya berbeda tahun saja.

Mengetahui aku berulang tahun sama tapi kali ini akan seperti ulang tahun pada umumnya karena aku akan merayakan ulang tahunku sendiri, semua orang sedang pergi dan Han juga ikut serta jadi aku hanya sendirian di rumah ditemani oleh pengawal yang tidak akrab denganku membuatku merasa terpenjara.

"Valentine aku ulang tahun ya? Apa bedanya dengan ulang tahunku lainnya?" Ucapku pelan.

"Siapa kamu?" Ucap seorang wanita menatapku dingin, aku beranjak duduk dan melihat wajah wanita cantik yang sangat mirip denganku berdiri menatapku dingin.

"Aku... Fifiyan Valentina... apa kamu Fiyani Valentina?" Ucapku pelan tapi wanita itu langsung pergi tanpa menjawabnya yang membuatku sedikit kesal.

"Apa-apaan sih dia? Aku tanya baik-baik padahal!" Gerutuku kesal dan kembali berbaring di atas tanah. Tidak lama ada sebuah selimut yang terlempar kearahku, aku terduduk dan menatap wanita itu yang sedang berdiri dengan dua botol wine ditangannya, wanita itu memberikanku satu botol wine dan terduduk di depanku.

"Aku dengar kau terikat oleh kak Fiyoni ya?" Ucap wanita itu pelan, aku menghela nafas pelan dan menganggukkan kepalaku.

"Apa kau... menderita?"

"Lumayan."

"Apa yang kau lakukan selama di keluarga Valen?"

"Hanya hidup seperti gadis manja..." gumamku meneguk wine dan menatap langit mendung diatasku.

"...tapi setelah itu keluarga besar Valen terbunuh oleh orang asing saat aku umur 8 tahun."

"Lalu? Bagaimana kau bertemu dengan kak Fiyoni?" Ucap wanita itu dingin.

"Yaaahh... saat aku bersembunyi di gua aku bertemu dengannya, awalnya biasa saja tapi saat musuh berada di depan gua... dia menciumku dan menggigit leherku..." gumamku pelan.

"Lalu kenapa ikatan kalian bisa sempurna?"

"Yaaah mungkin itu kesalahanku karena meminta pertanggungjawabannya karena dia mengikatku tapi ternyata... aku terikat dengan kakak kandungku sendiri..." gumamku kembali meneguk wine.

"Apa kau menyesalinya?"

"Mau aku sesalipun percuma, seluruh hidupku aku akan terus terikat dengannya."

"Yaahh memang, pasti kau akan sangat menderita di seluruh hidupmu jika kau tidak setara dengan kami..." gumam wanita itu meneguk winenya.

"Apa maksudmu?"

"Keluarga Valentin adalah keluarga petinggi organisasi wilayah bagian, aku petinggi tertinggi organisasi bagian barat, kak Fifiyon petinggi tertinggi organisasi bagian timur dan kak Fiyoni petinggi tertinggi organisasi bagian selatan."

"B-benarkah?" Tanyaku terkejut.

"Yaaah begitulah, diseluruh belahan dunia ada 9 organisasi tertinggi wilayah bagian. Bagian utara, timur, selatan, barat, tenggara. Barat daya, barat laut, timur laut dan pusat. Mungkin... jika kau tidak bisa menjadi petinggi organisasi wilayah bagian, pasti kau akan menderita karena kak Fiyoni tidak suka memiliki pasangan yang lemah!" Ucap wanita itu dingin sedangkan aku terdiam meneguk wine itu sampai habis.

"Aku tidak tahu, aku tidak yakin bisa melakukannya."

"Yaah kalau kau tidak ingin menderita maka kau harus berusaha."

"Hmmm oh ya kata kak Han, aku tidak akan bisa berbicara dan kerjasama denganmu kalau tidak setara denganmu, kenapa kamu mau berbicara denganku?" Ucapku pelan.

"Walaupun aku malas tapi kau kembaranku jadi yaah mau tidak mau aku harus berbicara denganmu, tapi kalau kerjasama... jika kau tidak setara denganku maka aku tidak akan mau bekerjasama denganmu!" Ucap wanita itu dingin dan aku hanya terdiam meneguk wineku hingga habis.

"Entahlah, aku tidak tahu arah tujuan hidupku. Mmm ngomong-ngomong... kemana ayah dan ibu?" Tanyaku pelan.

"Tewas."

"B-benarkah?" Tanyaku terkejut.

"Yaah, mereka tewas dibantai tepat saat kau diculik."

"Benarkah?" Tanyaku terkejut dan wanita itu menganggukkan kepalanya.

"Siapa yang melakukannya?"

"Entah, kami berusaha mencari tahu tapi nihil. Kami susah mencari tahu karena kami agak kesulitan mengumpulkan informasi di wilayah lain."

"Lalu bagaimana cara agar bisa mengumpulkan informasi dan..."

"Menjadi petinggi tertinggi wilayah bagian pusat."

"Benarkah?" Tanyaku terkejut.

"Yaah kekuasaan tertinggi adalah petinggi wilayah bagian pusat. Petingginya sekarang adalah pria yang tua dan sangat menyebalkan, kalau kau bisa membunuhnya dan menggantikan posisinya pasti Fiyoni tidak akan membuatmu menderita!" Ucap wanita itu tersenyum dingin kearahku.

"Tapi... apa aku mampu? Pasti dia akan dijaga ketat oleh pengawalnya dan..."

"Bunuh saat perang dunia mafia."

"Apakah ada? Kapan itu terjadi?" Tanyaku terkejut.

"Lima tahun kemudian!" Ucap Fiyani menatapku serius.

"Lima tahun ya..." gumamku pelan dan kembali merebahkan tubuhku ke tanah.

"Jadi aku harus lebih kuat sebelum lima tahun itu, aku harus membalaskan dendam kematian keluarga Valen dan keluarga Valentin serta mencari tahu siapa yang menculikku ya? Astaga..." batinku pelan.

"Kenapa kau suka kotor-kotoran seperti itu?"

"Bukan suka tapi... membiasakan diri..." gumamku memejamkan kedua mataku.

"Kenapa kau disini Fiyani?" Ucap seorang pria dingin, saat aku akan membuka mataku tiba-tiba seseorang menciumku lembut yang membuatku terkejut.

"Tidak ada, hanya mengobrol dengannya saja."

"Oh, tumben kau mau berbicara dengan orang lain."

"Yaah aslinya malas tapi dia kembaranku jadi mau tidak mau bukan?" Ucap wanita itu dingin, aku membuka mataku dan melihat Fiyoni menciumku lembut dan sebelahnya berdiri pria tampan dengan wajah dinginnya. Dari ketiga orang disekitarku ini aku mengerti bahwa mereka juga memiliki warna mata merah dan wajahnya hampir mirip denganku.

"Tumben, padahal kau membencinya."

"Kalau aku membencinya dan membunuhnya yang ada kak Fiyoni yang memenggal kepalaku. Yaah walaupun aku ingin melakukannya sih..."

"Apa kau mulai berani denganku?" Ucap Fiyoni dingin.

"Ti-tidak... haish aku hanya bercanda loh!" Gerutu wanita itu kesal.

"Ternyata kembaranmu berbeda denganmu ya Fiyani."

"Memang. Dia terlalu lemah."

"M-maaf..." gumamku pelan, Fiyoni memelukku erat dan mengusap pipiku lembut.

"Tidak perlu minta maaf, kau hanya perlu menjadi kuat. Apa kamu mengerti?" Ucap Fiyoni pelan.

"B-baiklah..." desahku pelan.

"Ya sudah udara diluar dingin, kalian berdua istirahatlah. Aku akan melatih istriku dulu..." gumam Fiyoni menggendongku pergi keruang bawah tanah. Fiyoni benar-benar melatihku sangat keras walaupun tubuhku tidak kuat tapi Fiyoni terus memaksakannya.

"Kapan penderitaan ini berakhir?" Batinku sedih.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!