Duke Ethan Maverick mencintai Nyxoria Graciella. Mereka bertunangan dan merencanakan pernikahan, namun suatu masalah telah terjadi, keluarga Nyxoria jatuh miskin hingga membuat rencana pernikahan itu ditangguhkan. Tidak hanya jatuh miskin, mereka mempunyai hutang yang cukup banyak. Nyxoria memutuskan untuk meninggalkan Duke Ethan dan memulai kehidupan baru didesa. Bahkan dia bertemu dengan pria tampan yang baik hati. Pria itu bernama Victor Dallie. Dia mengajari banyak hal pada Nyxoria, hidup dalam kesederhanaan. Cinta tumbuh diantaranya, tapi semuanya berubah ketika Duke Ethan kembali menemui Nyxoria. Menagih janji pernikahan mereka yang tertunda. Nyxoria merendah, dia sadar diri akan statusnya yang hanya rakyat biasa, dia meminta Duke Ethan melupakannya dan mengatakan dia telah menemukan hidup barunya bersama Victor. Perasaan cinta berubah menjadi benci, Duke Ethan mencari segala cara untuk mendapatkan Nyxoria. Bahkan jika wanita itu harus dipajang seperti bunga hiasan sekalipun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Egaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 : Hanya seekor lalat
Cerita hanyalah karya fiktif belaka, tidak ada berkaitan dengan kisah nyata, sejarah maupun kejadian yang ada. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat dan latar belakangnya. Mohon maaf, itu hanyalah kebetulan saja. Sekian dan terima kasih. Enjoy for reading book!
Dikediaman Keluarga Graciella, suasana kediaman itu terasa suram dan tidak hidup seperti dulu lagi, disana mulai kosong, seperti rumah yang telah kehilangan jiwanya.
Memaafkan kesalahan seseorang sama saja seperti kita sedang memaafkan diri sendiri, bagi Nyxoria, ayah dan ibunya pasti memiliki alasan menyembunyikan masalah tersebut darinya.
Terutama ibu.. Dia sangat ingin Nyxoria terbang tinggi ke angkasa, menjadi tokoh utama dalam dunia sosial kalangan bangsawan. Tapi kenyataan mereka bukan seorang bangsawan sejati membuat mereka terjatuh ke dalam sumur yang kosong.
"Nyxoria, mengapa kau berbelanja sebanyak ini?" tanya ayah, dia terlihat tidak suka. "Apa kau memiliki banyak uang untuk itu?" tanyanya lagi.
Nyxoria tersenyum, merespon ayahnya dengan tenang. "Aku melakukan apa yang bisa aku lakukan.. memang terkesan boros, tapi inilah yang biasa dilakukan para bangsawan.. iya kan ayah?" tanyanya sambil menoleh ke arah ayah.
Mereka saling berpandangan. Rasa pahit mulai terasa dalam mulut mereka, rasa itu membuatnya mual dan ingin ditumpahkan begitu saja.
"Sebenarnya sikap boros tidak baik juga untuk mereka para bangsawan.. Sikap itu juga akan dinilai buruk.." jawab ayah. Suaranya terdengar lirih.
Nyxoria diam dan tersenyum. 'Aku harus bersikap baik'
Kedua bola mata itu melirik ke arah sudut ruangan itu, mengalihkan segala rasa yang menumpuk, beberapa barang dirumah itu telah habis diangkut keluar, mereka hanya memiliki sedikit waktu disana.
'Mungkin sekitar seminggu lagi waktu yang kami punya, tapi mereka masih tidak mau mengungkapkan masalahnya padaku.. Lebih tepatnya, mereka masih menyembunyikannya.. Kenapa?'
Nyxoria tidak bisa menahannya lagi. "Ayah, sebenarnya aku sudah mengetahuinya.." ucapnya pelan. Mencoba mendekati ayah. Saat itu dia melihat raut wajah ayah yang pasrah, "Aku benar benar mengetahuinya yah.."
Ayah menatap lurus ke depan. "Begitu ya.."
"Iya ayah.. aku sudah mengetahuinya.." jawabnya, dia memegang kedua tangan Ayah. "Ayo kita pikirkan semua ini bersama sama?" pintanya.
"Nyxoria.." Ayah memanggil. "Kau pasti menganggap kami bodoh karena masalah ini, semua masalah ini berawal dari kemauan kami sebagai orang tua.." Ayah menatap Nyxoria dengan sedih.
Nyxoria menggelengkan kepala. "Itu tidak benar Ayah, Ayah dan Ibu sudah berusaha melakukan yang terbaik untukku, kalian telah berhasil membuatku bergabung dengan kalangan bangsawan dan itu benar benar menakjubkan.."
"Hal yang paling aku syukuri ialah bertunangan.. Dari sekian banyak wanita bangsawan sejati.. Duke malah terpikat pada bangsawan rendah dan palsu seperti aku ini, benar benar menakjubkan bukan..?" menghibur diri.
Kesedihan mulai menyelimuti keduanya. "Ayah minta maaf.." suara rapuh itu meruntuhkan dinding kekuatan yang dia bangun. Air mata mulai bergelinangan. Jatuh membasahi kerapuhannya.
'Bagaimana bisa seorang pria dewasa ini menangis? aku sedikit kecewa tapi juga merasa lega disaat yang sama.. Ayah yang selalu kuat didepanku.. bisa sedih dan menangis juga.. Ayah benar benar.. Menangis..'
Clekk.. Suara pintu terbuka, Ibu masuk dan memeluk Nyxoria. "Maafkan Ibu Nyxoria.. Maafkan ibu.. Semua ini karena ibu.. Ibu bodoh.. ibu benar benar bodoh.."
'Pelukan Ibu terasa hangat.. aku merasa seperti berada dalam dekapan malaikat, betapa bahagianya aku saat dipelukannya.. rasanya jika aku dipeluk ibu setiap saat aku bisa menghadapi masalah apapun kedepannya..'
Mereka saling menceritakan dan mulai terbuka antara satu dengan lainnya, Nyxoria menceritakan tentangnya ditinggalkan Duke Ethan bertugas militer, Ibu bercerita tentang kejadiannya dihina Nyonya Amor, kemudian ayah.. dia menceritakan tentang kejadian pada malam acara pertunangan Nyxoria dan Ethan.
Beberapa hari kemudian, masih dikediaman Graciella.
'Pelayan kami mulai berpamitan, kami berpisah seperti keluarga.. Kami menangis dan kami berpelukan, satu hal yang aku syukuri.. Aku bisa membayar gaji terakhir mereka..'
"Nona Nyxoria.. aku.. kapan kapan aku.. aku akan pergi menemuimu!" isak tangisnya memecah, memeluknya dengan penuh tangisan sedih dan prihatin.
Mata Nyxoria mencari sosok yang paling dia sayang, 'Bi Dane.. Kemana dia?' pandangannya menjauh, orang yang dia cari tidak ada dimana pun.
'Apa Bi Dane pergi tanpa berpamitan denganku?' tanya Nyxoria didalam hati. 'Mungkin saja begitu, apa lagi yang ingin diharapkan dari majikan yang jatuh miskin?'
Nyxoria bersenandung menghibur diri, mengemaskan barang barang terakhir yang dia punya. 'Kemana ayah akan membawa kami?' tanyanya lagi, kemudian saat dia mengemas barangnya, dia melihat ke arah cincin pertunangan mereka.
Dia tersenyum pahit seperti meneguk racun yang tidak mematikan, namun bisa melumpuhkannya. 'Aku tidak menduga ayah dan ibu mendapat hinaan dari Nyonya Amor saat pertunanganku.. undangan makan malam? Itu sangat konyol.. secara terang terangan dia tidak menyukai ayah dan ibuku, lalu mengapa dia menerima pertunanganku? Harusnya dari sebelum bertunangan dia menghentikannya, malah melanjutkannya, Nyonya Amor sungguh licik!'
Nyxoria melepaskan cincin pertunangan itu, kemudian tersenyum kecil. 'Bersiap untuk hari baru dan lembaran hidup yang baru, menjadi rakyat biasa? Aku pasti bisa!'
Keesokan harinya, Nyxoria berbelanja seperti biasanya, membeli sayur dan buah buahan segar. Ada beberapa wanita yang mengenalnya, berbisik dan menggosipkan tentang dirinya.
"Bukankah itu Lady Graciella?" bisiknya. "Bukan, gelar itu palsu, dia hanyalah rakyat biasa seperti kita!" sahut salah satu dari mereka.
Nyxora mengabaikan mereka, terus berbelanja tanpa merasa risih dengan kehadiran mereka, prinsip Nyxoria yang baru. 'Mengabaikan lalat sangat mudah, hanya perlu bersih dan tidak kotor.. tapi jika lalat itu mulai mendekat dan membuatmu kotor.. Plak! Suara pukulan tangan, musnahkan lalat itu.. Hehehe' Nyxoria tertawa dalam hati.
Tak lama kemudian salah satu dari wanita itu sengaja menabrak bahu Nyxoria, bahkan menjatuhkan barang belanjaannya sendiri. "Aduh ya ampun! Belanjaanku.." memulai sandiwara.
Nyxoria menoleh ke arahnya, kemudian kembali sibuk berbelanja. 'Lalat..' pikirnya, dia mengambil buah apel yang terlihat segar itu kemudian membelinya. "Tolong bungkuskan buah apel ini lalu berikan pada pelayanku" ucap Nyxoria santai.
"Di-dia mengabaikanku?" gumamnya, melihat ke arah barang belanjaannya yang berantakan dibawah kaki Nyxoria. Bahkan beberapa barang itu nyaris dipijaknya.
"Nona.. Pelayan mana yang kau maksud? Apa pelayan itu yang telah menabrak bahumu tadi?" tanyanya, dia merasa bingung.
Nyxoria menoleh, kemudian melirik ke arah belakang, tidak ada pelayan yang mengikutinya. "Sepertinya aku lupa.. berikan bungkusan itu padaku.." jawab Nyxoria santai.
Wanita tadi menggeram melihat kelakuan Nyxoria, dia menarik bungkusan itu kemudian menjatuhkannya. Buah Apel pun berhamburan kemana mana, kemudian tersenyum sinis dan berkata. "Pelayan? pelayan mana yang mau bekerja dengan orang miskin sepertinya? Kenyataan dia itu jatuh miskin juga sangat jelas, kalian pasti juga sudah mendengarnya, keluarganya dituntut ganti rugi karena masalah gelar yang mereka beli!"
Kini mereka menjadi pusat perhatian orang orang yang sedang berbelanja. Nyxoria hanya diam dan bersikap baik. 'Tenang.. Hanya seekor lalat..' Dia mengabaikan wanita itu, memungut buah apel yang berhamburan itu dengan tenang.
Semua orang mulai memandang wanita itu, dia seperti wanita jahat yang mengganggu wanita lemah. "Khhk! Sialan.. mengapa kalian malah memandangku seperti itu?" dia terlihat kesal. "Wanita ini yang menjatuhkan barang belanjaanku duluan!"
Sett! Nyxoria berdiri tegap didepannya, menatapnya dengan tatapan tajam dan dingin, hanya dengan mata saja, Nyxoria juga bisa memberi peringatan dan juga menekan lawan bicaranya. 'Perhatikan ucapanmu itu sebelum aku hilang kesabaran..'
Wanita itu merasa tertekan, kemudian Nyxoria kembali memungut buah apelnya, saat akan mengambil apel terakhir, apel itu malah dipijak hingga hancur didepan matanya. Otaknya mulai berdengung.
Nyxoria merasa apel itu ialah dirinya, dipijak dan juga dihancurkan dengan begitu mudah. 'Lalat.. Itu hanya lalat..itu hanya lalat.. Itu hanya..!'
"Barangku nyaris kau pijak! Jadi kita impas sekarang.." ucap wanita itu dengan senyuman licik, kemudian dia berbalik dan melangkah pergi.
"Lalat bau!!" teriak Nyxoria. Memegang buah apel itu sekuat tenaga kemudian melemparnya ke arah wanita itu. Syuttt!!
"A-apa? Lalat bau?" Wanita itu berbalik dan alhasil apel itu mengenai batang hidungnya dan berbunyi.. Krek!
'Ugh!! Apa baru saja aku mendengar bunyi krek?'
.
.
.
Bersambung!
Oh ya.. jangan lupa mampir dan baca juga
“Pembalasan bibi licik” pengen tahu penilaianmu.. secara aku msh amatir 😬