Kim Woo-jin masih bertahan membaca komik romansa remaja karena tertarik pada karakter Shimizu Miyuki, teman masa kecil karakter utama laki-laki dalam cerita. Namun, seperti yang sering terjadi, teman masa kecil biasanya hanya berperan sebagai pemanis di awal kisah dan tidak terpilih sebagai kekasih hingga akhir cerita.
Fenomena ini sudah menjadi klise dalam komik bergenre 'Harem,' yang merujuk pada karakter utama laki-laki dan para gadis-gadis yang menyukainya. Sebuah pola yang, meski berulang, tetap berhasil menarik perhatian pembaca.
"Selalu sama seperti yang lain, hanya saja sifatnya sangat baik dan polos. Tapi menerima semuanya dengan senyuman saat ditolak, sungguh hebat sekali. Awal cerita mereka selalu bersama seperti tidak terpisahkan, tapi setelah SMA, banyak gadis yang mendekati Protagonis Sampah," gumam Kim Woo-jin.
(Penulis : Sudah lama ya nggak ketemu xixixi~ aku sibuk dan lupa password, baru inget dan dah lupa lanjutan cerita yang aku buat ... selamat membaca~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayang_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Genggaman
Satu Genggaman
Film komedi romantis yang dipilih Ren langsung disetujui oleh Miyuki. Ren tahu Miyuki takut dengan film horor, jadi pilihannya kali ini adalah yang terbaik.
Ren dan Miyuki duduk bersebelahan, dengan popcorn dan soda yang sudah mereka bawa. Sambil menikmati film, keduanya larut dalam cerita yang penuh dengan komedi sederhana dan candaan khas pasangan kekasih yang mesra.
Tanpa sengaja, jari Ren dan Miyuki bersentuhan saat mengambil sejumput popcorn.
"Ren-kun, silakan duluan," ujar Miyuki, sedikit gugup.
"Kamu duluan," balas Ren sambil tersenyum.
Miyuki akhirnya mengambil satu popcorn dan memasukkannya ke dalam mulut, mengunyah pelan.
Sementara itu, Ren hanya tersenyum, menikmati alur cerita film yang mengundang gelak tawa. Di sisi lain, Miyuki tenggelam dalam debaran yang semakin kencang.
'Kami belum pacaran, sekarang kami pergi kencan...'
Saat Miyuki tenggelam dalam pikirannya tentang apa yang sedang terjadi, Ren yang duduk di sebelahnya, menonton film, tiba-tiba menoleh. "Apa yang kamu lamunkan?"
"Eh...? Maaf..."
"Jangan terlalu memikirkan masalah waktu itu. Aku tahu semuanya," kata Ren dengan tenang.
"Tahu semuanya?" Miyuki menatapnya bingung.
"Aku percaya sama kamu," jawab Ren sambil tersenyum.
Miyuki langsung merona merah.
"Kamu percaya sama aku, Ren-kun..." gumamnya pelan, hampir tak terdengar.
Tangan Miyuki terulur untuk menyentuh punggung tangan Ren, sayangnya, kini sedang bergerak mengambil popcorn. Miyuki menghela napas, tekadnya yang tadi bulat kini berubah menjadi kegugupan lagi.
Diam-diam, Miyuki melihat catatan kecil yang ada di kantongnya. Setiap tindakan yang harus dilakukan telah disusun rapi.
Miyuki tidak fokus menonton film. Ada banyak hal yang ingin Miyuki lakukan sesuai dengan catatan yang dia bawa. Semuanya dirancang dengan cermat, mulai dari menonton film di awal, yang kebetulan Miyuki harapkan akan menjadi awal dari sesuatu yang romantis.
Menikmati menonton film, Miyuki kembali fokus. Miyuki menyerah karena merasa tidak ada lagi kesempatan. Namun, sesuatu yang tak terduga terjadi, kali ini, Ren menyentuh punggung tangan Miyuki, dan mulai menggenggam.
Dengan inisiatif, Miyuki membalas genggaman tangan Ren, jari-jari mereka saling bertautan. Ren menoleh pada Miyuki, yang menatapnya dengan malu-malu. Sensasi menggelitik dan kehangatan kasih sayang yang diberikan membuat Miyuki merasa bahagia, tanpa sadar menampilkan senyuman. Ren hanya terdiam, terpaku melihat senyuman itu.
Ren mendekat dan berbisik di telinga Miyuki, "Senyummu cantik sekali..." Ren tersenyum menggoda, membuat Miyuki tergagap tanpa bisa berkata apa-apa.
'Curang sekali... Aku belum siap. Kamu sangat curang, Ren-kun...' batin Miyuki gelisah dalam diam.
Saat film selesai, mereka pun bangkit untuk keluar dari bioskop.
Tidak ada yang membahas film yang telah mereka tonton, dari awal cerita hingga akhir. Selama menonton, mereka hanya menyelesaikan setengah jalan tanpa menonton sampai selesai. Ren, yang awalnya menikmati film dengan santai, mulai merasakan suasana yang lebih serius akibat sentuhan di antara mereka.
Tidak jauh dari pusat kota, terdapat sebuah taman. Di sana, terdapat rumah-rumah kecil untuk kucing liar, tempat orang-orang sering memberi makan. Ren pun meninggalkan Miyuki sejenak untuk membeli makanan kucing.
"Lucu sekali, warnanya putih..." gumam Miyuki sambil mengusap-usap kucing berbulu putih itu dengan hati-hati.
Miyuki melihat sepasang kekasih yang sedang memberi makan kucing, menuangkan ke dalam wadah. Miyuki mengamati mereka dengan penuh rasa penasaran, membayangkan jika ia juga bisa melakukannya bersama Ren.
"Kami tidak pacaran..." gumam Miyuki sambil mengelus kucing, tersenyum pahit.
"Maaf kalau aku lama, Miyuki-chan."
"Oh, tidak, Ren-kun, kamu tidak lama..."
"Kamu menyukai kucing itu?"
"Oh, ya. Kucing ini cantik, aku menyukainya~"