Ongoing - Sedang Berlangsung ⁉️
Sinopsis.
Di Dunia dan pada zaman ini, sudah menjadi kewajiban dan lumrah untuk seseorang menjadi kultivator. Dunia ini menjadi 7 bagian benua terpisah dan begitu banyak kultivator di dunia ini yang begitu kuat. Namun di sebuah desa terpencil ada fenomena menakjubkan dikala seorang bayi laki laki lahir dari kedua pasangan yang berada di desa terpencil itu.
Bagaimanakah kelanjutan kisah dari Legenda Kaisar Dewa Matahari ini ?
Rilis episode setiap hari nya dan jangan lupa like, komen dan follow ya. Terima Kasih sudah menikmati kisah novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andriy Ananta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Musnah
Keadaan dan kondisi penduduk di desa Wudang saat ini sedang bergembira dan senang sekali atas kelahiran putra pertama dari Qi Wei dan Huang Ling yang bernama Qi Yuan.
Konon dalam cerita legenda yang pernah disebutkan Kakek Fei menurut buku kuno, seseorang yang mempunyai tanda atau simbol "Zenyang" akan mengguncang langit.
Dia pun hanya menganggap itu sebagai cerita fiktif belaka dan sekarang kejadian yang pernah dibaca nya di dalam buku kuno itu terjadi, bayi laki laki bernama Qi Yuan ini lahir dari sepasang kekasih bernama Qi Wei dan Huang Ling.
Tetapi, Kakek Fei merasakan pertanda buruk akan terjadi disaat setelah melihat Qi Yuan dilahirkan saat sebelum matahari terbit dini hari tadi.
Karena pada saat kelahiran Qi Yuan, Qi Wei dan Huang Ling juga merasakan bahwa kekuatan luar biasa atau Qi Spiritual Murni yang dikeluarkan anaknya itu akan mengundang seseorang dari jarak ribuan mil.
Pada saat ingin pergi pun mereka berdua bersiap-siap seolah-olah akan ada yg terjadi, karena Qi Spiritual Murni anaknya pada saat itu memang luar biasa sekali sampai-sampai energi emas Qi Yuan bisa membelah langit.
Fluktuasi energi yg sangat dahsyat pun terjadi hingga gelombang energi Qi Spiritual Murni itu mencapai beberapa ribu mil dari desa Wudang dan karena itu juga Qi Wei dan Huang Ling sudah menyiapkan dirinya. Lalu, mereka juga tak lupa mengisi energi qi masing-masing untuk berjaga-jaga.
Woaaaah
Yaaaaaaa
Hahahahaha
Tawa dan wajah penuh dengan rasa gembira terlihat di setiap penduduk desa begitu pun Kakek Fei, Qi Wei dan Huang Ling pada sore hari ini dikala pesta meriah ini akan berakhir sedikit lagi.
Selang beberapa waktu, Qi Wei dan Huang Ling merasakan adanya sekelompok kultivator yang sedang mengarah ke tempat ini. Begitu cepatnya Huang Ling menyerahkan Qi Yuan kepada Qi Wei.
" Jangan berpikir kau bisa mengatasi mereka Ling'er, jangan terlalu egois. Kita belum mengetahui apa maksud mereka datang ke desa Wudang. "
Cegah Qi Wei kepada istrinya sambil memegang tangan nya dengan erat dan menatap matanya.
" Akan kudengarkan kali ini, ku harap tidak akan terjadi apa-apa disini. "
Jawab Huang Ling sambil kembali ke tempat duduk yang berada di samping Qi Wei.
Dikala mereka berdua merasakan perasaan tidak nyamannya karena ada sekelompok orang yang akan datang kesini, Kakek Fei pun juga merasakan hawa kedatangan kelompok itu dan mulai berbisik kearah Qi Wei dan Huang Ling.
" Kalian berdua sebaiknya menjauh dari desa Wudang sekarang dan jangan sampai berbalik melihat kearah sini. Cepat ! "
Suruh Kakek Fei kepada Qi Wei dan Huang Ling sambil memegang erat bahu mereka berdua dengan tatapan seriusnya.
Namun, Qi Wei dan Huang Ling tidak mau meninggalkan desa Wudang yang sudah berbaik hati menerimanya untuk menjadi sebagian dari mereka beberapa tahun lalu.
" Tidak, tidak akan aku meninggalkan desa ini orang tua. Kau masih saja selalu melindungi warga mu, jangan berpikir aku akan kabur begitu saja wahai pak tua haha. "
Ucap Qi Wei kepada Kakek Fei sang kepala desa Wudang dan dilanjutkan dengan anggukan dari Huang Ling yang berada di sampingnya.
Mereka akhirnya dengan santai menunggu kedatangan kelompok tersebut, lalu beberapa menit kemudian datanglah para kultivator yang disebutkan oleh Qi Wei, Huang Ling dan Kakek Fei.
Swoosh......
Para penduduk desa Wudang terkaget akan datang nya para kultivator-kultivator tersebut dan langsung menghentikan aktivitas mereka yang sedang berpesta, namun yang membuat para penduduk desa itu lebih kaget adalah para kultivator tersebut mengendarai sebuah pedang dan sekarang ada tepat di atas mereka.
" Wahai tuan yang sedang berada disana maaf sebelumnya, ada apa sampai-sampai kalian kesini ? "
Tanya Kakek Fei kepada sekelompok kultivator tersebut yang sedang berada di atas nya.
Tanpa basa-basi satu orang dari sekelompok kultivator yang berada di depan mengatakan bahwa dirinya menginginkan keberadaan yang mengeluarkan fluktuasi energi besar pada saat terbitnya matahari tadi pagi.
" Aku menginginkan keberadaan orang yang mengeluarkan energi yang sangat besar pada saat beberapa waktu tadi pak tua, apakah kau bisa memberitahunya ? "
Tanya seorang kultivator yang sedang menaiki sebuah pedang dilangit pada saat ini sambil menanyakan keberadaan orang yang mengeluarkan energi qi yang sangat besar tersebut.
Namun dengan rasa percaya diri Kakek Fei menjawab bahwa mereka yang berada di desa Wudang ini tidak mengetahui apa yang dimaksud pria itu.
" Maafkan aku Tuan, aku tidak mengetahui keberadaan yang anda tanyakan. "
Jawab Kakek Fei dengan lantang kearah para kultivator pria yang ada dihadapannya tersebut sambil melakukan gestur tubuh seolah-olah tidak mengetahui apapun tentang keberadaan yang membuat fluktuasi energi qi pada saat itu.
" Hhhh, sebaiknya kita tidak bertanya seperti itu kakak. Kita harus memakai cara seperti biasa. "
Ujar pria satunya yang berada diantara para kultivator tersebut sambil berbisik kepada pria pertama yang menanyakan tentang keberadaan fluktuasi energi qi barusan.
" Yang membuatku bingung ialah, apakah itu seseorang ataukah itu suatu benda kuno yang biasa disebut artefak ? Aku ikuti saja cara adikku seperti biasa. "
Dalam hati si pria yang seperti pemimpin para sekelompok kultivator tersebut, lalu si pria itu pun menyuruh sembilan orang yang dibelakangnya untuk menggeledah satu per satu penduduk desa Wudang karena tidak mempercayai akan apa yang dikatakan oleh Kakek Fei pada saat ini.
Dengan sigap para kultivator dibelakang si pria itu pun langsung turun ke bawah dan menghampiri para penduduk desa untuk memaksa mereka menjawab pertanyaan pemimpinnya itu dengan jujur.
Tak lama berselang, Qi Wei dan Huang Ling tidak bisa hanya diam saja seperti orang yang tidak bertanggung jawab akan apa yang terjadi di depan mata mereka. Apalagi para kultivator itu sudah mengancam semua penduduk desa dengan pedang yang berada di tangan para kultivator itu.
Tang
Tang
Tang
Suara dari batu yang dilemparkan tiba-tiba oleh Qi Wei ke arah sebuah pedang yang dipegang untuk mengancam beberapa penduduk desa.
" Siapa itu ? "
" Siapa yang berani membuat kekacauan padaku ? "
Pertanyaan dari salah satu kultivator pedang tersebut sambil melihat kiri kanan karena tidak mengetahui siapa yang tiba-tiba berani mengacaukan rencana mereka secara diam-diam.
Tetapi tidak ada satupun yang mengakui perbuatan tersebut, sekelompok kultivator yang saat ini sedang mengancam warga desa pun geram karena seseorang secara tiba-tiba menyerang.
Adik dari pemimpin para kultivator tersebut langsung mengeluarkan energi qi di jarinya yang terlihat seperti sebuah pedang dan melancarkan serangan kepada dua penduduk desa Wudang.
Slash
Slash
Hanya beberapa menit satu per satu penduduk desa Wudang merenggut nyawa nya pada malam hari ini. Qi Wei, Huang Ling dan Kakek Fei pun tidak bisa hanya tinggal diam. Mereka pun membantu para penduduk desa melawan sepuluh kultivator yang ranahnya diatas mereka.
Ranah di dunia ini terbagi sebagai berikut.
Ranah Tingkat Awalan.
• Qi Refining ( Tingkat 1 - 9 )
• Qi Foundation ( Tingkat 1 - 9 )
• Golden Core ( Tingkat 1 - 9 )
Ranah Tingkat Menengah.
• Qi Transformation Realm ( Tingkat 1 - 9 )
• Spiritual Formation Core ( Tingkat 1 - 9 )
• Nascent Soul ( Tingkat 1 - 9 )
• Core Transformation ( Tingkat 1 - 9 )
Ranah-ranah kultivasi yang berada di dunia ini dibagi terpisah seperti diatas.
Slash
Swoosh
Cling
Para sekelompok kultivator yang membantai penduduk desa Wudang saat ini berada di ranah Golden Core seperti yang dikatakan oleh Qi Wei, Huang Ling dan Kakek Fei.
Qi Wei yang saat ini berada di Qi Foundation tingkat 8 hanya bisa bergabung dengan istrinya dan Kakek Fei untuk melawan sepuluh orang kultivator tersebut.
Huang Ling hanya berbeda satu tahap dengan Qi Wei, dia memiliki energi qi Yin yang sangat dingin ketika masih kecil dan energi qi tersebut yang saat ini bisa meningkatkan kultivasi nya sampai pada saat ini yaitu Huang Ling sudah berada di ranah Qi Foundation tahap akhir.
Dan juga Kakek Fei adalah orang yang paling tinggi ranahnya di desa Wudang sebelum datang nya Qi Wei dan Huang Ling, kini Kakek Fei berada di ranah Qi Foundation tingkat lima.
Tetapi, walaupun mereka bertiga menggabungkan kekuatannya untuk melawan sekelompok kultivator tersebut dengan segenap kekuatan mereka, mereka tetap tidak bisa menang melawan ranah Golden Core yang memang sudah berbeda tahapan dan kekuatannya sangat jauh dari apa yang dibayangkan.
Kini, semua penduduk desa Wudang sudah dibantai dan hanya menyisakan Qi Wei, Huang Ling dan Kakek Fei. Namun, mereka bertiga sudah membunuh lima dari sekelompok kultivator pedang tersebut dan hanya menyisakan lima orang lagi yang tersisa.
Walaupun sudah membunuh lima orang kultivator pedang yang ada dihadapannya, energi qi mereka sudah di ambang batas dan akhirnya Qi Wei menyuruh Huang Ling untuk membawa anak semata wayangnya itu yang tak lain adalah Qi Yuan.
" Cepat pergi dari sini, kalau terus-terusan bertarung seperti ini kita tidak bisa melawan mereka. Cepatlah selamatkan anak kita ! Aku mohon ! "
Ujar Qi Wei kepada Huang Ling sambil membantu Kakek Fei menahan serangan pedang yang diselimuti energi qi dari berbagai arah.
Namun reaksi Huang Ling terhadap perkataan Qi Wei berbeda, dia memberikan segelintir energi qi yang dikeluarkan melalui dahi nya kepada anaknya dan membuat sebuah plat seperti sebuah es berbentuk segi panjang kecil lalu membuatnya seperti kalung, Huang Ling pun mengukir kalung es tersebut menggunakan jarinya.
Klesss
Slash
Terukir lah nama anaknya di kalung es tersebut "Qi Yuan". Kemudian, Qi Wei yang saat ini sedang menghadang serangan-serangan mematikan dari sekelompok kultivator pada saat ini tiba-tiba mengeluarkan energi qi yang sangat panas dari dalam meridian nya.
Bwooosh
" Haha aku hampir lupa kalau tubuhku bisa melampaui batas dengan mengubah esensi energi qi ku menjadi esensi darah api haha. Lihat aku pendekar pedang sialan, akan ku musnahkan kau bersama-sama ! Haaa ! "
Ucap Qi Wei dengan lantang menantang semua kultivator pedang tersebut dan termasuk pemimpin mereka dengan energi dari esensi darahnya yang meluap-luap hingga rumput disekelilingnya terbakar menjadi abu.
Huang Ling pun mengetahui kalau suaminya akan bertarung hingga mati, namun dirinya melanjutkan pekerjaan nya untuk membuat Qi Yuan selamat.
Keranjang es pun sudah dibuat nga hanya dalam hitungan detik, namun itu sudah cukup untuk menyelamatkan anaknya dan Huang Ling pun menghempaskan keranjang es yang di dalam nya terisi anaknya itu ke arah sungai besar di ujung pedesaan Wudang.
Wooosh
" Selamat tinggal anak ku, semoga kenangan dan ingatan kami bisa kau lihat kelak nanti. "
Ucap Huang Ling dengan tetesan air mata di pipi nya dan isakan tangis sambil berbalik untuk menemani Qi Wei dan juga Kakek Fei yang saat ini mati-matian bertarung dengan para kultivator tersebut.
Malam hari pun berselang dengan pertarungan dahsyat dari Qi Wei, Huang Ling, Kakek Fei dan juga para sekelompok kultivator pedang yang ingin merampas anaknya. Namun, diakhir pertarungan pemimpin kultivator pedang tersebut mengetahui kalau anak dari pasangan kekasih itulah yang sudah mengeluarkan fluktuasi energi yang sangat besar dan sampai membelah langit pada saat itu.
Kerusakan besar pun terjadi di desa Wudang dan pertumpahan darah juga sudah terjadi disini. Pada saat ini hanya tersisa Qi Wei yang sedang sekarat dikarenakan sudah melampaui batasan nya sendiri, para kultivator pedang yang tersisa pun juga sudah binasa tanpa ada nya jejak sama sekali.
Kakek Fei sang kepala desa pun sudah terbaring tanpa nyawa di hadapan Qi Wei dan kini badan Huang Ling sedang berada di pangkuan Qi Wei karena pada saat pertarungan tadi Huang Ling tak sengaja terkena ledakan energi qi dari pedang musuh dan akhirnya meregang nyawa.
" Pada akhirnya aku tidak bisa melindungi istri dan anak ku, persetan dengan langit ! Aku harap di kehidupan selanjutnya bisa memperbaiki kesalahanku padamu Ling'er, Qi Yuan. Maafkan aku. "
Kata-kata terakhir Qi Wei kepada dirinya sendiri karena merasa bersalah kepada istri dan anaknya ketika sudah diambang kematian nya.
Glak
Tubuh Qi Wei pun terjatuh seketika kesamping dan tangan nya pun tetap memegang erat tangan Huang Ling istrinya yang sudah tidak bernyawa dipangkuan dirinya.
Malam kelam begitu senyap di perbatasan provinsi Qingyun sudah terlewati dan akibat dari pertempuran antara penduduk desa Wudang melawan para kultivator pedang beberapa saat lalu mengakibatkan musnah nya desa Wudang di provinsi Qingyun saat ini.
Desa Wudang kini hanya tinggal kenangan dan anak dari sepasang kekasih bernama Qi Wei dan Huang Ling pun tidak diketahui keberadaannya dimana.
Bersambung.